Seperti Mimpi

288 13 0
                                    

"Emm.. Afwan ukhti, boleh saya tau kenapa ukhti berempat kena ta'zir seperti ini?" tanya Aban sopan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

SPi tak percaya bahwa mereka di hampiri dan diajak bicara oleh sang idola. Rasanya seperti mimpi bagi mereka.

"Kita berempat terlambat sholat subuh akhi. Kalo akhi berempat mengapa juga kena ta'zir?" jawab Eva sambil menunduk kan pandangan karena lawan bicaranya bukan mahramnya.

"Kami berempat terlambat masuk kelas ukhti. Kalo boleh tau, nama ukhti berempat siapa?" tanya Aban.

"Saya Eva Khairunnisa akhi." jawab Eva dengan wajah polosnya.

"Saya Athaya Putri akhi." jawab Athaya dengan senyum manisnya.

"Saya Chelsea Faulina akhi." jawab Chelsea sedikit datar namun tetap tersenyum.

"Saya Novita Amelia kak tapi panggil aja Novi gausa panggil ukhti, Novi masi risih dipanggil ukhti kak." jawab Novi meminta.

"Akhi berempat sendiri namanya siapa saja?" tanya Chelsea pura pura tidak mengenal.

"Saya Alwi Assegaf ukhti." jawab Alwi tersenyum.

"Saya Muhammad Nurus Sya'ban ukhti, panggil saja Aban." kata Aban dengan senyum lebarnya.

"Saya Rajadin Putra ukhti, salam kenal." ucapnya dengan senyum khasnya.

"Saya Muhammad Ulul Azmi Askandar ukhti." kata Azmi sambil tersenyum yang membuat jantung Novi berdegup kencang tak beraturan.

"Kalo begitu kami berempat pamit kak, kita mau kembali ke kelas. Assalamualaikum." ucap Novi sambil menarik tangan Eva kemudian diikuti Chelsea dan Athaya. Ia tak tahu lagi harus bagaimana, karena bertemu idola yang selama ini hanya dapat ia cintai dalam diam.

"Waalaikumsalam" jawab SPa bersamaan.

SPi POV

"Ekhem.. Yang salting ketemu gus Azmi sampai ngajak buru buru masuk kelas." ledek Athaya yang diikuti tawa oleh Eva dan Chelsea.

"Apaansi biasa aja, kalian juga pasti salting kan ketemu idola kalian. Apalagi Chelsea, didepan alwi sok cuek padahal aslinya mah mau teriak sekenceng kenceng nya tapi gabisa." balas Novi kepada mereka bertiga.

"Ya emang sih tadi aku kaya mau teriak, tapi aku berusaha nahan supaya ga keliatan alay gitu." ujar Chelsea.

"Sok dehh" ledek Athaya Eva dan Novi.

SPa POV

"Tadi kayanya ada yang salting waktu ketemu ukhti ukhti tadi. Apalagi itu tu yang dari tadi senyum senyum sendiri" kata Putra sambil melirik azmi yang sedari tadi senyum senyum sendiri.

"Istighfar mi jangan mikirin ukhti mulu. Mikirin sekolah sama hafalan dulu. Ntar semuanya jadi kacau kalo kamu mikirin yang lain." nasihat Aban kepada adiknya, Azmi.

Semua di ponpes memang menganggap adik kelasnya seperti adik kandung sendiri, begitu juga sebaliknya.Tidak ada kata senioritas di dalam ponpes. Semua sudah dianggap keluarga.

"Astaghfirullah, maaf kak Azmi gak sengaja mikirin ukhti itu." kata Azmi polos.

"Emang kamu mikirin ukhti yang mana mi?" tanya Alwi penasaran.

"Ehm.. Ukhti Novi. Menurut Azmi, dia paling cantik diantara keempat ukhti itu. Apalagi lesung pipinya yang sangat dalam membuat ia lebih manis." ujar Azmi kagum.

"Menurut kak Aban sih ukhti Eva yang paling cantik, seperti bidadari yang turun entah darimana." kata Aban dengan nada lebay nya.

"Menurut Alwi, ukhti Chelsea. Dia cuek tetapi masih sopan dalam berbicara." ucap Alwi sambil tersenyum.

"Menurut kak Putra sih ukhti Thaya, dia cantik dan senyumnya juga manis. Sepertinya mereka berempat orangnya baik dan asik. Tapi karena kita baru pertama kali bertemu jadi mereka mungkin sedikit canggung." kata Putra yang sepertinya ingin mengenal lebih jauh keempat santri putri itu, terutama ukhti Thaya.

Tak lama bel masuk pun berbunyi. Setelah lamanya pelajaran, akhirnya jam menunjukkan pukul 11.40 dimana kegiatan belajar mengajar disekolah selesai dan seluruh warga ponpes bersiap melaksanakan sholat dzuhur berjamaah.

SPi POV

Setelah selesai sholat berjamaah SPi melihat santri idaman mereka berjalan menuju arah mereka. Perasaan yang mereka rasakan saat ini berantakan tak tertata.

Mereka bingung harus menyapa atau tidak. Jika tidak menyapa mereka takut dikata orang sombong karena mereka sudah berkenalan tadi.

Di tengah kebingungan mereka, ternyata SPa sudah lebih dulu menyapa mereka.

"Assalamualaikum ukhti." salam SPa kompak.

"Waalaikumsalam akhi." jawab SPi bersamaan.

"Ukhti berempat ini mau kembali ke asrama kah?" tanya Azmi memulai percakapan.

"Na'am kak. Afwan, ada keperluan apa ya menghampiri kami?" kata Novi menjawab pertanyaan Azmi.

"Ehm.. Afwan Novi, boleh kami tau Novi dan ukhti bertiga ini berada di kamar apa?" tanya Azmi lagi.

"Kami di kamar 'An Nisa' kak. Kenapa ya?" jawab Novi memberitahu.

-------------------- next part --------------------

Pada penasaran ngga sih kenapa Azmi tanya dimana kamar SPi? Tunggu aja part selanjutnya gais.
Terimakasih yang sudah baca dan vote.
Yang belum segera vote yaa🥰

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang