Reuni

141 9 5
                                    

4 tahun berlalu begitu cepat. Kini Novita, Eva, Chelsea dan Athaya sudah resmi menjadi seorang sarjana lulusan dari Universitas Indonesia sesuai harapan mereka. Sedangkan Azmi, Aban, Alwi dan Putra menjadi seorang guru/pengajar di ponpes Nurul Qadim.

Azmi, Alwi dan Putra kini tinggal di Probolinggo berdekatan dengan rumah Aban. Dengan uang mengajar dan hasil dari bisnisnya mereka membeli rumah sendiri di Probolinggo. Mereka pindah di Probolinggo dengan alasan supaya dekat ketika mengajar dan masih bisa ikut majelisan.

Walaupun sudah beberapa tahun LDR, mereka tak berhenti untuk saling berkomunikasi. Hubungan mereka masih tetap sama seperti dulu yang selalu dekat dan saling support.

Malam ini Novi, Eva, Chelsea dan Thaya akan berangkat ke Probolinggo. Besok mereka akan menghadiri acara reuni dengan para alumni pesantren angkatan mereka. Rencananya, mereka berempat juga akan bertemu dengan Azmi, Aban, Alwi dan Putra.

Kuda Lumping🐴
Eva : Kita jadinya berangkat jam berapa nih?

Chelsea : Jam 3 sore aja gmn? perjalanan nya kan jauh

Athaya : Ngikuttt

Yaudah ntar kalian langsung kerumah aku ya

Eva, Chelsea, Thaya : Siap

Kuda Lumping adalah nama grup Whatsapp mereka. Entah apa artinya mereka mencetuskan nama itu begitu saja.

Mereka akan berangkat pukul 3 sore. Mereka harus berangkat sore ini karena perjalanannya memang akan sangat lama. Mereka juga sudah menyewa hotel di dekat ponpes.

Pukul 1 dini hari mereka sampai di hotel. Mereka berempat langsung membersihkan diri dan langsung tidur supaya tidak kelelahan. 

***

Acara reuni dilaksanakan di cafe dekat ponpes ba'da sholat dzuhur. Teman-teman seangkatan Novi kala itu sudah berkumpul disana. Mereka saling berbincang untuk melepas rindu setelah beberapa tahun tak bertemu. Tak lupa, mereka mengabadikan momen dengan berfoto bersama. Kemudian acara bebas.

Kini Novi sedang bersama Sofi. Mereka berdua sudah nampak akrab dan tak ada masalah lagi diantara mereka berdua. Saat mereka berdua sedang asik berbincang, tiba-tiba Eza ikut gabung dengan keduanya. Eza adalah salah satu santri putra yang sangat mengagumi Novi dan paling sering memberi surat untuk Novi.

"Nov gimana kabarnya?" tanya Eza sambil mengambil kursi untuk duduk didepan Novi.

"Alhamdulillah baik Za. Kamu sendiri gimana?"

"Alhamdulillah baik juga Nov."

"Yang ditanyain Novi aja nih? Kan ini lagi berdua bukan cuma ada Novi aja." kesal Sofi.

"Eh iya iya maaf. Gimana kabar kamu Sof?" tanya Eza terkekeh.

"Baik juga Alhamdulillah." ujarnya, "Nov aku kesana duluan ya, ntar jadi nyamuk." lanjutnya dan dibalas anggukan oleh Novi.

"Nov sama siapa sekarang?" tanya Eza basa-basi.

"Lah kan ini lagi sama kamu Za, gimana sih." jawab Novi santai.

"Maksudnya lagi deket sama siapa gitu." balas Eza, "Udah ada cowo yang dateng kerumah belom?" tanyanya lagi.

"Banyak itu mah. Apalagi waktu ngerjain skripsi banyak banget yang kerumah buat nyuruh aku bantuin nyusun skripsi mereka." jawab Novi enteng.

"Bukan itu maksud aku."

"Ya terus apa? Yang jelas dong ngomongnya." kesal Novi ketika mendengar Eza bertanya dengan berbelit-belit.

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang