Di Sisimu

67 11 0
                                    

Debby masuk ke ruang perawatan itu dan segera menyimpan tasnya di meja samping ranjang yang Veyza tempati. Ia selalu datang setelah pulang sekolah ke rumah sakit untuk menemani Seven B yang masih juga belum sadarkan diri.

"Hai Difta, ini gue Debby. Gue datang lagi hari ini. Gue bawain lo bunga, gue taruh di sini ya," ujar Debby, seakan-akan Difta akan meresponnya.

Ia lalu berjalan ke ranjang di sampingnya yang di tempati oleh Alex.

"Hai AL, Sally mungkin nggak bisa datang hari ini. Dia sibuk dengan PR-nya yang bertumpuk. Gue udah marahin dia supaya nggak numpuk-numpuk PR, lo tenang aja ya. Ini bunga buat lo," Debby meletakkan bunga di atas meja samping ranjang Alex.

Debby kembali berjalan dan berhenti di samping ranjang Keylan.

"Hai Key, gimana kabar lo? Cassandra kangen sama lo, tapi nggak sanggup buat datang ke sini untuk nengokin lo. Dia takut jadi histeris lagi kalau lihat kondisi lo. Cepat bangun ya, biar dia bisa senyum lagi kaya' dulu. Bunga buat lo gue simpan di sini ya."

Hendri melihat sosok Debby yang masih saja seperti biasanya. Datang untuk menyapa mereka bertujuh, meskipun tujuan utamanya adalah menemui Veyza. Tapi dia tidak egois dan memilih untuk menyapa yang lainnya juga. Kini Hendri tahu, kenapa Veyza begitu menyukai Debby dari sekian banyak Wanita yang mendekatinya.

Langkah kaki Debby tiba di ranjang milik Veyza, dia akhirnya duduk di samping Pria itu seraya menggenggam tangannya.

"Hai Pangeran Tampan, gimana kabar lo? Gue harap lo semakin membaik supaya bisa cepat bangun. Gue ada di sini, gue nggak kemana-mana, gue nunggu lo. Nggak usah ingat-ingat janji, gue udah nggak peduli dengan janji yang lo ucapkan. Gue cuma mau lo bangun dan kembali lagi seperti biasanya," pinta Debby.

Kedua mata gadis itu sudah kembali berkaca-kaca. Hendri masih berdiam di ambang pintu.

"Gue sendirian Vey, gue merasa ada yang kosong saat lo nggak ada di asrama ataupun sekolah. Jadi, gue banyak mikir dan memutuskan untuk nggak terus-menerus menagih janji ke elo," ujar Debby.

Deg!

"Apakah Debby akan menyerah untuk menunggu Vey bangun?," batin Hendri.

"Gue nggak mau jadi orang yang egois dengan terus mementingkan diri sendiri, mementingkan kebutuhan gue akan perlindungan, tapi nggak mikirin bahwa lo juga sebenarnya butuh gue. Gue bodoh dengan terus-menerus merasa takut untuk mengungkapkan apa yang gue pendam selama ini Vey, gue harusnya bilang sama lo kalau gue nggak mau jadi teman lo, gue mau lebih dari itu. Tapi gue takut lo menjauh, gue takut lo pergi dan nggak peduli lagi sama gue. Gue bodoh Vey..., gue sangat bodoh!," Debby kini benar-benar terisak.

Hendri tersenyum diam-diam meskipun hatinya masih kacau karena Seven B belum juga bangun. Ia ikut senang mendengar pengakuan Debby pada Veyza, meskipun Veyza belum tentu mendengar apa yang Debby katakan.

"Gue akan terus ada di sini dan nunggu lo bangun, jangan jadikan beban lagi janji yang lo ucapkan waktu itu. Gue nggak akan menuntut lo untuk memenuhi semua itu, gue cuma mau lo bangun dan kembali tersenyum buat gue."

Kyara datang dan Hendri terkejut melihatnya.

"Debby ada di dalam, jangan bilang sama dia kalau saya dari tadi ada di sini," pinta Hendri.

Kyara tersenyum lalu menganggukan kepalanya. Ia segera masuk ke dalam ruang perawatan itu dan benar-benar bertemu Debby.

"Hai Kya," sapa Debby.

"Hai Deb," balas Kyara.

"Far udah nunggu tuh, lo datangnya kelamaan," ujar Debby.

Kyara tertawa sesaat.

"Gimana keadaan Vey?," tanya Kyara.

"Dia membaik kok..., ya kan Vey?," Debby kembali berbicara pada Veyza.

Kyara tersenyum. Apa yang Debby lakukan adalah bentuk semangat positif yang diberikannya untuk Veyza.

"Gue jenguk Far dulu ya Deb," ujar Kyara.

"Iya, sana jenguk pangeran lo yang bawel," balas Debby.

Kyara kembali tertawa. Debby kembali menatap Veyza, kali ini sambil tersenyum.

"Lo ingat nggak waktu pertama kali kita kabur dari asrama lewat jalan rahasianya Difta? Waktu itu lo ganteng banget lebih dari biasanya. Gue suka diri lo yang apa adanya. Walaupun cuma pakai jaket dan kaos oblong sekalipun, bagi gue, lo tetap ganteng. Lebih ganteng dari Lee Min Ho," ujar Debby.

HAHAHAHAHA!!!

Kyara tidak bisa menahan diri untuk tidak tertawa setelah mendengar pengakuan Debby. Debby sampai menoleh ke arahnya.

"Lo kenapa Kya? Kesambet?," tanya Debby.

"Elo yang kesambet! Ya kali Vey lebih ganteng dari Lee Min Ho," jawab Kyara.

"Ya, mata gue sama mata lo kan beda!," balas Debby seraya mengulum senyum di bibirnya.

"Terserah lo deh Deb..., biarin aja lah Far, di mata gue tetap lo yang paling ganteng!," tegas Kyara.

Debby mengusap rambut Veyza dengan lembut, pintu kamar perawatan itu kembali terbuka dan menampilkan sosok Andra dan Radit yang datang bersamaan.

"Eh..., kalian ada di sini juga?," tanya Andra.

"Iya Kak," jawab Debby dan Kyara serempak, meski tempat mereka berjauhan.

Debby kembali menatap Veyza sambil terus menggenggam tangan Pria itu. Ia benar-benar merasakan rindu, namun hanya sebatas inilah yang mampu ia ungkapkan pada Veyza. Hendri masuk ke ruang perawatan itu dan membawa makanan untuk mereka semua yang datang menjenguk. Hendri berdiri di samping Debby.

"Saya dengar kamu sekarang jarang masuk Ekskul Photografi," ujar Hendri.

"Aku nggak punya waktu buat ikut Ekskul lagi sekarang Kak. Aku lebih pilih berada di sini menemani Vey," jelas Debby.

"Nilai kamu akan sangat kurang kalau begini terus," ujar Hendri lagi.

"Nggak apa-apa Kak, nggak penting juga kok buat aku. Saat ini, Vey jauh lebih penting dan aku nggak mau kekurangan waktu untuk tetap ada di sampingnya sampai dia bangun nanti."

"Kamu tahu nggak, kalau Vey sebenarnya nggak suka Photografi?," tanya Hendri.

Debby menatapnya.

"Dia punya trauma dengan gambar dalam sebuah foto. Itulah kenapa, nggak ada satu pun foto Seven B yang saya simpan. Mereka menghormati Vey dan tidak ingin mengungkit trauma masa lalunya. Tapi, dia berusaha melawan traumanya pada gambar dalam sebuah foto, demi bisa dekat dengan kamu. Jadi, dia sudah pasti akan kecewa kalau tahu bahwa kamu tidak lagi ikut Ekskul Photografi saat dia bangun nanti," jelas Hendri.

'Benarkah? Lalu kenapa kau ingin kita punya foto berdua saat berkemah waktu itu? Kenapa tak pernah ceritakan tentang traumamu padaku?.'

* * *

DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai TerungkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang