"Kak Andra, bantuin kita dong. Kita nggak bisa pasang tenda," ujar salah satu cewek dari kelas 11 IPS.
"Iya Kak, kita nggak bisa pasang tendanya. Gagal terus," bujuk cewek-cewek lainnya.
Tita menggeram hebat dan segera berdiri di hadapan lima orang cewek itu, sehingga posisi Andra menjadi berdiri di belakangnya.
"Kalian nggak bisa pasang tenda?," tanya Tita, dengan wajah imutnya.
Mereka menganggukan kepalanya serempak. Tita pun tersenyum.
"Kalian punya ponsel kan?," tanya Tita lagi.
Mereka pun menganggukan kepalanya lagi.
"Nah! Buka ponsel kalian! Buka Youtube! Cari tutorial pasang tenda! Belajar mandiri! Jangan minta ajarin pasang tenda sama pacar gue! Dia anak tim basket bukan anak pramuka! Tendanya sendiri aja dari tadi masih belum selesai sama sekali!," omel Tita, tanpa jeda.
Kelima cewek itu pun segera lari sebelum Tita menerkam mereka. Tita pun berbalik pada Andra lalu tersenyum manis.
BUGH!!! BUGH!!!
PLAKK!!! PLAKK!!!
"Nggak usah tebar pesona!!! Nggak usah caper!!! Nggak usah main mata!!!," amuk Tita.
"Iya..., iya..., sayang..., ampun!!!," rintih Andra.
HAHAHAHAHA!!!
"Udah kebayang masa depan lo Ndra! Sabar aja lah!," teriak Reno.
"Terima nasib Ndra..., pasrah aja dari pada bonyok!," tambah Wayan.
Veyza dan Debby masih tak bisa menahan tawanya dari arah tenda yang mereka dirikan.
"Kok bisa sih, kejadian betul apa yang lo bilang tadi di bus ke Tita?," tanya Debby, heran.
"Nggak tahu, padahal gue cuma asal ngomong aja tadi," jawab Veyza.
Debby pun melanjutkan mengikat ujung-ujung tendanya, Veyza kembali membantunya.
"Habis ini makan dulu ya, jangan sampai perut lo kosong. Nanti jadi masuk angin kaya' Kak Kyara tadi," ujar Veyza.
Debby menganggukan kepalanya pertanda kalau ia setuju dengan saran Veyza. Sebuah panci Veyza keluarkan beserta satu bungkus mi instan. Pria itu menumpuk kayu lalu membuat api di depan tenda untuk memasak.
Debby memperhatikannya yang begitu ahli melakukan segalanya.
"Pernah jadi anak pramuka sebelumnya?," tanya Debby.
"Iya pernah. Pramuka dan PMR. Kenapa? Penasaran sama sosok gue?," Veyza bertanya dengan percaya diri.
Debby tak henti-hentinya tersenyum.
"Iya gue penasaran. Lo itu baik banget, tepat janji, jujur, dan nggak pernah nyakitin gue. Makanya gue penasaran," jawab Debby apa adanya.
Veyza tersenyum ke arah gadis itu sambil menyodorkan semangkuk mi instan yang sudah dimasaknya. Debby menerima mangkuk itu dan segera mengisi perutnya. Keylan datang mendekat pada Veyza.
"Vey, masih ada mi instannya?," tanya Keylan.
"Masih tuh, ambil aja di ransel," jawab Veyza.
Keylan pun masuk ke dalam tenda milik Veyza dan mengambil mi instan.
"Gue minta dua ya Vey," ujar Keylan.
"Buat siapa?," tanya Veyza heran.
"Buat gue dan Cassandra," jawab Keylan, santai.
Debby mendelik lalu menatap Veyza setelah Keylan menjauh.
"Bukannya Key benci banget ya sama Cassandra?," tanya Debby.
Veyza tersenyum.
"Sebesar apapun rasa benci akan selalu kalah sama rasa sayang. Jadi nggak usah kaget kalau akhirnya nanti Key akan benar-benar sayang sama Cassandra," jawab Veyza.
"Lo nggak mau makan? Nih..., gue suapin," tawar Debby.
Veyza pun menerima suapan itu tanpa ragu-ragu.
"Woy!!! Di hutan ini..., nggak usah sok syuting sinetron deh! Pakai acara suap-suapan segala!," teriak Andra yang tendanya berseberangan dengan tenda Veyza.
"Sirik bin dengki aja sih Kak..., cewek lo mana? Suruh dia suapin lo juga kalau memang mau!," balas Veyza.
HAHAHAHAHA!!!
Debby tertawa lepas saat mendengar balasan Veyza untuk Andra. Andra terlihat geleng-geleng kepala.
"Memang ya, orang-orang di dalam Seven B itu nggak ada yang kelakuannya beres," gerutu Andra.
Tita muncul di sampingnya.
"Apa lo bilang??? Maksud lo kelakuan gue nggak beres gitu???," amuk Tita sekali lagi.
"Nggak sayang..., bukan gitu...," Andra kembali jadi samsak hidup.
Veyza pun mengajak Debby untuk menjauh dari kedua orang aneh itu. Mereka berjalan menuju area yang lebih terbuka, di mana langit dan bumi terlihat seakan menyatu. Debby mulai membidik kameranya lagi ke arah pemandangan yang ada di hadapan mereka saat itu. Veyza menatapnya dari arah samping dan tersenyum bahagia saat melihat Debby menemukan dunianya.
Saat menoleh, pandangan mata Debby bertemu dengan pandangan mata Veyza yang selalu setia di sisinya. Ia tersenyum bahagia seperti yang Veyza lakukan.
"Apa keinginan terbesar lo dalam hidup ini Kak?," tanya Veyza.
"Keinginan terbesar gue suatu saat nanti adalah gue kepengen menginjakan kaki di berbagai tempat yang indah, sehingga gue bisa mengabadikan semua keindahan itu dalam kamera gue," jawab Debby.
"Oke. Di masa depan, saat kita bukan lagi remaja yang terikat oleh kewajiban bersekolah, gue akan penuhi keinginan terbesar lo itu. Gue akan bawa lo ke tempat-tempat terindah yang belum pernah lo injak. Gue janji," sumpah Veyza.
Debby menatapnya dengan penuh rasa sayang, tatapan yang tak pernah ia berikan pada Pria manapun di dunia ini. Dan entah mengapa, hanya pada Veyza ia ingin memberikan semua perasaan yang ada di dalam hatinya.
"Kenapa lo kepengen banget memenuhi semua yang gue inginkan Vey? Apakah keinginan gue nggak akan menjadi beban buat lo? Lo juga pasti punya keinginan terbesar dalam hidup ini kan?," Debby tak bisa untuk tak menanyakan hal itu pada Veyza.
Veyza tersenyum seraya mendekat untuk membawa Debby ke dalam pelukannya agar gadis itu merasa nyaman dan tenang.
"Lo benar Kak, gue juga punya keinginan terbesar di dunia ini. Dan keinginan terbesar gue adalah membuat lo selalu bahagia, di manapun, kapanpun, pada saat apapun. Gue akan selalu memenuhi apa yang menjadi cita-cita lo, agar gue selalu punya kesempatan untuk melihat senyum bahagia di wajah lo. Bahagia lo adalah tujuan hidup gue dan gue janji akan memenuhi keinginan terbesar lo itu," jelas Veyza tanpa merasa ragu.
Debby membalas pelukan Pria itu dengan melingkarkan kedua lengannya di pinggang Veyza. Rasanya tak ingin melepas, rasanya tak ingin kehilangan, tapi mengapa begitu berat untuk mengatakan bahwa ada cinta yang tersimpan dalam hati mereka masing-masing? Apakah cinta itu ditakdirkan hanya untuk ada tanpa perlu diungkapkan?
'Tolong, jangan pernah pergi.'
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai Terungkap
Teen Fiction[COMPLETED] Sejak kapan aku tertarik pada satu sosok yang baru saja kulihat secara sekilas? Selama ini dunia SMA-ku hanya berputar pada pelajaran dan ekstrakurikuler photografi kesukaanku saja. Bahkan setiap kali ada surat cinta yang tersimpan di la...