Sore hari keluarga Azmi sudah sampai dirumah Novi. Keluarga Novi langsung menyambutnya dengan hangat. Kecuali Novi, dia masih tertidur setelah kejadian tadi siang yang menimpanya.
Keluarga Azmi duduk bersama ayah ibu di ruang tamu. Mereka tampak membicarakan sesuatu yang amat serius. Disana hanya ada orang dewasa. Dek Rara, Dek Ahmad, dan Maulida bermain bersama di taman belakang.
"Mas apa mending kita nikahkan saja mereka berdua secepatnya?" kata Abah yang sontak membuat kaget seisi ruangan tersebut.
"Bah, apa ga terlalu cepet? balas Azmi pelan.
"Umi yakin kalian udah siap kok buat menikah. Kalian juga udah sama-sama wisuda kan sesuai keinginan kalian." tambah Umi.
"Bener juga kata Abah Umi kamu Mi. Ini demi kebaikan kalian berdua." timpal Ayah.
Novi baru saja bangun dan sudah mendapati dua keluarga sedang berbincang diruang tamu. Novi langsung menghampiri mereka semua.
"Abah umi kapan sampai?" tanya Novi sambil menyalami tangan keduanya.
"Baru aja Nov. Gimana keadaannya?" tanya Umi.
"Alhamdulillah udah baikan Umi." balasnya, "Dek Rara sama Dek Ahmad gaikut Umi?"
"Ikut kok, lagi main sama Maulida di belakang." jawab Umi, Novi hanya ber-oh ria.
"Sini kak duduk." perintah Ayah dan Novi pun menuruti.
Abah mengulangi kata-katanya tadi dan membuat Novi yang baru datang langsung tercengang.
"Ini serius?" tanya Novi kepada semua orang yang sedang diruang tamu sekarang dengan ragu-ragu.
"Serius kak. Kamu kan tau sendiri Eza orangnya nekat banget, takutnya waktu dia keluar penjara dia bales dendam lagi sama kalian." jelas Ibu.
"Iya. Eza kan juga anak orang kaya. Bisa aja besok dia udah keluar karena tebusan dari orang tuanya." tambah Ayah.
Novi nampak berfikir dan melamun. Apakah harus secepat ini? Batinnya.
"Kalo gabisa jawab sekarang, besok juga gpp Nov. Kita sholat istikharah dulu aja buat ambil keputusan." kata Azmi yang membuyarkan lamunan Novi. Novi hanya tampak mengangguk mengerti.
Malam ini sampai entah kapan, keluarga Azmi menginap dirumah Novi. Dua keluarga ini memang nampak harmonis dan seakan menjadi keluarga paling bahagia didunia. Karena bahagia itu sederhana. Dengan kumpulnya keluargnya dengan lengkap sudah termasuk kebahagiaan :).
Sesuai intruksi Azmi tadi, mereka berdua melaksanakan sholat istikharah di kamar masing-masing. Mereka berdoa supaya diberikan kemudahan untuk mengambil keputusan dengan benar.
***
"Gimana kalian berdua udah dapet jawaban belum?" tanya Ibu sambil menyiapkan sepiring nasi untuk Ayah.
"Insyaallah udah Bu." jawab keduanya berbarengan.
"Tuh kan, belum nikah aja udah kompak gini." goda Umi. Yang digoda hanya tersenyum dan tersipu malu.
"Mba Novi blush nya ketebelan ya, pipinya merah banget. Salting ya?" gurau dek Naufal.
"Apasi dek." kata Novi yang masih tersipu malu dengan pipi merahnya yang padahal tidak memakai blush on sama sekali.
"Gimana jawabannya?" tanya Ayah.
"Ntar aja ya yah jawabnya, kan mau makan." titah Novi dan diiyakan oleh semua.
Setelah selesai sarapan Novi, Ibu, dan Umi membersihkan ruang makan. Setelahnya langsung menuju ruang tamu dan akan melanjutkan obrolan mereka kemarin.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Ficção AdolescenteKisah cinta seorang santri putra dan santri putri yang sama sama idaman di pesantren. Mereka belum sempat bisa bersatu ketika masih berstatus santri. Bahkan mereka sempat berpisah beberapa tahun lamanya. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Atau mun...