"Kalian kok bisa ada disini sih, bukannya kalian bilang gamau mondok ya?" tanya Novi memulai pembicaraan.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
"Kami pengen merubah diri biar lebih baik lagi, lebih rajin lagi, lebih ngerti agama juga" jelas Chelsea.
Setelah lama berbincang, adzan dzuhur pun berkumandang. Mereka berempat bersiap menuju masjid untuk sholat berjama'ah dilanjut mengaji bersama.
Karena hari ini hari pertama masuk pesantren jadi kegiatan nya masih kosong. Mereka berempat memutuskan untuk berjalan jalan mengelilingi pondok pesantren.
*skip keesokan hari*
Adzan subuh berkumandang tetapi diantara mereka berempat belum ada yang terbangun. Hingga pukul 5 belum ada yang bangun. Tiba tiba suara gebrakan pintu brakkk membangunkan mereka berempat.
"KALIAN INI SANTRI PUTRI SUDAH JAM SEGINI BELUM ADA BANGUN. KALIAN TAU SEKARANG JAM BERAPA?? KALIAN SUDAH TELAT SHOLAT SUBUH" kata seseorang yang menggebrak pintu. Ternyata seseorang itu adalah ustadzah Tia, ia dikenal paling tegas diantara ustadzah yang lain.
Mereka berempat hanya terdiam dan melihat jam dinding. Dan benar ternyata sudah pukul 5. Mereka kesiangan karena semalam mereka keasyikan ngobrol sampai begadang.
"CEPAT SEKARANG KALIAN AMBIL WUDHU LANGSUNG SHOLAT SUBUH. SETELAH ITU KALIAN TEMUI SAYA DIRUANG GURU." Kata ustadzah Tia dengan tegas kemudian berlalu keluar.
Mereka berempat bergegas mengambil wudhu dan bersiap untuk sholat subuh. Setelah selesai mereka menemui ustadzah Tia diruang guru dengan perasaan campur aduk.
Mereka berempat mengucapkan salam dan masuk kedalam ruang guru menemui ustadzah Tia. Mereka berpikir apa yang akan terjadi kepada mereka karna harus berurusan dengan ustadzah Tia.
"Assalamualaikum. Permisi ustadzah, kami santri putri yang telat sholat subuh berjamaah tadi." kata mereka bersamaan.
"Waalaikumsalam, kalian kelas berapa?" tanya ustadzah Tia.
"Ka..kami kelas 1 MA ustadzah" jawab Eva terbata bata karena takut.
Mereka berempat memang satu kelas. Mereka senang karena dapat menjalin persahabatan lagi.
"Kebetulan saya mengajar di kelas kalian, jadi kalian akan saya ta'zir hingga pelajaran saya selesai nanti. Kalian ke lapangan dan hormat bendera sekarang." perintah ustadzah Tia.
"Ta..tapi ustadzah.." kata Athaya yang mencoba membujuk ustadzah Tia.
"SUDAH TIDAK ADA TAPI TAPIAN. KALIAN MAU SAYA BERI TA'ZIR LEBIH BERAT?" teriak ustadzah Tia yang membuat mereka berempat takut dan langsung melaksanakannya.
"Jangan ustadzah, kita kelapangan sekarang. Assalamualaikum" ucap mereka sambil berlari.
Mereka sedikit kesal kenapa di hari kedua masuk ponpes sudah mendapat ta'zir. Banyak santri putra dan santri putra yang memperhatikan mereka. Mereka sangat malu karena harus diperhatikan karena mendapat ta'zir.
*di sisi lain*
Azmi, Aban, Alwi, dan Putra bersiap menuju sekolah. Mereka berempat sahabat satu kamar tetapi berbeda kelas. Mereka juga terkenal sebagai Santri Idaman di ponpes Nurul Qadim ini karena mereka adalah vokalis dari majelis Syubbanul Muslim. Mereka juga memiliki paras yang sangat tampan.
"Azmi, kak Aban, kak Putra buruan kita sudah terlambattt" teriak Alwi karena 5 menit lagi kelas akan dimulai.
Yang dipanggil masih sibuk menyiapkan barang barang mereka. Alwi yang sudah sedari tadi siap merasa kesal karena teman satu kamar nya ini lelet semua.
Tak lama, Azmi, Aban, dan Putra keluar kamar. Mereka sudah nampak siap dan rapi untuk pergi kesekolah. Azmi dan Alwi menuju kelas 2 MA sedangkan Aban dan Putra menuju kelas 3 MA.
Ternyata mereka sudah terlambat memasuki kelas. Sudah ada ustadz yang mengajar di kelas. Akhirnya mereka berempat kena ta'zir. Mereka di ta'zir sama seperti SPi yaitu berdiri dilapangan sambil hormat bendera.
Supaya lebih mudah, kita sebut SPi 'Santri Putri' untuk 4 santri putri sedangkan yang 4 santri putra kita sebut SPa 'Santri Putra' ya gais.
*Back to story.SPa kagum melihat 4 santri putri yang berada di sebrang mereka. Keempat Ukhti ini cantik cantik layaknya bidadari. Mereka ber 8 saling menatap karena sama sama heran mengapa SPi di ta'zir begitupun sebaliknya.
Mereka berempat sadar mereka telah melakukan zina mata. Mereka mengucap istighfar secara bersamaan namun hanya diucapkan dalam hati.
"Eh kenapa ya keempat santri putri itu di ta'zir sama seperti kita?" bisik Putra kepada Aban.
"Mereka kan santri baru, mungkin mereka belum terbiasa dengan kegiatan yang dilakukan dipondok sehingga mereka melakukan kesalahan." jawab Aban santai.
Setelah pelajaran selesai, bel istirahat pun berbunyi pertanda pelaksanaan ta'zir mereka telah usai. Mereka mengucapkan hamdalah bersama karena mereka selesai menjadi ikan teri yang dijemur di bawah teriknya matahari.
"Emm.. Afwan ukhti, boleh saya tau kenapa ukhti berempat kena ta'zir seperti ini?" tanya aban sopan.
-------------------- next part --------------------
Kasian banget ya 4 santri putri itu, dihari pertama mereka melakukan kegiatan di ponpes sudah kena ta'zir oleh ustadzah killer🤣.
Selamat menunggu part selanjutnya gais.
Jangan lupa vote yaa🥰
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionKisah cinta seorang santri putra dan santri putri yang sama sama idaman di pesantren. Mereka belum sempat bisa bersatu ketika masih berstatus santri. Bahkan mereka sempat berpisah beberapa tahun lamanya. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Atau mun...