Hari ini adalah hari pertama Novi masuk pondok pesantren. Selama perjalanan menuju ponpes Novi hanya terdiam. Perasaan nya saat itu campur aduk, entah ia harus senang ataupun sedih.
Melihat anaknya yang terdiam, ibu Novi pun bertanya "Kenapa diem terus kak? Katanya seneng mau mondok, kok jadi sedih gitu mukanya?"
Ibunya memanggil dengan panggilan kakak karena Novi adalah anak sulung. Dia mempunyai seorang adik yang baru berusia 6 tahun. Dia dan adiknya terpaut usia yang cukup jauh yaitu 10 tahun.
Novi terkejut dan menjawab pertanyaan ibunya "gapapa bu, Novi cuma deg deg an aja, Novi takut sulit beradaptasi."
Novi memang sulit bergaul. Dia menjadi pemalu ketika bertemu orang baru. Tetapi jika sudah kenal lama dia akan menunjukan sifat aslinya, yaitu asik dan ceria.
"Ya kan baru pertama masuk jadi ya harus adaptasi dulu, mungkin 2 atau 3 hari sudah bisa dekat." jawab ibu mencoba menenangkan Novi.
"Iya bu, insyaallah Novi akan coba beradaptasi." Novi menjawab dan menjadi sedikit lebih tenang.
Setelah lamanya perjalanan akhirnya mereka sampai di Pondok Pesantren Nurul Qadim Probolinggo. Banyak santri baru juga yang sudah sampai. Novi pun berpamitan kepada ayah ibu dan adiknya untuk masuk ke ponpes.
"Ayah.. ibu.. Novi langsung masuk kedalam ya, doain Novi supaya bisa betah disini dan dapat ilmu yang bermanfaat" kata Novi dengan air mata yang menetes di pipinya.
Ibu pun ikut meneteskan air matanya karena tak tega harus berpisah dengan anak sulungnya ini. "Iya kak, doa ayah dan ibu akan selalu bersamamu. Semoga jadi anak yang sholeha dan bisa membanggakan ayah ibu" kata ayah yang juga hampir meneteskan air matanya namun masih dapat ditahan.
Novi pun memeluk ayah ibu dan adiknya. Ia juga sangat sedih harus berpisah dengan adiknya yang sangat ia sayangi walaupun mereka sering berantem.
Setelah berpamitan, Novi pun masuk ke dalam ponpes dan mencari kamar yang akan ia tempati. Ia berada di kamar 'An Nisa'.
Betapa terkejutnya Novi ketika bertemu dengan seorang santri putri yang berada didalam kamar tersebut yang ia rasa mukanya seperti tidak asing baginya.
Ia langsung bertanya kepada orang itu untuk memastikan. "Maaf kak, boleh kenalan?" kata Novi dengan sopan.
Novi tidak memanggilnya dengan sebutan ukhti karena dia belum paham bahasa yang biasa digunakan di pondok. Dia masih menggunakan bahasa sehari hari nya ketika dirumah.
"Saya eva ukthi, nama ukthi sendiri siapa?" tanya seseorang itu dengan ramah nya.
Novi pun semakin penasaran apakah ukhti itu orang yang ia maksud. Dan ia coba memastikan lagi apakah ia adalah orang yang ia kenal atau bukan.
"Maaf kak, apakah nama lengkap kakak Eva Khairunnisa?" kata Novi memastikan.
"Na'am ukhti, darimana ukthi tau?" tanya Eva penasaran.
"Evaaa kamu ga kenal aku?" kata Novi sedikit berteriak.
"Afwan, memang nama ukthi siapa?" Eva sedikit heran mengapa Novi mengenali nya.
"Dih, gausa sok manggil manggil ukhti segala dah, aku Novita masa ga inget si?" kata Novi sedikit kesal.
"Novita Amelia? Yang dulu sekolah di SD Kembang Melati?" kata Eva yang sedikit berteriak.
"Iyaaa" kata Novi senang dan mereka akhirnya berpelukan melepas rindu.
Novi dan Eva ini teman lama ketika di Sekolah Dasar dulu. Mereka sangat akrab seperti saudara sendiri. Sebenarnya mereka ada 2 sahabat lagi yang juga akrab dengan mereka. Tapi Eva dan Novi tak tahu entah dimana mereka sekarang.
Suara orang membuka pintu pun menghentikan mereka berpelukan. Ternyata yang membuka pintu adalah dua orang santri putri yang juga santri baru disini. Mereka mengucapkan salam dan mulai berkenalan dengan Eva dan Novi.
--------------------- next part ---------------------
Kira kira siapa orang yang membuka pintu kamar mereka?
Yang masih penasaran ikuti terus yaa. Jangan lupa vote jugaaa🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionKisah cinta seorang santri putra dan santri putri yang sama sama idaman di pesantren. Mereka belum sempat bisa bersatu ketika masih berstatus santri. Bahkan mereka sempat berpisah beberapa tahun lamanya. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Atau mun...