Pintu ruang kelas itu terbuka lebar saat Debby membuka tuasnya. Debby benar-benar melongo saat melihat meja Kyara di Kelas 11 IPA dipenuhi dengan bunga mawar putih dan pita abu-abu membentuk hati. Kyara sendiri tampak shock saat menatap tampilan mejanya pagi itu.
"Ya ampun Deb..., ini ada apa?," tanya Kyara.
"Entahlah Kya..., gue juga nggak tahu," jawab Debby.
Itu hari minggu, Kyara dan Debby diminta oleh Difta untuk datang ke kelas mereka saat jam masih menunjukkan pukul setengah enam pagi. Tanpa penjelasan, tanpa aba-aba. Semua berbentuk kejutan dan berhasil membuat Kyara sangat terkejut. Bahkan Debby sekalipun, ikut juga merasakan aura kejutan itu walau ia tak tahu pasti tentang yang sebenarnya.
Semua ornamen hiasan berwarna putih yang Kyara sukai, semua jendela yang terbuka hingga angin menerpa wajah cantik Kyara dan memainkan anak rambutnya yang lurus sebahu. Semuanya, sangat sempurna!
Keenam anggota Seven B muncul dari balik meja-meja yang kosong di bagian belakang. Masing-masing dari mereka meraih alat musik yang sudah jelas di bawa dari ruang Ekskul Seni, Teater dan Musik. Difta dan Keylan akan memainkan Gitar, Alex akan memainkan Bass, Veyza akan memainkan Drum, Tita akan memainkan Piano Keyboard, dan Ian yang akan bernyanyi.
Debby mengeluarkan handycam dari dalam tasnya untuk merekam semua hal pagi itu. Ia ingin Kyara bisa mengenang masa-masa terindahnya selama berada di SMA.
Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat hati ini mulai merapuh
Akhirnya 'ku menemukanmu
Saat raga ini ingin berlabuhKuberharap engkaulah
Jawaban segala risau hatiku
Dan biarkan diriku
Mencintaimu hingga ujung usiakuJika nanti kusanding dirimu
Miliki aku dengan segala kelemahanku
Dan bila nanti engkau di sampingku
Jangan pernah letih 'tuk mencintaikuAkhirnya 'ku menemukanmu.
Farel pun keluar paling terakhir dari bagian belakang kelas itu. Pria itu berjalan menuju ke arah Kyara, Debby mundur beberapa langkah ke belakang untuk mengabadikan momen terbaik dalam hidup sahabatnya. Gadis itu benar-benar tak ingin melewatkan satu detik pun dari semua yang ada di hadapannya.
"Kyara Amelia Anastasya, hari ini tanggal sepuluh September tahun dua ribu lima belas. Gue, Farel Jonathan, cowok yang jatuh cinta sama lo sejak pertama kali kita ketemu di ruang Ekskul Photografi. Cowok yang selalu bikin lo kesal karena tingkah gue yang konyol, cowok yang biasa aja tapi udah jelas dianugerahi ketampanan luar biasa sejak lahir, cowok yang akan selalu buat lo bahagia sampai di masa depan kita nanti," ujar Farel.
"Lama musang! Capek gue berdiri di atas meja ini!," protes Ian di tengah-tengah romantisnya suasana.
Debby pun tak mampu menahan ledakan tawanya.
"Sabar musang! Gue gugup ini, ngerti nggak sih?," balas Farel.
Farel kembali menatap Kyara.
"Jadi..., karena musang-musang di belakang udah pada bawel, intinya..., lo mau nggak jadi pacar gue? Bukan hanya untuk hari ini, tapi juga untuk menjadi calon Isteri gue di masa depan...," pinta Farel.
Kyara yang wajahnya sudah memerah sejak tadi karena berusaha menahan tangis bahagianya pun menganggukan kepalanya dengan cepat.
"Iya..., gue mau!," jawabnya.
YEEEEE!!!
Sorakan seadanya dari orang-orang yang ada di ruangan itu pun melengkapi rasa bahagia yang menguar dari dalam kehidupan Kyara dan Farel. Debby memeluk Kyara erat-erat untuk menyampaikan ucapan selamat pada sahabat baiknya itu.
"Udah ayo! Beresin semuanya!," ujar Alex.
"Woy Far..., balikin ini drum ke ruang teater buruan! Nanti biaya sewanya nambah kalau terlalu lama dipake," perintah Veyza.
"Oh ini semua di sewa?," tanya Kyara.
"Iya sayang, rangkaian bunganya juga sewaan. Tapi tenang, yang tidak disewa di sini cuma hati gue. Hati gue boleh lo miliki selama-lamanya," jawab Farel.
"Hmm..., dasar musang!," celetuk Debby yang sudah tak tahan ingin berkomentar.
Semua anggota Seven B lainnya menatap ke arah Debby.
"Eh..., nggak boleh sembarangan panggil musang ya?," tanya Debby, salah tingkah.
"Nggak kok Kak, boleh-boleh aja. Kita cuma mau bilang satu hal," ujar Tita.
"Apaan?," Debby penasaran.
"SELAMAT!!! ANDA SUDAH TERTULAR OLEH KEKONYOLAN KAMI!!!," jawab mereka semua, serempak.
Debby hanya melongo di tempatnya berdiri, sementara Kyara dan Farel sudah menertawainya habis-habisan. Veyza mendekat ke arahnya sambil membawa satu tangkai mawar putih dari meja Kyara.
"Buat lo," ujarnya.
Debby tersenyum.
"Thank's," balas Debby.
"Nanti gue bawain yang warna pink, dan nggak sewaan. Sekarang dibalikin dulu ya...," pinta Veyza seraya mengambil kembali bunga tersebut dari tangan Debby.
Debby benar-benar tak pernah mampu menahan tawanya di hadapan Veyza. Pria itu pun memeluknya dengan erat.
"Gue lucu banget ya?," tanya Veyza.
"Iya, lo lucu banget," jawab Debby.
"Lo bahagia nggak kalau gue terus-terusan konyol begini? Atau lo lebih kepengen gue berubah?," tanya Veyza lagi.
"Jangan! Jangan berubah..., begini aja. Gue udah bahagia dengan sikap lo yang apa adanya!," tegas Debby, jujur.
Veyza tersenyum, yang lainnya sudah keluar dari kelas itu dan hanya menyisakan mereka berdua.
"Oke, kalau itu yang lo mau. Gue akan tetap begini demi bikin lo bahagia," janji Veyza.
Pria itu mendekat dan mengecup pipi kanan Debby dengan lembut. Debby terpaku saat merasakan hangat bibir Veyza di pipinya, jantungnya sudah tak bisa ia kendalikan hingga berdetak sangat cepat.
"Gue ke asrama duluan ya. Nanti kita ketemu lagi di ruang makan," pamit Veyza.
Debby hanya bisa menganggukan kepalanya. Veyza pun berbalik pergi keluar dari kelas 11 IPA menuju ke kelasnya sendiri. Debby benar-benar masih terpaku di tempatnya, seakan-akan ia berharap momen yang tadi tak pernah berlalu dari dalam hidupnya. Ia ingin merasakan kebahagiaan yang sama setiap saat, dan itu hanya bersama Veyza, bukan yang lain.
'Seindah mawar yang polos namun membawa wangi, seindah itulah perasaan yang hadir dalam hidupku ketika kau datang. Lalu bersediakah kau untuk menetap di sisiku?.'
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai Terungkap
Fiksi Remaja[COMPLETED] Sejak kapan aku tertarik pada satu sosok yang baru saja kulihat secara sekilas? Selama ini dunia SMA-ku hanya berputar pada pelajaran dan ekstrakurikuler photografi kesukaanku saja. Bahkan setiap kali ada surat cinta yang tersimpan di la...