Persiapan demi persiapan sudah terlaksana. Kini hari yang ditunggu-tunggu datang juga. Ya, tepat di hari ini Azmi dan Novi akan menjadi sepasang suami istri. Mereka akan melakukan acara pernikahan dirumah Novi.
Sudah ramai orang yang berada di lantai bawah untuk menyaksikan acara utama hari ini yaitu ijab qabul. Raut wajah bahagia sudah terpancar di muka semua orang terutama sang mempelai.
Malam kemarin Azmi dan keluarga sempat menginap dirumah Alwi supaya lebih dekat jaraknya untuk sampai kerumah Novi.
"Duh Azmi kok jadi keringat dingin gini ya." kata Azmi kepada ketiga sahabatnya yang tentu saja akan menemani Azmi di acara penting ini.
"Rileks aja mi. Kalo kamu gugup takutnya salah ngucap nanti." kata Aban menenangkan Azmi.
"Bener tuh mi. Kamu doa aja biar diberi kemudahan. Kita juga doain kamu kok." kata Alwi mengelus pundak Azmi.
"Hufftt.." Azmi menarik nafasnya dalam-dalam lalu menghembuskannya supaya merasa lebih rileks.
"Udah hafal kan bacaan ijab qabulnya." tanya Putra.
"Inysaallah udah kak."
"Mas udah siap belom?" tanya Umi ketika mendapati Azmi sedang berada di kamar Alwi.
"Mau berangkat sekarang Umi?"
"Bentar lagi, kamu sarapan dulu buruan." pinta Umi.
"Ntar aja deh Mi, Azmi masih kenyang."
"Sarapan dulu ntar kalo perutnya kosong waktu ijab qabul gabisa konsen." titah Umi.
"Iya Mi makan dikit dulu aja." saran Alwi.
"Yaudah deh."
*Ciwi-ciwi POV*
"Tenang Nov jangan gugup ntar luntur tuh makeup." gurau Thaya.
"Gimana ga gugup coba, ini kan hari penting di hidup aku. Gimana ya biar ga gugup?" jawab Novi.
"Doa aja InsyaAllah lancar kok." balas Chelsea.
"Iya Nov, Bismillah." sahut Eva.
"Kalian temenin aku sampai acara selesai ya?" pinta Novi.
"Iya Nov kita pasti temenin kamu terus kok." jawab ketiganya.
Beberapa menit setelahnya pun Azmi tiba dirumah Novi. Ketika mendengar itu Novi bertambah gugup sekaligus bahagia.
***
Saat yang ditunggu-tunggu tiba. Azmi mulai menjabat tangan Ayah Novi sambil mengucapkan kata-kata sebagaimana orang yang sedang melakukan ijab qabul.
Novi terus berdoa supaya Azmi diberi kelancaran ketika mengucap ijab qabulnya.
"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bil mahril madzkur haalan"
Semua orang bersorak bahagia. Novi yang kini sedang berada di kamar telah meneteskan air matanya. Ia bahagia bercampur rasa haru. Ia masih tak menyangka sudah menjadi istri orang yang sangat ia cintai itu.
"Selamat ya kak kamu udah menjadi istri orang sekarang. Lakukan yang terbaik buat suami kamu. Ibu dan Ayah selalu doain yang terbaik buat kamu." kata Ibu yang membuat air mata Novi lagi-lagi menetes.
Ibu dan ketiga sahabat Novi mengantar Novi turun kebawah untuk menemui Azmi yang kini sudah sah menjadi suaminya.
"MasyaAllah kamu cantik banget hari ini." kata Azmi berbisik di telinga Novi, Novi yang mendengar tersenyum dan tersipu malu.
Mereka berdua kini sedang duduk berdampingan di kursi yang digunakan untuk ijab qabul. Mereka berdua menandatangani buku nikah dan berkas-berkas yang disediakan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionKisah cinta seorang santri putra dan santri putri yang sama sama idaman di pesantren. Mereka belum sempat bisa bersatu ketika masih berstatus santri. Bahkan mereka sempat berpisah beberapa tahun lamanya. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Atau mun...