Pasar Malam

154 9 10
                                    

Hari ini orang tua Novi pulang. Teman-teman Novi akan pulang nanti malam setelah kedatangan Azmi dan yang lainnnya. Azmi akan main kerumah Novi bersama Aban, Alwi dan Putra.

"Eh kalian mau tau ga?" kata Novi disela-sela mereka bersantai.

"Ga." jawab teman-temannya kompak tanpa menatap Novi dan masih sibuk dengan ponsel masing-masing.

"Yaudah kalo gamau tau. Terserah ya nanti kalian kelabakan sendiri karena gaada persiapan buat ketemu sama seseorang ini yang gabakal kalian sangka sama sekali." kata Novi membuat teman-temannya penasaran. Dia langsung bergegas ke kamar mandi, tentunya untuk mandi.

"Maksud kamu?" tanya Eva.

"Gajadi ngasi tau." kata Novi yang membuat ketiga temannya itu kesal.

10 menit kemudian dia keluar dari kamar mandi. Dia langsung mengambil ponselnya dan Azmi baru saja mengirim pesan untuknya.

Kak Azmi
Nov kak Azmi sama temen-temen otw sekarang ya

Iya kak

Sudah tak ada balasan lagi dari Azmi. Novi segera bersiap untuk menemui Azmi. Dia memakai gamis berwarna biru dan kerudung dengan warna senada.

Teman-temannya bingung mengapa Novi memakai gamis ketika dirumah begini. Biasanya dia hanya memakai rok dan atasan kaos panjang saja. Teman-temannya langsung membanjiri Novi dengan pertanyaan yang mewakili rasa penasaran mereka.

"Nov mau kemana?" tanya mereka yang tak sengaja bersamaan.

"Kepo." kata Novi santai. Teman-temannya kesal dan mendiamkan Novi yang sedang bergelut dengan makeup nya. Dia hanya berdandan natural saja supaya mukanya terlihat lebih fresh.

Beberapa menit kemudian ada yang memencet bel rumah Novi sambil mengucapkan salam. Segera saja ia turun menemui seseorang yang sudah ia tunggu-tunggu dari tadi. Eh bukan seorang, tapi empat orang.

"Biar Novi aja bu yang buka." kata Novi yang membuat ibunya menghentikan langkah ketika hendak membuka pintu. Ibunya menuruti ketika mendengar kata Novi tadi dan berbalik arah menuju dapur.

"Waalaikumsalam" jawabnya sambil membukakan pintu.

"Masuk kak, silahkan duduk." kata Novi mempersilahkan.

"Ayah sama Ibu mana Nov?" tanya Azmi yang sudah duduk di sofa ruang tamu.

"Ibu lagi didapur, ayah lagi keluar. Bentar Novi panggilin ibu." kata Novi sambil berlalu meninggalkan mereka berempat.

"Cie manggilnya ayah ibu nih?" gurau Aban sambil menyenggol lengan Azmi pelan.

"Iya lah kan camer." jawab Azmi percaya diri, "Eh maksud aku, kan biar lebih akrab aja gitu." elaknya.

"Aku jomblo aku diem." kata Alwi dengan wajah polosnya, "Eh kalian berdua janjian ya warna bajunya bisa sama gitu." lanjut Alwi.

"Oh iya ya sama. Tapi serius kita ga janjian tau." balas Azmi.

"Boong?" tambah Putra.

"Serius."

Novi dan Azmi kebetulan memang sedang memakai baju yang berwarna senada. Tapi mereka tidak janjian sama sekali.

"Eh azmi. Gimana kabarnya?" tanya ibu sambil berjalan mendekati Azmi.

"Alhamdulillah sehat bu. Ibu sendiri gimana?" tanya Azmi balik

"Alhamdulillah ibu juga sehat. Eh ini siapa aja?" tanya ibu sambil melihat Aban, Alwi dan Putra.

"Ini kak Aban, ini kak Putra, ini kak Alwi bu." kata Novi memperkenalkan mereka bertiga."

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang