Seorang gadis tengah duduk di rumah sakit tempat ayahnya bekerja, ia duduk di taman rumah sakit. Ketika matanya memandang banyak pasien yang sedang berkeliaran tak sengaja ia melihat seorang laki-laki yang ia tebak adalah salah pasien di rumah sakit tersebut.
Tapi pandangan laki-laki itu kosong seolah tak ada gairah hidup. Bibir dan mukanya juga pucat. Saat ingin melangkah menghampiri laki-laki itu suara seseorang menghentikan langkahnya.
"Nak, sedang apa?" tanya Ayah gadis itu.
Gadis itu menoleh dan mendapati ayahnya sedang tersenyum lembut padanya.
"Tak ada, Ayah. Aku ingin bertanya, boleh?"
Ayah gadis itu mengangguk lalu mengelus pelan rambut anaknya.
"Siapa laki-laki di sana? Apa Ayah mengenalnya?" tunjuk gadis itu.
Sang ayah melihat arah yang ditunjukkan anaknya.
"Oh, dia," kata Ayah gadis itu.
Gadis itu mengangguk.
"Kenal tidak, Ayah?"
"Ayah kenal, kok."
Sontak gadis itu memandang Ayahnya dengan mata berbinar.
"Tapi Ayah nggak bisa kasih tahu siapa dia. Itu adalah privasi, Nak," terang Ayah gadis itu.
Seketika gadis itu menundukkan kepala.
"Ya sudah."
"Maaf, Nak. Agar anak Ayah tidak kecewa maka akan Ayah traktir ice krim. Bagaimana?" tawar Ayah gadis itu.
Dengan semangat gadis itu mengangguk. Keduanya beranjak dari taman dan mulai menjauh. Tapi sebelum benar-benar pergi dari taman, gadis itu menoleh ke belakang tepat di mana laki-laki itu duduk. Tanpa disangka, laki-laki itu juga sedang menatap gadis tersebut.
Karena ketahuan menatap gadis itu, laki-laki itu segera mengalihkan pandangannya. Gadis itu terkekeh melihat kelakuan laki-laki tersebut.
"Semoga kita bertemu lagi," kata gadis itu.
***
Halo, teman-teman👋
Selamat malam 🌙
Jangan lupa baca prolog cerita aku ya^^
Jangan lupa juga vote and komen⭐
Terimakasih sudah baca cerita aku 💜
Jangan lupa next ➡
Happy reading 📖
KAMU SEDANG MEMBACA
NADA [COMPLETE]
Teen FictionSeorang gadis SMA melakukan pengamatan atau bahasa kerenya adalah observasi. Biasanya observasi dilakukan pada fenomena alam, tidak dengan gadis itu. Ia melakukan observasi pada makhluk hidup alias manusia. Bukan pengamatan seperti meneliti organ ma...