Normal?

68 10 0
                                    

Tommy menatap foto yang Debby serahkan untuk lomba Photografi antar SMA kali itu. Ia berusaha betul untuk mengenali dua sosok dalam foto itu.

"Kenapa Tom?," tanya Kyara.

"Ini..., foto yang Debby ajukan untuk lomba. Bagus, cuma gue penasaran siapa dua sosok ini?," Tommy menyerahkan foto itu pada Kyara.

Kyara meraihnya dan melihat baik-baik.

"Ini Debby," batin Kyara.

Bagi Kyara, ia tak perlu ditanya tentang siapa sosok Wanita dalam foto itu. Ia tahu betul sosok sahabatnya dengan jelas. Meskipun foto itu hanya menunjukkan bayangan hitam di balik matahari terbenam, Kyara tetap tahu kalau itu adalah Debby.

"Lalu siapa cowok ini? Apakah..., Vey?," lagi-lagi Kyara membatin.

Ia pun kembali menyerahkan foto itu pada Tommy.

"Gue nggak tahu Tom, mungkin model yang Debby minta untuk melengkapi isi fotonya," ujar Kyara.

Ia tak mungkin mengatakan pada Tommy kalau itu adalah Debby sendiri dan juga Veyza, meskipun ia yakin sekali. Kyara tak mau ada yang menilai buruk pada sahabatnya apalagi masalah dengan Dino baru saja selesai belum lama ini. Ia tak mau membuat citra buruk pada diri sahabatnya. Tidak!

Kyara menemui Debby yang ternyata telah berada di kantin lebih awal. Ia melihat sepiring batagor yang belum di sentuh.

"Lo dari mana aja sih Kya? Gue nyariin, gue nungguin, Abang Far milik lo juga uring-uringan tuh kaya orang sawan!," omel Debby saat melihat Kyara yang baru muncul.

Kyara pun terkekeh, lalu menatap sekilas ke arah Farel yang kini tengah menatapnya. Kyara menatap piring batagor milik Debby dan melotot seketika.

"Ya ampun Deb..., lo itu makan batagor pakai kecap atau makan kecap pakai batagor??? Hitamnya itu piring!!!," cicit Kyara, sehingga banyak orang yang berbalik ke arah meja mereka.

Debby pun segera menutup mulut Kyara menggunakan tangannya, ia meringis saat menatap kedua mata sahabatnya yang memohon untuk dilepaskan.

"Kalau lo masih mau ceramah, gue bakalan lakban mulut lo sekalian!," ancam Debby.

Kyara pun menggelengkan kepalanya dan Debby baru melepaskannya. Kyara pun menarik nafas lega.

"Tapi itu benar-benar hitam Deb..., kecapnya kebanyakan," ujar Kyara lagi.

"Iya gue tahu, sengaja kok gue kasih banyak kecap. Bumbu kacangnya lagi kurang terasa," balas Debby.

Kyara menatap gelas Pop Ice yang ada di hadapan Debby.

"Itu..., dari Vey?," tanya Kyara.

Debby mengangguk

"Iya, tadi dia ngasih ke gue," jawab Debby, jujur.

"Deb..., lo pacaran sama Vey?," tanya Kyara lagi.

"Nggak kok. Cuma dekat aja, teman, nggak lebih," Debby meminum Pop Ice-nya.

"Jujur ya, tadi gue di ruang Photografi bantuin Tommy mendaftarkan semua foto yang ikut lomba. Terus Tommy tiba-tiba nanya sama gue tentang foto yang lo ajukan, dia bilang dia penasaran sama model dalam foto lo karena nggak kelihatan jelas. Bentuknya cuma bayangan di balik matahari tenggelam. Bagus, cuma bikin penasaran," ungkap Kyara.

"Terus?," Debby memainkan sendok yang sedang di pegangnya.

Kyara mendekat ke telinga Debby.

"Gue tahu, itu elo sama Vey," bisiknya.

Debby dan Kyara sama-sama saling menatap.

"Tapi gue nggak bilang ke Tommy tentang apa yang gue tahu. Lo pasti kepengen hal itu juga jadi rahasia buat diri lo sendiri kan?," tebak Kyara.

Debby menggenggam tangan Kyara dengan lembut.

"Thank's ya Kya, lo satu-satunya orang yang selalu mengerti gimana perasaan gue, dan apa yang gue mau," ungkap Debby.

Kyara tersenyum.

"Deb, lo sahabat gue dan gue wajib tahu apa yang ada dalam diri lo. Biar gue nggak salah langkah setiap kali kita bicara, biar kita nggak salah paham," jelas Kyara.

Debby tersenyum mendengar hal itu.

"Jadi..., lo benar-benar nggak pacaran sama Vey?," tanya Kyara.

"Nggak kok Kya, gue sama dia cuma teman. Gue memang suka sama Vey, tapi Vey belum tentu suka sama gue," jawab Debby.

"Deb..., Vey suka sama lo. Gue yakin!," tegas Kyara.

"Dia nggak pernah bilang apa-apa tuh, dia cuek-cuek aja kok. Hanya mungkin dia merasa nyaman aja jalan sama gue, ngomong sama gue, bercanda bareng gue. Karena mungkin dia pikir, gue nggak pernah bawa-bawa perasaan kalau lagi sama dia. Jadi dia nyaman," jelas Debby.

"Iya juga sih, tapi kok gue nggak merasa begitu ya? Gue merasa Vey itu punya perasaan lain buat lo. Hanya mungkin, dia nggak enak sama lo dan takut dibilang mencari kesempatan dalam kesempitan," Kyara kembali mengunyah batagornya.

Debby terkikik geli mendengar apa yang Kyara pikirkan. Tatapan Debby kembali jatuh pada Veyza yang sedang menatap ke arahnya dari meja yang Seven B tempati. Pria itu tersenyum sambil melambaikan tangan ke arah Debby. Debby pun membalas lambaian tangan itu.

"Tuh kan..., gue bilang juga apa! Dia suka sama lo!," gemas Kyara.

"Dia cuma nyaman aja Kya berteman sama gue! Nggak lebih!," gemas Debby.

"Ish..., kalau di kasih tahu nggak percayaan deh! Nyebelin!," Kyara tiba-tiba merajuk.

"Lah..., kok jadi ngambek? Lo lagi PMS ya Kya?," tanya Debby, curiga.

Kyara pun melirik ke arah Debby sambil mengulum senyum di bibirnya.

"Iya Deb..., gue lagi PMS. Maaf ya, emosi gue lagi naik turun," jawab Kyara jujur.

"Hmm..., pantas aja sensitif banget dari tadi. Biar kecap lo ceramahin, ternyata lagi PMS. Aduh..., gawat..., bahaya ini!," ledek Debby.

"DEBBY!!! GUE CULIK NIH MR. ALDEBARAN DARI TEMPAT TIDUR LO!!!," ancam Kyara dengan suaranya yang keras.

Debby terpaku di tempatnya, semua anggota Seven B berbalik menatap ke arah mereka.

"Kyara!!! Kenapa kenceng banget sih ngomongnya???," ringis Debby.

"Memangnya kenapa?," Kyara bingung.

"Aldebaran itu nama belakangnya Vey..., masa lo lupa???," Debby merasakan kalau wajahnya sudah memerah karena malu.

"Oh..., jadi boneka beruang pink raksasa itu di kasih nama Mr. Aldebaran???," goda Keylan.

"Luar biasa Vey!!!," tambah Difta.

Wajah Veyza memerah luar biasa dan Debby bisa melihat itu dengan jelas. Ia pun segera menarik Kyara untuk keluar dari ruang makan secepat mungkin. Kyara kembali menahan Debby beberapa saat sebelum mereka tiba di kamar.

"Lo yakin nggak pacaran sama Vey?," tanya Kyara sekali lagi.

"Iya Kya, gue nggak pacaran sama Vey! Kita cuma teman," jawab Debby.

"Yakin??? Lo normal kan???."

Satu pertanyaan yang membuat Debby terdiam.

'Normal?.'

* * *

DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai TerungkapTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang