Kyara menjauh! Benar-benar menjauh dari Debby!
Ya, Farel menculiknya sejak pagi dan mengajaknya duduk berdua seperti pengantin baru di hari libur yang indah. Debby tak bisa protes, mengingat mereka berdua memang sudah lama tak berbicara berdua sejak hari di mana ledakan hebat itu terjadi. Debby akhirnya duduk sendiri di mejanya yang biasa. Dia hanya bisa mengunyah batagor hitam karena kebanyakan kecap yang ada di hadapannya, sendirian!
Bahkan Ian dan Maya yang terus-menerus digoda oleh Wayan dan Reno sebagai 'Pengantin Baru', masih kalah jika dibandingkan dengan betapa lengketnya Farel dan Kyara siang itu. Seakan dunia saat ini adalah milik mereka berdua.
"Far..., masih kasmaran lo?," sindir Tita.
"Selalu!," jawab Farel, dengan wajah berbunga-bunga.
Tita memutar bola matanya karena sebal dengan jawaban Farel. Andra terlihat kembali merayunya agar mood gadis itu tidak rusak.
Segelas Pop Ice warna merah jambu diletakkan di hadapan Debby dengan gelas berwarna pink, tutup gelas berwarna pink dan juga sedotan berwarna pink. Debby terkikik geli melihat hal itu.
"Nggak sekalian pisang gorengnya cari yang warna pink," ujar Debby.
Veyza pun bangkit dari kursinya seakan hendak pergi, namun Debby segera menangkap tangan pria itu.
"Eh..., mau kemana?," tanya Debby, kaget.
"Mau ke gudang sekolah, siapa tahu di gudang ada cat tembok nippon paint yang warna pink," jawab Veyza.
"Buat apa cat tembok?," tanya Debby lagi.
"Buat celup pisang gorengnya biar jadi warna pink juga."
HAHAHAHAHA!!!
Debby tak mampu menahan dirinya untuk tak tertawa dengan jawaban Pria di hadapannya itu. Ia pun segera menarik tangan Veyza agar duduk kembali di kursinya, agar Pria itu tak benar-benar melaksanakan apa yang diucapkannya tadi.
"Udah deh nggak usah gila! Nggak perlu segitunya kali untuk membuat gue terkesan sama lo. Jujur aja, lo mau ngomong apa?," tanya Debby.
"Jadi gini...," Veyza memulai.
Debby tersenyum seraya memperhatikan Pria yang super nekat di hadapannya itu. Jujur saja, geli rasanya menghadapi dia sendirian seperti saat ini. Meskipun Kyara sudah sering memberi tahu kalau Veyza menyukainya, tetap saja Debby lebih memilih untuk mencari tahu sendiri kebenarannya dengan terus memendam perasaannya sendiri.
Dan di sinilah Debby, duduk di hadapan Veyza yang begitu setengah mati ingin membuatnya terkesan. Padahal tanpa Pria itu tahu, Debby sudah sangat terkesan dengan semua tingkah lakunya selama ini.
"Lo tahu nggak hasil dari Sin 90°?," tanya Veyza.
"Satu," jawab Debby.
"Iya betul, satu. Seperti cinta gue sama lo, cuma ada satu," ujar Veyza.
Debby berusaha sekali untuk tidak tertawa mendengar gombalan dari Veyza yang teramat sangat receh namun tak terduga.
"Lo tahu nggak hasil dari Cos 90°?," tanya Veyza lagi.
"Hasilnya kosong," jawab Debby.
"Iya kosong, sama kaya' hidup gue tanpa kehadiran lo..., kosong!."
Debby menggigit bibir bagian bawahnya untuk tetap tidak tertawa. Veyza tahu itu.
"Ketawa aja, gue tahu kok kalau apa yang gue omongin terlalu receh," ujar Veyza.
Debby lebih memilih tersenyum lalu berpindah tempat duduk ke samping Veyza. Ia meraih salah satu tangan Pria itu.
"Lihat tangan lo sendiri dan perhatikan," pinta Debby.
Veyza pun memenuhi apa yang Debby minta dan memperhatikan tangannya sendiri yang sedang di pegang oleh Debby.
"Lo tahu nggak alasan Tuhan menciptakan ruang di antara jari-jari tangan lo?," tanya Debby.
"Ehm..., nggak tahu. Memangnya kenapa?," Veyza berbalik bertanya karena merasa bingung.
"Karena di waktu yang tepat, Tuhan akan mengirimkan seseorang ke dalam hidup lo dan menautkan jari-jarinya di antara jari-jari lo untuk saling menggenggam sampai akhir hayat lo," jawab Debby sambil benar-benar menautkan jari-jarinya dalam genggaman tangan Veyza.
Veyza menatap Debby yang masih tersenyum di hadapannya. Wajahnya sudah jelas memerah sejak tadi.
"Kalau lo mau ngegombal atau merayu, nggak perlu takut. Gue nggak akan pernah menganggap remeh hal-hal manis yang lo lakukan buat gue, meskipun itu hanya hal kecil. Gue sayang sama lo Vey, udah lama tapi takut bertepuk sebelah tangan. Dan semua yang lo lakukan hari ini buat gue, dengan jujur gue akui sebagai hal terbahagia yang pernah gue alami," ujar Debby, meyakinkan Veyza.
Veyza tersenyum bahagia mendengar pengakuan itu.
"Gue juga sayang sama lo, dan gue harap lo mau menerima gue dengan segala kekurangan yang gue punya," pinta Veyza.
"Memangnya lo punya kekurangan? Humoris iya, konyol iya, menyebalkan iya, lucu juga iya. Udah lengkap kok, dan gue suka," balas Debby.
"Gue juga ganteng, baik hati, tidak sombong, rajin menabung... ."
"Narsis! Kaya' gue!," potong Debby.
"Oh ya? Lo narsis? Kok gue nggak pernah dengar lo membangga-banggkan diri sendiri?," tanya Veyza sambil mengerenyitkan keningnya.
"Gue biasa narsis di depan Kyara aja. Gue nggak pede narsis di depan orang lain, takut orang berbalik ilfeel sama gue," jawab Debby, jujur.
Mereka berdua tertawa bersama.
Veyza mendekat dan mengecup kening Debby dengan lembut, Debby pun membalas dengan mengecup pipi kanan Veyza.
"WOY!!! Di kantin ini..., jangan terlalu mesra-mesraan lah!!! Sirik kita!!!," teriak Wayan.
"Kalian mau predikat 'Pengantin Baru' berpindah ke tangan kalian?," ancam Reno.
"Pindahin aja predikatnya!!!," Ian bersemangat, karena dia sudah bosan menyandang predikat 'Pengantin Baru' bersama Maya.
Maya terlihat memukuli bahu Pria itu dengan serbet dan kotak tissue.
Veyza pun bergegas menarik tangan Debby dan mengajaknya pergi dari sana sebelum sindiran lainnya menguap dari mulut-mulut comel.
"Kita mau ke mana?," tanya Debby.
"Ke mana aja yang penting bukan di kantin!," jawab Veyza menggemaskan.
Debby terkikik geli dengan kelakuan konyol Veyza yang sedang kumat. Ia hanya terus melangkah mengikuti jejak Pria itu tanpa bertanya-tanya lagi. Karena ia percaya, ke manapun Veyza menuntunnya, di sanalah letak rasa bahagia yang akan Debby rasakan.
'Hei..., kutitip hatiku di dalam hatimu ya, jaga baik-baik sampai kita menua bersama.'
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai Terungkap
Genç Kurgu[COMPLETED] Sejak kapan aku tertarik pada satu sosok yang baru saja kulihat secara sekilas? Selama ini dunia SMA-ku hanya berputar pada pelajaran dan ekstrakurikuler photografi kesukaanku saja. Bahkan setiap kali ada surat cinta yang tersimpan di la...