Debby baru saja menyelesaikan catatannya pagi itu. Kelas gabungan akan dimulai sebentar lagi. Kyara sangat bersemangat karena Seven B akan kembali ke sekolah langsung dari rumah sakit setelah menyelesaikan pemeriksaan, begitu kata Hendri semalam.
Debby juga melihat Sally dan Cassandra yang begitu ceria hari ini. Andra dan Radit di barisan kelas 12 IPA pun sudah terlihat sangat rapi. Mereka berulang-ulang kali menatap cermin, mungkin untuk memastikan kalau rambut mereka tidak berantakan.
Lalu apa kabarnya Maya di kelas 10-b? Apakah dia juga merasakan kebahagiaan yang sama dengan mereka semua rasakan pagi ini?
BRAKKK!!!
Pintu terbuka. Sosok Tommy - Ketua Ekskul Photografi - dari kelas 11 IPS terlihat berdiri di ambang pintu. Semua mata menatap ke arah Pria itu, karena tidak biasanya dia muncul di kelas gabungan lantai tiga.
Tommy tidak mengatakan apapun, dia hanya berjalan dan mendekat ke arah meja milik Debby.
"Ikut gue!," ajak Tommy sambil menarik tangan Debby.
Debby berusaha melepaskan tangannya yang dipegang oleh Tommy.
"Lepasin Tommy!!!," teriak Debby.
"IKUT GUE!!!," bentak Tommy.
"NGGAK!!!," balas Debby.
Andra dan Radit berusaha membantu melepaskan cengkraman tangan Tommy pada lengan Debby. Kyara menahan tubuh Debby dengan memeluknya. Wayan bahkan berusaha memelintir tangan Tommy agar melepas Debby. Tapi semua usaha itu sia-sia.
Tommy tetap berhasil menarik lengan Debby hingga meninggalkan bekas memar, Pria itu bahkan mengeluarkan pisau dari balik jaketnya untuk mengancam.
ARRRGGHHH!!!
"Kak Debby!!!," jerit Cassandra dan Sally yang panik.
"MINGGIR LO SEMUA!!! ATAU GUE IRIS LEHERNYA!!!," ancam Tommy.
"Tom, lepasin Debby!!! Atau lo benar-benar akan menyesal karena udah nyakitin dia!!!," ancam Kyara.
Tommy tersenyum mengejek. Cengkramannya pada lengan Debby semakin kuat. Debby sudah menangis dan merintih kesakitan.
"LO BISA BERBUAT APA??? LO ITU CUMA CEWEK LEMAH!!! SIAPA YANG BERANI LAWAN GUE SEKARANG HAH??? LO SEMUA PENGECUT!!! LO SEMUA NGGAK AKAN ADA YANG BISA MENGHENTIKAN GUE UNTUK MEMILIKI DEBBY!!!," balas Tommy, kejam.
BUGH!!!
Pisau yang dipakai Tommy untuk mengancam terjatuh di lantai. Tommy sendiri pun terlempar menjauh dari Debby setelah satu pukulan telak dia terima tanpa belas kasih.
Veyza!
Pria itu menatap penuh kemurkaan di wajahnya. Sosok itu memperlihatkan bahwa dia sudah siap menerkam siapapun saat itu.
Ia meraih Debby ke dalam pelukannya dengan lembut dan melihat bekas memar di lengan gadisnya. Bara di dalam dadanya berkobar hebat pagi itu.
"Pergi sama Kak Kyara ya. Biar gue yang beri dia pelajaran," bisik Veyza dengan lembut di telinga Debby.
Debby menganggukan kepalanya lalu berbalik untuk dipeluk oleh Kyara. Veyza kembali menatap Tommy dengan tajam. Tita menatap semua orang di kelaa gabungan itu dan tersenyum.
"Mundur semuanya!," pinta Tita.
Difta dan Alex mendekat pada Veyza.
"Mau bagaimana ini Vey?," tanya Alex, dingin.
"Jaga aja pintunya, biar gue yang beri dia pelajaran pagi ini," jawab Veyza.
"Waktu lo cuma sepuluh menit sebelum Bu Ester masuk ke sini," ujar Farel.
Veyza tersenyum kejam.
"Itu udah lebih dari cukup Far!," balas Veyza.
Veyza meraih kerah baju Tommy dan menatapnya garang.
"BERANI-BERANINYA LO SENTUH PACAR GUE!!!," bentak Veyza, murka.
BUGH!!! BUGH!!!
"GUE JAGAIN DIA BAIK-BAIK SELAMA INI!!! DAN LO SEENAKNYA BUAT DIA MEMAR!!!."
BUGH!!! BUGH!!!
Pukulan demi pukulan Veyza berikan untuk Pria kurang ajar yang telah berani menyentuh gadis yang ia jaga baik-baik selama ini. Veyza tidak terima karena Debby harus mengalami memar di lengannya. Ia sangat tidak terima!
Tommy benar-benar babak belur tanpa ada yang mau menolongnya dari kemarahan Veyza. Pria itu memang seperti Singa, yang akan siap menerkam siapapun yang menyentuh dan menyakiti Debby.
"Gimana? Apa saat ini lo udah sadar gue ini siapa?," tanya Veyza datar.
"Ve..., Veyza..., Seven B," jawab Tommy, terbata-bata.
"Benar! Dan dia siapa?," Veyza menunjuk ke arah Debby yang kini sudah lebih tenang dalam pelukan Kyara.
"De..., Debby, pa..., pacar lo," jawab Tommy lagi.
"Benar! Gue Veyza Seven B, dan dia adalah Debby Artazia, pacar gue! Jadi jangan coba macam-macam lagi sama dia! Sedikit aja lo coba berbuat hal yang membuat dia tidak nyaman, maka lo akan habis di tangan gue seperti pagi ini! MENGERTI???," bentak Veyza, mengakhiri penjelasannya.
"I..., iya..., gu..., gue nger..., ti," jawab Tommy.
Veyza melepas cengkramannya pada wajah dan rambut Tommy. Ian dan Keylan segera menyeret Pria itu untuk keluar dari kelas gabungan sebelum Bu Ester masuk ke sana. Alex dan Difta terus memastikan kalau tidak satu orang Guru pun yang boleh tahu tentang masalah pagi ini.
Semua orang pun kembali ke meja masing-masing, Veyza meraih Debby ke dalam pelukannya. Debby kembali menangis dan menumpahkan rasa takutnya dalam pelukan Veyza. Seperti dulu.
"Udah ya, jangan nangis lagi, jangan takut. Gue ada di sini buat lo dan nggak akan pernah pergi lagi," bujuk Veyza.
"Gue takut Vey..., gue benar-benar takut," ujar Debby, gemetar.
"Hei, jangan takut. Gue adalah garis tepi lingkaran yang akan selalu melindungi lo sebagai ruang di dalamnya. Gue nggak akan ingkar, pegang kata-kata gue!," tegas Veyza, dengan suaranya yang selalu menenangkan bagi Debby.
Debby pun menganggukan kepalanya. Veyza menghapus airmata di wajah gadis kesayangannya itu agar tak lagi menangis.
"VEYZA ALDEBARAN!!! SEDANG APA KAMU PAGI-PAGI???," tanya Bu Ester yang baru saja masuk ke kelas gabungan.
Veyza pun menoleh ke arah Bu Ester seraya tersenyum dengan aura ketampanannya yang menguar lebih hebat pagi itu.
"Saya lagi tanya Kak Debby bagaimana cara melepas rindu pada Ibu. Soalnya, saya rindu sekali sama Bu Ester setelah satu bulan tidak bertemu," jawab Veyza, konyol.
CIIIEEEEE!!!
Sorakan dari siswa-siswi lain bergema dalam ruang kelas itu hingga membuat Bu Ester salah tingkah.
"Eh, sudah, diam! Veyza duduk kembali di kursimu!," perintah Bu Ester.
"Rasa rindu saya bagaimana Bu?," tanya Veyza.
"Duduk atau push up di luar kelas seratus kali!!!."
Debby tertawa diam-diam bersama Kyara saat Veyza benar-benar diancam oleh Bu Ester.
'Kau kembali, dan aku merasa tenang.'
* * *
KAMU SEDANG MEMBACA
DeZa ; Ketika Cinta Terpendam Mulai Terungkap
Teen Fiction[COMPLETED] Sejak kapan aku tertarik pada satu sosok yang baru saja kulihat secara sekilas? Selama ini dunia SMA-ku hanya berputar pada pelajaran dan ekstrakurikuler photografi kesukaanku saja. Bahkan setiap kali ada surat cinta yang tersimpan di la...