"Setuju. Kak Putra bakal bantuin Aban buat ngebuktiin ini semua mi. Jujur kak Putra kecewa banget sama kamu tadi mi." kata Putra.
~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~
SPi POV
Mereka berempat sampai di kamar dan menata tempat tidur mereka masing-masing. Eva yang melihat Novi melamun mencoba menegur Novi.
"Udah Nov gausa terlalu dipikirin. Ntar kamu sakit loh kalo banyak pikiran apalagi mikirin yang ga penting." kata Eva membuyarkan lamunan Novi.
"Gimana aku ga kepikiran terus. Kata-kata kak Azmi itu udah nusuk banget va." jawab Novi.
"Tapi tadi kamu hebat banget Nov udah berani ngungkapin kekecewaan kamu. Jarang-jarang kan Novita yang lemah lembut ini berani ngomong gitu, ke Azmi pula." kata Chelsea terkekeh.
"Iya, pokonya kamu harus bisa ngelupain Azmi. Kamu harus bisa cuek dihadapan dia. Kamu ga perlu lagi nunjukin ke lembutan hati kamu didepan dia. Pokonya move on." ucap Thaya menyemangati.
"Makasih ya kalian udah support aku. Kalian emang terdabest deh." balas Novi mencoba tersenyum.
Akhirnya Eva, Chelsea dan Thaya terjun ke dunia mimpinya. Sedangkan Novi tak bisa tidur dan masih memikirkan kejadian buruk tadi. Pukul 2.00 Novi baru bisa masuk ke alam mimpi.
Pukul 3.00 Eva, Chelsea dan Thaya sudah siap pergi ke masjid. Tak biasanya, Novi bangun terakhir. Ketika semuanya sudah siap, Novi pun belum bangun juga. Thaya pun memutuskan membangunkan Novi.
Thaya kaget sekaligus khawatir karena ketika ia memegang badan Novi semuanya terasa panas. Suhu tubuhnya pun tinggi. Thaya pun cepat cepat memberitahu temannya yang lain.
"Eh gimana ini badan Novi panas banget pasti ini karena dia kefikiran kejadian tadi malem. Eva kamu tolong cari bantuan buat bawa Novi ke klinik pondok." ujar Thaya panik.
Setelah mencari cari bantuan akhirnya Novi di bawa ke klinik pondok. Eva, Chelsea dan Thaya terpaksa meningalkan Novi sendiri terbaring lemah di kasur klinik. Mereka harus melaksanakan aktivitas mereka dan memutuskan menjenguk Novi ketika pulang sekolah nanti.
Ketika SPi hendak pergi ke sekolah mereka melihat SPa berjalan kearah mereka. Mereka pun spontan berbalik arah karena enggan bertemu dengan Azmi yang sudah membuat Novi sakit seperti ini.
SPa POV
"Loh kok mereka balik sih, biasanya juga lewat sini. Mana cuma bertiga lagi, Novi kemana ya." kata Alwi bertanya tanya.
"Iya ya. Apa kita kejar aja daripada kita penasaran yakan. Soalnya ga biasa banget mereka cuma bertiga gini." tambah Putra ikut penasaran.
"Apaansih gausah, buang-buang waktu aja. Mungkin dia udah berangkat duluan kali." jawab Azmi acuh.
"Yaudah kalo kamu gamau ikut kita aja yang ngejar. Ayok put, wi." ajak Aban kepada Putra dan Alwi dan terpaksa Azmi harus mengikuti mereka.
"Ukhti tungguuu." teriak Aban.
SPi pun tak menghiraukan panggilan Aban. Mereka terus berjalan untuk menghindari mereka. Tetapi karena langkah SPa lebih cepat jadi mereka bisa menghentikan SPi.
"Ukhti kenapa tidak menoleh ketika kami panggil?" tanya Putra sambil ngos-ngosan.
"Gpp akhi. Kami cuma enggan bertemu akhi Azmi saja." jawab Thaya sambil melirik Azmi tetapi Azmi hanya biasa saja.
"Kenapa begitu ukhti? Dan ga biasanya ukhti ukhti hanya jalan bertiga, Novi kemana?" tanya Aban.
"Novi sakit akhi. Sekarang dia ada di klinik pondok karena sempat tak sadarkan diri tadi. Dia semalaman menangis memikirkan kejadian kemarin." jawab Eva dingin, padahal biasanya Eva tak pernah sedingin ini kepada siapapun.
"Apa boleh setelah pulang sekolah nanti kami menjenguk Novi, ukhti?" tanya Alwi.
"Boleh saja akhi. Tapi tolong gausa ajak akhi Azmi, saya yakin Novi gamau nemuin dia." balas Chelsea ketus dan SPa mengangguk mengerti.
Setelah mengetahui penjelasan dari SPi mereka pun kembali berjalan menuju sekolah. Ditengah perjalanan mereka membicarakan Novi.
"Kak kasihan banget ya Novi sampe sakit gitu gara gara kejadian kemarin. Pasti dia kefikiran banget sama kata-kata Azmi yang nyakitin banget itu." sindir Alwi kepada Azmi.
"Apaan sih wi. Dia aja yang baperan, omongan Azmi gitu aja masa dimasukin hati banget sih, sampe sampe sakit gitu." balas Azmi yang belum merasa bersalah.
"Mi, bukan dia yang baperan tapi kamu nya yang keterlaluan. Kamu sadar ga sih ucapan kamu itu nyakitin hati banget." kesal Aban.
"Alah masa sih. Azmi ngerasa biasa aja kok." jawab Azmi santai.
"Bener-bener kamu mi. Pikiranmu udah diracuni pake apa sih sama Sofi. Sampe tega kamu nyakitin hati orang sebaik Novi." kata Putra tak kalah kesal.
"Lebay semuaaa." teriak Azmi acuh sambil meninggalkan teman temannya.
*Skip pulang sekolah*
Karena setelah pulsek tak ada kegiatan apapun jadi SPa dan SPi dapat menjenguk Novi ke klinik. SPa dan SPi menjenguk Novi bersamaan.
"Assalamualaikum" salam mereka ber6.
"Waalaikumsalam" jawab Novi yang sedang berbaring dan melamun.
Baru saja masuk ruangan, SPi sudah membanjiri Novi dengan pertanyaan-pertanyaan mereka yang membuat SPa terkekeh dan salut dengan persahabatan mereka.
"Kamu sakit apa Nov? Kok bisa sih sampe pingsan gitu." tanya Chelsea.
"Kamu kok bisa sampe sakit gini sih Nov. Kita semua kan jadi ga tenang mikirin kamu." kata Eva.
"Gimana Nov keadaan kamu sekarang? Udah mendingan apa masih ada yang sakit." tanya Thaya."Udah mendingan kok cuma masih pusing aja. Maaf ya udah bikin kalian panik. Makasih udah bawa aku kesini." jawab Novi tersenyum.
"Nov maafin Azmi ya udah buat kamu jadi kaya gini." ucap Aban mewakili Azmi.
"Gpp kak, Novi sakit juga bukan karna kak Azmi kok. Mungkin Novi cuma kecapekan aja." jawab Novi ramah dan dibalas senyum oleh SPa yang masih merasa tidak enak hati karena perbuatan temannya, Azmi.
"Aku mau balik ke kamar nih, udah ga betah disini. Tolong dong sampein ke ustadzah nya biar aku bisa istirahat di kamar aja." pinta Novi kepada teman-temannya.
"Kamu masih pucet Nov, masih lemes juga. Mending kamu disini aja kita bakal jagain kamu kok." jawab Chelsea.
"Tapi disini ga enak, bau obat. Mending di kamar aja ntar juga sembuh kok." balas Novi.
"Ya namanya juga klinik Nov, ya bau obat lah. Bener kata ukhti Chelsea kamu disini dulu biar cepet sembuh." saran Alwi dan Novi pun hanya menuruti permintaan teman-temannya itu.
Beberapa menit kemudian SPa pamit kembali ke kamar. Ketika di perjalanan balik, mereka bertemu dengan Azmi sedang bersama Sofi.
"Mi ngapain disini? Bukannya jenguk dan minta maaf sama Novi malah disini sama orang yang salah." sindir Putra.
"Lah kan tadi kak Putra denger sendiri Azmi ga dibolehin jenguk Novi. Lagian Azmi juga ga salah ngapain Azmi minta maaf." bantah Azmi.
"Walaupun ga dibolehin harusnya kamu usaha lah mi ga malah gini." balas Aban geram.
"Emang nya Novi kenapa akhi kok harus dijenguk?" tanya Sofi sok kalem.
"Novi sakit. Peduli apa kamu sama Novi pake tanya-tanya segala." sindir Alwi kepada Sofi dan Sofi hanya diam tak bersalah.
SPa muak melihat Sofi dan teman-temannya. Mereka meninggalkan SofiCs dan Azmi untuk kembali ke kamar mereka. Setelah sampai mereka merebahkan tubuh mereka di kasur.
"Ban, Wi, gimana nih kita ungkapin kebenarannya?" tanya Putra menghilangkan keheningan.
---------------------- Next part --------------------
Makin seru kan? Jangan sampai ketinggalan ceritanya.
Jangan lupa komen dan vote❤︎
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Dalam Diam
Teen FictionKisah cinta seorang santri putra dan santri putri yang sama sama idaman di pesantren. Mereka belum sempat bisa bersatu ketika masih berstatus santri. Bahkan mereka sempat berpisah beberapa tahun lamanya. Apakah mereka dapat bersatu kembali? Atau mun...