Dag Dig Dug

84 10 0
                                    

BRAKKK!!!

Eliya menggebrak meja milik Debby dengan keras di hadapan pemiliknya secara langsung. Kyara ikut terkejut dan Debby lebih memilih melindungi sahabatnya ketimbang meladeni Eliya.

"Lo itu sadar nggak sih Kak? Lo itu lebih tua daripada Veyza! Kok bisa lo berani deketin berondong? Cewek macam apa lo?," tanya Eliya, tajam.

"Lo itu ngomong apa sih? Sohib gue nggak deketin Vey ya!," Kyara berbalik naik pitam setelah mendengar tuduhan Eliya.

"Alah, nggak usah sok belain sohib lo deh! Udah jelas banget dari kemarin kalau Veyza lebih perhatian ke dia! Kalau bukan karena dia yang godain Veyza duluan, menurut lo karena apa? Nggak mungkin ya seorang Veyza Seven B yang populer itu mau jadi berondong simpanan cewek kaya' sohib lo ini kalau bukan dia duluan yang godain!," tuduh Eliya.

PLAKKK!!!

Satu tamparan mendarat di wajah Eliya dengan keras. Eliya menatap tajam ke arah orang yang berani menamparnya.

Difta!

Tita tersenyum miring di samping Difta dengan santai.

"Oh..., jadi lo ngebet banget pengen jadi pacarnya Vey karena dia anggota Seven B yang populer? Kenapa alasan ini sudah biasa banget ya mondar-mandir di kuping gue?," ejek Tita.

Difta semakin mendekat ke arah Eliya hingga Wanita itu tersudut ke dinding kelas 11 IPA. Tatapan tajam ia berikan sehingga Eliya gemetar ketakutan.

"Rizal udah babak belur di belakang Sekolah! Key yang hajar dia! Sekarang lo mau gue hajar kaya' si Rizal, atau minta maaf sama Kak Debby dan jangan pernah usik dia lagi?," tawar Difta, masih berbaik hati.

"Gu..., gue..., gue...," Eliya ketakutan.

"JAWAB!!!," bentak Difta.

Tita terkekeh di tempatnya berdiri.

"Tadi kaya' singa lo, kok sekarang mendadak kaya' kutu? Nyali lo kaya' kerupuk banget sih," ejek Tita sekali lagi.

Eliya pun bergegas bersimpuh di samping Debby, karena Debby masih duduk di kursinya sejak tadi.

"Ma..., maafin gue Kak. Gue minta ampun, gue janji nggak akan usik ketenangan lo lagi dan gue juga minta maaf soal tuduhan gue ke elo mengenai Veyza," pinta Eliya gemetar.

Debby menatap Difta dan Tita yang sepertinya memang sudah siap menerkam siapa saja saat itu. Ia kembali menatap Eliya.

"Iya, gue maafin. Lo minta maaf juga sana sama Vey..., omongan lo jahat banget tadi, nuduh-nuduh dia mau jadi berondong simpanan. Vey itu baik banget sama siapa aja, mau berteman sama siapa aja, tapi jangan lo sakitin perasaannya dan jangan manfaatin dia. Lo lihat sendiri, bukan orangnya yang marah sama lo, tapi sahabatnya. Mereka nggak akan pernah terima perlakuan jahat lo ke dia," ujar Debby.

"I..., iya Kak, gu..., gue akan minta maaf sama Veyza sekarang juga," balas Eliya penuh ketakutan.

Difta dan Tita pun membiarkan Wanita itu pergi mencari Veyza. Mereka berdua segera mendekat pada Debby. Difta menangkupkan kedua tangannya di pipi Debby yang imut.

"Kak Debby nggak apa-apa kan? Nggak ada yang luka kan?," tanya Difta khawatir.

"Iya Kak, bilang aja kalau ada yang sakit atau luka, nanti kita yang hajar itu cewek nggak tahu diri!," tambah Tita.

Debby pun melingkarkan lengannya di pinggang Difta, bibirnya mengerucut dengan ekspresi manja.

"Hati gue yang tergores Dif...," adu Debby, menggemaskan.

"Uh Kak Debby cayang..., mana..., mana hatinya? Sini gue obatin...," balas Difta tak kalah menggemaskan.

Kyara pun terkikik geli bersama Tita saat melihat kelakuan Debby dan Difta yang sama-sama error.

* * *

Wajah Veyza sangat datar dan dingin tanpa ekspresi saat Eliya memohon maaf di bawah kakinya. Rizal yang babak belur terdiam di samping Keylan - yang sepertinya benar-benar bertanggung jawab atas wajah berantakannya Rizal.

Semua orang menatap ke arah lima Pria dalam Seven B yang hanya diam di tempatnya masing-masing.

"Gue minta maaf Veyza, gue memang disuruh sama Rizal buat nembak lo dan juga nyakitin Debby. Dia bilang ke gue kalau lo akan dijadikan ajang balas dendam sama dia. Gue mohon maaf Veyza..., please maafin gue!," Eliya menangis tergugu dalam ketakutan.

Difta dan Tita masuk ke kelas mereka tak lama kemudian.

"Udah maafin aja Vey, Kak Debby udah maafin dia kok. Dia udah janji untuk nggak mengusik lo dan Kak Debby lagi," ujar Tita, santai.

Veyza akhirnya bangkit dari kursinya, masih dengan wajah datar dan dingin. Sosoknya berdiri di hadapan Eliya tanpa menatap wajah Wanita itu. Keylan melirik ke arah Rizal yang terus terdiam.

"Sekali lagi sampai gue dengar atau dapat kelakuan lo yang sama terhadap Kak Debby, maka gue nggak akan segan-segan memberikan pelajaran buat lo, meskipun lo itu cewek!," tegas Veyza.

Eliya menganggukan kepalanya.

"Dan ini juga peringatan buat semua orang!!! Jangan coba-coba menyangkut pautkan orang lain kalau lo dendam sama kita!!! Hadapi kita bertujuh dengan jantan!!! Jangan libatkan yang tidak bersalah dan nggak tahu apa-apa!!!," tambah Veyza yang murka tepat di hadapan Rizal.

"Am..., ampun Veyza. Gu..., gue janji nggak akan usik siapapun lagi," ujar Rizal, gemetar.

"Kita pegang janji lo! Dan satu hal lagi, jauhin Maya! Atau lo akan berhadapan sama gue!," tambah Ian yang masih kesal.

Rizal mengangguk.

"Udah..., pergi sana ke ruang kesehatan! Bersihin itu muka lo!," perintah Keylan.

Rizal dan Eliya pun pergi dari kelas 10-a. Difta mendekat pada Veyza.

"Maaf ya, gara-gara gue, lo dan Kak Debby jadi kena getahnya," sesal Difta.

"Nggak NOT, ini bukan salah lo. Masalah kaya' begini memang harus kita selesaikan, kalau nggak, maka akan jadi boomerang buat kita seperti yang pernah terjadi di SMP," balas Veyza.

Keylan kembali berpaling untuk menghindari rasa bersalah terhadap Difta dan Ian. Alex akhirnya bangkit dari kursinya.

"Ya udah, ayo makan! Gue lapar!," ajak Alex.

Sally menghembuskan nafas lega dan memberitahu Maya kalau Rizal sudah diberi pelajaran oleh Seven B. Ia juga tak lupa memberi tahu Andra dan Radit mengenai masalah itu.

Debby dan Kyara pun merasakan kelegaan yang sama di tempat mereka mengintip ke kelas 10-a.

'Mengapa kau begitu marah? Apakah ada yang kau tak suka bila aku diganggu?.'

* * *

DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai TerungkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang