Bu Ester baru saja selesai menerangkan materi untuk kelas 11 IPA, Beliau pun beralih ke kelas 12 IPA setelah memberikan soal untuk dikerjakan oleh kelas 10-a dan kelas 11 IPA.
Veyza memberi tanda pada Kyara hingga gadis itu menoleh ke arahnya. Pria itu menyodorkan sebuah kertas untuk diberikan pada Debby yang begitu serius mengerjakan soal dari Bu Ester.
Kyara menyerahkan kertas itu pada Debby, dan Debby pun mulai membacanya.
Hai...
Dari Pangeran Tampan.Debby terkikik geli. Kertas yang Veyza gunakan adalah jenis HVS F4, dan yang ditulis oleh Pria itu hanyalah 'HAI'. Debby pun menulis sesuatu di atasnya, lalu di berikan pada Kyara untuk dikirimkan pada Veyza. Veyza pun segera membuka kertas itu kembali.
Hai juga Pangeran Tampan...
Ada apa?Veyza kembali menulis sesuatu di atas kertas itu. Saat kertas itu tiba di hadapan Debby, maka Debby pun langsung membaca isinya lagi meskipun jantungnya berdebar-debar karena takut ketahuan oleh Bu Ester.
Serius banget sih? Suka banget sama pelajaran matematika atau suka banget sama Bu Ester?
Debby menggigit bibir bagian bawahnya agar tak ada tawa yang meledak dari mulutnya. Ia menarik nafas beberapa kali untuk meredam rasa lucu yang ia dapatkan dari Veyza.
Gue suka matematika dan gue suka Bu Ester. Jelas? Paham Pangeran Tampan?
Kyara kembali memberikan kertas itu pada Veyza, meskipun Tita dan Far berusaha untuk menghalang-halangi. Veyza kembali menuliskan sesuatu di atas kertas itu.
Oke, kalau lo suka matematika. Sekarang gue tanya, lo pilih persegi empat atau lingkaran?
Debby membacanya lalu berpikir keras. Ia bingung harus memberi jawaban apa pada Veyza. Debby pun berbisik pada Kyara.
"Kya..., kalau lo disuruh pilih antara persegi empat atau lingkaran, lo mau pilih yang mana?," bisik Debby.
Kyara menatap Debby sambil menahan tawa.
"Segitiga!," jawabnya.
Pletak!!!
Satu jitakan mendarat di kepala Kyara dengan mulus dari tangan halus milik Debby. Kyara meringis sambil mengusap-usap kepalanya, sementara Debby menggerutu pelan di sampingnya.
Debby segera menuliskan jawabannya dengan jujur. Veyza kembali membaca isi kertas itu.
Jujur, gue nggak tahu mau pilih yang mana. Lo aja deh yang pilihin buat gue. Pilihan lo yang mana?
Kertas itu kembali dalam waktu singkat sesingkat-singkatnya. Debby bahkan mengira jawaban yang Veyza berikan mungkin hanya satu kata sehingga kertas itu bisa dengan cepat kembali padanya.
Gue nggak akan pilih persegi empat, karena dia punya sudut. Dimana setiap sudutnya bisa saja menyimpan sesuatu yang membuat gue atau elo nggak nyaman. Jadi gue akan memilihkan lingkaran buat lo. Dimana lingkaran hanya berupa satu garis keliling. Yang artinya gue adalah garis keliling itu dan lo adalah ruang di tengah-tengahnya. Di mana gue akan selalu ada di sekeliling lo untuk memberikan perlindungan dan rasa nyaman. Jelas Tuan Puteri?
Debby tersenyum simpul penuh rasa bahagia. Jantungnya berdebar-debar, bukan karena Bu Ester melainkan karena Veyza. Ia kembali menuliskan sesuatu di sana. Veyza menerima kertas itu lagi.
Thank's Mr. Aldebaran..., gue tersanjung.
"VEYZA ALDEBARAN!!!," teriak Bu Ester yang entah sejak kapan berdiri di depannya.
Veyza menatap Bu Ester dan tersenyum konyol.
"Iya Bu Ester yang cantik...," jawab Veyza, polos.
HAHAHAHAHA!!!
"Salah ngegombal lo Vey!!!," teriak Wayan.
"Diam semua!!! Veyza!!! Mana kertas yang sedang kamu baca tadi??? Serahkan!!!," perintah Bu Ester.
Veyza pun menyerahkan kertas tersebut, meskipun enggan. Ia tertangkap basah, jadi jelas tak bisa mengelak. Bu Ester membawa kertas itu ke depan.
"Wayan..., maju dan bacakan!," perintah Bu Ester.
HAHAHAHAHAHA!!!
Ledakan tawa tak terkendali itu membuat wajah Veyza maupun Debby memerah seketika. Wayan dengan penuh semangat segera maju dan meraih kertas itu dari tangan Bu Ester.
"Oke..., kita mulai ya!!! Hai..., dari pangeran tampan," ujar Wayan.
HUUUUUU!!!
Keylan dan Ian terlihat menyerang Veyza tanpa ampun.
"Balasannya..., balasannya..., hai juga pangeran tampan..., ada apa?," Wayan memeragakan sosok Wanita jadi-jadian di depan kelas.
HAHAHAHAHA!!!
"Serius banget sih? Suka banget sama matematika atau suka banget sama Bu Ester?," lanjut Wayan.
Bu Ester mencoba untuk tidak tertawa, sementara yang lain pun mencoba menahan tawanya.
"Gue suka matematika dan gue suka Bu Ester. Jelas? Paham pangeran tampan?," Wayan memeragakan dengan sempurna.
Veyza pun segera bangkit dari kursinya dan berlari untuk merebut kertas itu dari tangan Wayan. Bu Ester pun terlonjak dari kursinya.
"VEYZA ALDEBARAN!!! JANGAN LARI KAMU!!!," teriak Bu Ester.
HAHAHAHAHAHA!!!
Veyza tak peduli, ia terus berlari menjauh dari kelas gabungan dengan kertas berisi tulisannya dan tulisan Debby.
'Kalau ada yang bilang gue gila, jawabannya adalah benar! Gue memang gila, dan itu semua karena lo!.'
* * *
Debby menghampiri Veyza di atas atap sekolah dan duduk dengan nyaman di sampingnya.
"Kertasnya aman?," tanya Debby.
"Aman..., udah gue amanin," jawab Veyza dengan senyuman konyol di wajahnya.
"Nih, Pop Ice buat lo. Bukan rasa cokelat, karena lo nggak akan suka," ujar Debby seraya menyodorkan satu buah gelas ke hadapan Veyza.
Veyza menerimanya dan segera meminum Pop Ice itu. Debby mengarahkan kameranya dan membidik tepat saat Veyza sedang menoleh ke samping. Veyza tersenyum saat menangkap kilatan blitz di ujung matanya.
"Suka banget ya sama foto gue? Ambil deh banyak-banyak," Veyza sangat percaya diri.
Debby terkekeh.
"Iya, buat gue tempel di dadanya Mr. Aldebaran," Debby mengatakannya dengan jujur.
"Biar lo merasa lagi peluk gue kalau lo lagi peluk-peluk Mr. Aldebaran?," tebak Pria itu.
Debby tak menjawab. Veyza meletakkan gelas Pop Ice-nya, lalu mendekat pada Debby.
"Sini, langsung aja peluk gue nggak usah lewat Mr. Aldebaran," ujarnya sambil merentangkan kedua tangannya di hadapan Debby.
Debby menatapnya beberapa saat.
"Karena gue adalah garis tepi sebuah lingkaran yang di dalamnya ada elo. Gue akan selalu ada buat lo. Termasuk memeluk diri lo di saat rasa rindu menyelinap di antara kita," jelas Veyza.
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai Terungkap
Teen Fiction[COMPLETED] Sejak kapan aku tertarik pada satu sosok yang baru saja kulihat secara sekilas? Selama ini dunia SMA-ku hanya berputar pada pelajaran dan ekstrakurikuler photografi kesukaanku saja. Bahkan setiap kali ada surat cinta yang tersimpan di la...