Malam Api Unggun

89 9 0
                                    

Veyza telah selesai memakai baju batik yang ia buat dari kain yang dibelinya bersama Debby dua minggu yang lalu. Ia membentuk kain batik itu menjadi sebuah kemeja lengan panjang, sehingga harus dipadukan dengan dress pants tipe flat front dan juga sepatu pantofel berwarna hitam.

Far sudah menunggunya di depan pintu untuk pergi bersama-sama ke lantai tiga asrama, demi menjemput Kyara dan Debby.

Far sendiri sudah memakai setelan tuksedo berwarna putih yang pasti akan serasi dengan baju apapun yang akan Kyara pakai. Mereka berjalan menaiki tangga dan berhenti tepat di depan pintu kamar kedua gadis itu.

Semua mata para penghuni asrama lain menatap ke arah mereka berdua. Pintu kamar itu terbuka tak lama kemudian, dan muncullah sosok Debby dan Kyara di depan Veyza dan Farel.

CIEEEEE!!!

Sorakan tiba-tiba bergema di seluruh sudut lantai tiga asrama itu. Wajah mereka tentu saja memerah karena malu.

"Wah..., yang satu pakai dress putih dan tuksedo putih, udah kaya' pengantin. Yang satu lagi pakai baju batik couple, udah kaya' mau kondangan!," ujar Wayan.

HAHAHAHAHAHA!!!

Maya yang baru keluar dari kamarnya pun terpaku beberapa saat ketika melihat kedua pasangan itu. Ian tiba tak lama kemudian untuk menjemputnya.

HAHAHAHAHAHA!!!

"Cocok! Kyara dan Farel Pengantin, Debby dan Veyza tamu kondangan, Ian dan Maya MC pernikahannya...," tambah Reno.

Mereka semua tertawa geli saat melihat bagaimana kondisi kostum tak terencana itu.

"Ya ampun..., kok bisa pas begini sih?," tanya Maya shock.

"Iya, cuma kurang buket bunga aja buat dipegang Kyara!," tambah Ian yang belum mampu berhenti tertawa.

Veyza merangkul Debby dengan lembut. Debby menatapnya dan berjalan beriringan di belakang Kyara dan Farel. Mereka datang bersama ke acara Malam Api Unggun untuk merayakan perpisahan bagi kelas 12 IPA, IPS, maupun Bahasa yang telah lulus.

Difta terlihat memakai seragam basket yang sama dengan Radit, Andra memakai jas berwarna biru muda yang serasi dengan dress milik Tita. Alex dan Sally juga memilih warna merah dan tampil berani dengan warna mencolok tersebut.

Namun yang paling kontroversial adalah Keylan dan Cassandra! Cassandra mungkin sangat biasa saja dengan dress berwarna pink baby, namun tidak dengan Keylan yang memakai kostum pengawal keraton lengkap dengan mahkota di atas kepalanya!

"Hai semua!!! Ini pacar gue!!!," teriak Cassandra, bangga.

HAHAHAHAHAHA!!!

Keenam anggota Seven B yang lain - termasuk Veyza - segera menutup wajah mereka agar tak perlu dipermalukan karena penampilan Keylan yang kontroversial. Namun entah mengapa, Keylan sangat percaya diri dan menyapa semua orang dengan melambai-lambaikan tangannya.

"Itu Key kenapa sih Vey??? Kok bisa-bisanya dia percaya diri tampil dengan kostum aneh begitu???," tanya Debby yang tak bisa berhenti tertawa.

Veyza membuka setengah wajahnya hingga yang terlihat hanya kedua matanya saja.

"Itu akibatnya kalau membenci seseorang mati-matian, ketika akhirnya benar-benar sayang rasa malu pun hilang!," jawab Veyza.

Debby memeluk Veyza dengan erat, sehingga Veyza kini benar-benar membuka wajahnya untuk membalas pelukan itu.

"Eh, cuma kita aja loh yang pakaiannya paling sederhana," ujar Veyza saat menyadari semuanya.

Debby tersenyum.

"Nggak apa-apa. Aku suka kok lihat kamu pakai kemeja batik begini, lebih ganteng," puji Debby.

"Dan aku juga suka kok lihat kamu pakai dress batik yang nggak ada blink-blinknya kaya' yang mereka pakai. Kecantikan kamu jadi lebih kelihatan alami dan tidak dibuat-buat," balas Veyza, jujur.

Mereka berdua saling menatap di tengah pancaran cahaya api unggun raksasa yang ada di tengah lapangan upacara. Rasa bahagia itu tak pernah pudar, dan rasa rindu lah yang semakin menggunung di dalam dada.

"Setahun lagi aku akan lulus dari sini," ujar Debby.

"Dan tahun depannya baru aku menyusul kamu lulus dari sini," balas Veyza.

"Aku mungkin akan kuliah dan mengambil jurusan Photografi. Bagaimana dengan kamu?," tanya Debby lagi.

"Aku akan menikahi kamu kalau sudah lulus dari sini. Bukankah aku sudah pernah bilang bahwa aku akan memenuhi semua impianmu di masa depan dengan membawamu ke tempat-tempat terindah yang belum pernah kamu injak? Sebelum kuwujudkan janjiku yang itu, maka aku akan menikahimu lebih dulu. Agar tidak ada yang bisa menghalangiku untuk mewujudkan semua mimpimu," jawab Veyza.

"Lalu bagaimana dengan mimpimu? Kamu juga pasti punya mimpi Vey," Debby takut dirinya akan menjadi beban untuk Veyza di masa depan.

Veyza tersenyum dan mengecup kening Debby dengan penuh kehangatan.

"Mimpiku adalah kamu, mimpiku adalah kebahagiaanmu. Kisah ini adalah tentang kita berdua, dan kamu adalah tujuan hidupku. Karena tanpa kamu, tidak akan pernah tercipta kisah kita," jawab Veyza, mantap.

Debby memeluk Veyza dengan erat, ia dan hatinya tak ingin melepaskan Pria itu walau hanya sebentar. Ia takut kehilangan, ia tak sanggup melepaskan. Maka dari itu, ia memutuskan untuk mengikat.

"Hei, kamu sadar nggak kalau dari tadi kita udah nggak pakai lo-gue lagi?," Veyza menyadari.

"Iya aku sadar. Dan menurutku memang lebih enak aku memanggilmu dengan KAMU," jawab Debby.

"Aku boleh kan ya panggil kamu sayang? Cinta? Belahan jiwaku? Ibu dari anak-anakku?," kekonyolan itu mulai kumat.

"Kamu nggak mau sekalian pakai kostum yang Key sedang pakai? Kalau mau nanti aku pinjamkan," bujuk Debby.

"No! Big No!," jawab Veyza, "..., aku lebih memilih jadi orang konyol di depan kamu daripada jadi orang gila seperti Key!," tegasnya.

Debby terkikik geli.

"Iya Mr. Veyza Aldebaran, aku mengerti," ujar Debby.

Veyza memeluk Debby dari belakang dengan lembut.

"Terima kasih Nyonya Debby Aldebaran, karena kamu sudah mau mengerti semua hal yang aku suka dan tidak kusuka. Aku cinta kamu!," ujar Veyza.

"Tapi kostumnya Key bagus loh," Debby masih berusaha membujuk.

"Nggak! Pokoknya nggak! Aku nggak mau pakai yang aneh-aneh begitu!," rajuk Veyza.

Debby pun mencubit kedua pipi Pria kesayangannya dengan gemas.

"Aku juga cinta kamu Mr. Veyza Aldebaran."

* * *

DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai TerungkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang