"Eoh siapa ini?" Ucap Moonbyul melihat nomor tidak dikenal itu. "Hallo?" Ucap Moonbyul tanpa ragu menjawabnya.
Jungkook terdiam mendengar suara Moonbyul, suara yang akhir-akhir ini jarang ia dengar. "Apa yang seharusnya dikatakan?" Batin Jungkook bertanya, apa ia langsung meminta maaf karena tidak mengabari Moonbyul tentang kepindahannya atau langsung bercanda seperti tidak terjadi apa-apa?
"Halo?" Ucap Moonbyul lagi karena tidak mendapat jawaban dari penelpon. "Apakah salah sambung?" Bisiknya sendiri sambil melihat layar telponnya. "Sepertinya anda salah sambung, akanku ma–"
"Andwae noona!" Ucap Jungkook mendadak ketika Moonbyul akan mematikan telponnya. "Eoh?"Moonbyul mengerutkan dahinya ketika mendengar suara yang familiar ini.
"Jungkook?" Ucap Moonbyul memastikan sang penelpon.
Darah Jungkook mengalir kencang ketika Moonbyul tahu dengan suaranya. "Eoh...ah...hmmm" Jungkook menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu dengan canggung.
Moonbyul tidak tahu dengan apa yang harus ia ucapkan begitu juga dengan Jungkook.
Lama mereka saling diam tanpa mengatakan satu katapun sebelum Jungkook membuka suaranya.
"Mian noona"ucap Jungkook memberanikan diri.
"Kenapa meminta maaf?" Jawab Moonbyul dingin. Jungkook menaikkan kepalanya kaget atas ucapan Moonbyul. "Aku..." ia tidak tahu apa yang harus ia ucapkan.
Moonbyul menghembuskan napasnya"Dimana sekarang? Kenapa tidak ada dirumah?" Tanya wanita itu.
"Aku...pindah" jawab Jungkook ragu, kenapa ia malah ragu mengucapkan hal yang sebenarnya? Apakah ia takut menyakiti Moonbyul? Tapi apakah Moonbyul benar-benar peduli dengan dirinya?
"Aku tahu, aku kerumahmu. Tapi kemana?" Balas Moonbyul lagi. Moonbyul sebenarnya lega karena tidak terjadi hal-hal yang aneh pada Jungkook.
"Aku pergi untuk belajar, noona tahu aku harus melanjutkan perusahaan ayahku" balas Jungkook tidak kunjung menyebutkan kepindahannya.
"Jadi, pindah kemana Jungkook?" Tanya Moonbyul lagi sedikit kesal karena ia tidak kunjung menemukan jawaban yang dia inginkan.
Lama Jungkook diam sebelum menjawab pertanyaan dari Moonbyul. "Amerika, aku disini sekarang" jawabnya pelan.
Mendengar jawaban Jungkook, Moonbyul terdiam. Ia berpikir Jungkook tidak akan pindah jauh karena perusahaan ayahnya tapi ini jauh dari dugaannya.
"Aku akan fokus kuliah bisnis disini dan harus selesai dalam waktu singkat agar aku bisa kembali dan melanjutkan perusahan appa"
Moonbyul masih terdiam, ia berpikir kenapa Jungkook tega tidak memberi tahunya ketika ia akan pindah sejauh itu. Kenapa Jungkook tidak mengabarinya agar ia bisa bertemu dengannya secara langsung sebelum terpisah jauh dengan waktu yang tidak diketahui itu.
"Noona maafkan aku untuk meminta menungguku lagi" ucap Jungkook pelan. "Noona masih memegang janji itukan? Aku tidak memberi tahu noona tentang hal ini karena akan membuatku ragu untuk pergi" jelas Jungkook.
Moonbyul menarik napasnya kembali sebelum bicara"Terlihat mudah ya menyuruh seseorang untuk menunggu?" Suaranya bergetar mencoba untuk tidak menangis. "Apakah aku semudah itu?" Tambahnya.
Jungkook terkejut atas pengakuan Moonbyul."Bersikap seolah telah dewasa padahal ini sangat kekanakan Kook, kau menyuruhku untuk menunggu hingga kau selesai dengan kuliahmu?" tanya Moonbyul"Sangat egois!"
"Noona..."
"Kenapa aku tidak boleh ikut campur dalam masalahmu? Kenapa aku tidak boleh membantu? Kenapa aku tidak diberi tahu tentang kepindahan itu? Kenapa kau berusaha sendiri padahal aku ingin membantu!" Air mata Moonbyul mulai mengalir seiiring ungkapannya untuk Jungkook.
"Ingin jadi lelaki yang keren hah?" Tambahnya lagi. "Menyelesaikan masalah sendiri tanpa bantuan orang lain?"
Jungkook hanya bisa menundukkan kepalanya, ia tahu ia salah, tapi ia juga tidak bisa membiarkan Moonbyul ikut kedalam masalahnya. "Maafkan aku" hanya itu ucapan yang bisa keluar dari mulut Jungkook sekarang.
"Atau hanya aku disini yang punya perasaan lebih?" Ucap Moonbyul lagi sambil menghapus air matanya. "Tidak! Sama sekali tidak!" Balas Jungkook meluruskan.
"Noona tahu perasaanku dari lama" balas Jungkook. "Hah!" Balas Moonbyul tidak percaya.
Jungkook kembali diam, kali ini ia meresapi perkataan Moonbyul. Apakah benar ia egois? Tapi jika Moonbyul memiliki perasaan yang sama dengannya bukankah Moonbyul juga akan setia menunggunya. Jungkook berpikir lebih keras lagi, ia menutup matanya dengan erat.
Ia membuka matanya setelah menemukan jawaban, benar, ia egois meminta Moonbyul menunggunya disaat ia berada disini, Moonbyul berhak mendapatkan perhatian dari seseorang dan kenapa Jungkook dengan egois menyuruh Moonbyul untuk menunggunya sedangkan ia disini tidak bisa memberikan apa-apa untuk Moonbyul.
Tapi Jungkook tidak bisa melepaskan Moonbyul begitu saja. Ia telah menyukai wanita itu sejak lama dan tiap hari makin dalam perasaan yang ia rasakan. Tidak, tidak boleh Jungkook melepaskan Moonbyul begitu saja.
"Lalu apa yang harus aku lakukan?" Ucap Jungkook pelan.
Moonbyul berpikir sejenak, apa yang hati kecilnya benar-benar inginkan. Jujur Moonbyul tidak masalah dengan menunggu, tetapi ia ingin Jungkook jelas dengan hubungan ini, jika Jungkook serius ungkapkan dan ia akan terima hubungan jarak jauh, tapi jika Jungkook ragu ia juga tidak suka jika seperti itu. Moonbyul juga tidak ingin berharap lebih disaat hubungan mereka tidak ada apa-apanya.
"Bersikap dewasa Kook. Jangan suruh seseorang menunggu dengan hal yang tidak jelas"ucapnya setenang mungkin.
"Aku memang egois, mian" sahut Jungkook. "Dengan bodohnya aku tidak tahu jika noona tidak suka akan hal itu. Mengikat noona dengan hubungan yang tidak jelas sangat tidak masuk akal" ucapnya tertawa sekenanya. Jungkook kembali diam untuk kembali berpikir.
"Aku bisa menjalani hub–"
"Sebaiknya noona tidak usah menungguku" ucap Jungkook memotong ucapan Moonbyul. Jantung Jungkook berdetak kencang ketika mengatakan hal ini. Terasa sakit tapi itu yang dapat ia ucapkan.
"Maafkan aku membuat noona bingung, noona berhak untuk meneria seseorang yang lebih baik dariku. Jangan menungguku lagi noona" ungkap Jungkook.
Moonbyul menutup matanya kecewa. "Betapa mudahnya membalikkan perasaan seseorang" sindir Moonbyul. Ekspektasinya untuk berbagi cerita dengan Jungkook hilang, bahkan ia berniat untuk menanyakan masa kecil Jungkook apakah benar pria kecil yang menyukainya dulu adalah Jungkook,
"Ba-baiklah, Kook. Jika itu maumu, aku juga lega tidak akan menunggu seseorang yang tidak jelas" balas Moonbyul yang sebenarnya setengah hati ia ungkapkan itu.
"Noona, tapi–" ucap Jungkook menahan Moonbyul mematikan telponnya. "Aku akan mencari noona lagi ketika kembali"
"Mmm kita lihat bagaimana keadaannya saat kita bertemu nanti" balas Moonbyul. "Baiklah selamat berjuang, Jungkook"
"Noona maafkan aku, sampai–"telpon terputus ketika Jungkook belum selesai dengan perkataannya. Dengan nanar Jungkook menatap kejendela, ia tidak menyangka menjadi seperti ini. Terlalu mendadak baginya hingga terasa seperti mimpi.
"Semoga disaat aku kembali, noona bersedia menerimaku" sahut Jungkook mangalihkan pandangannya pada telponnya itu.
Sedangkan Moonbyul disisi lain mencoba untuk tegar, "Aku tidak ada hubungan apa-apa dengannya, tapi kenapa rasa seperti baru putus saja ya"ucapnya tersenyum miring padahal matanya sudah berkaca-kaca.
~***~
Maaf bgt ga jadi selesaiin cerita ini sesuai janji:(
Mendadak sibuk bgt dan pas mau nulis udh ketiduran duluan, hehehe.
Semoga bisa sabar menunggu yaa^^
Jangan lupa vote dan komen yaa!!><
KAMU SEDANG MEMBACA
Gangsta Noona, I Love U [ Moonbyul x Jungkook ]
Fanfiction[SELESAI] Jeon Jungkook ( BTS ) Moon Byul Yi ( Mamamoo) ENJOY ARMYMOO❣️