Balik Jakarta

156 10 4
                                    

Pukul 3 dini hari, Novi terbangun untuk melaksanakan sholat tahajjud. Ia menuju kamar mandi untuk berwudhu. Ternyata didalam kamar mandi sedang ada yang memakai. Jadi Novi memutuskan menunggunya sambil duduk dekat kamar mandi.

Seseorang keluar dari kamar mandi. Ternyata itu Azmi.

"Ngapain disini Nov?" ucap Azmi yang membuat Novi kaget.

"Astaughfirullah."

"Loh kok istighfar?"

"Bisa ga gausa ngagetin." kesal Novi dan Azmi hanya nyengir memperlihatkan giginya yang nampak rapi itu.

"Novi mau wudhu kak, mau sholat tahajjud." tambah Novi.

"Mau bareng? Kak Azmi juga mau sholat tahajjud nih." tawar Azmi, Novi kaget mendengar tawaran Azmi. Seketika jantungnya berdegup kencang. Jelas saja berdegup kencang, karena sholatnya kali ini akan dipimpin oleh laki-laki pilihan orang tuanya ini. Pilihan dia juga sih.

"Iya kak, bentar. Novi ambil wudhu dulu. Kak Azmi kesana dulu aja." jawab Novi gugup. Bukan gugup lagi, tapi sangat gugup.

Selesai mengambil wudhu, Novi langsung ke ruangan yang biasa digunakan untuk sholat keluarga Azmi. Disana sudah ada Azmi yang nampak siap menjadi imam.

"Udah siap?" tanya Azmi.

"Hah? Siap apa?" jawab Novi.

"Ya siap sholat lah, kan kita lagi mau sholat gimana sih."

"Oh udah udah." jawab Novi yang sedang salah tingkah.

Mereka sholat tahajjud berjamaah. Sambil menunggu adzan subuh mereka membaca al-quran bersama. Mereka membaca surah Ar-rahman. Salah satu surah favorite mereka.

Ketika adzan subuh terdengar, mereka kembali sholat berjamaah yang diimami oleh Azmi lagi.

Setelah sholat subuh, Novi mengajak Azmi berbicara empat mata. Mereka berbicara di teras depan rumah Azmi.

"Kak, bisa bicara berdua ga?" tanya Novi.

"Bisa, mau dimana?" tanya Azmi balik.

"Di teras aja." kata Novi dan diiyakan oleh Azmi.

"Mau bicara apa Nov?" tanya Azmi ketika mereka sudah berada di teras rumah Azmi.

"Kak tolong jangan kasih tau siapa-siapa ya soal semalem. Apalagi sama Eva, Chelsea, Thaya." kata Novi sedikit gemetar.

"Kalo kak Azmi ngasih tau kak Aban, kak Putra sama Alwi boleh? Tim Syubban juga? Soalnya mereka udah tau kalo kak Azmi suka sama kamu." kata Azmi jujur.

"Maksudnya?"

"Iya, selama ini kak Azmi suka sama kamu tapi belum berani ngomongnya hehe." kata Azmi sambil tersenyum. Novi hanya diam masih tak percaya.

"Loh kok diem? Kalo kamu sendiri ada perasaan ga sama kak Azmi?" tanya Azmi yang membuyarkan lamunan Novi.

"Ehm.. Sebenernya.." Novi masih bingung harus menjawab apa.

"Sebenernya apa?"

"Novi juga suka sama kak Azmi." jawab Novi jujur sambil memejamkan matanya dan menggenggam tangannya sendiri kuat-kuat. Jantungnya berdebar begitu kencang. Dia tak berani menatap Azmi.

"Serius? Sejak kapan?" tanya Azmi yang nampak nya senang mendengar jawaban Novi.

"Sejak Novi jadi Syubban lovers." jawab Novi yang pelan-pelan membuka matanya dan menatap Azmi.

"Loh kamu Syubban lovers? Kok ga pernah cerita?" tanya Azmi kaget. Pantas saja Novi langsung hafal nama-nama tim Syubban waktu pertama kali bertemu. Batinnya.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang