Sepucuk Surat

256 13 3
                                    

"Afwan Novi, boleh kami tau Novi dan ukhti bertiga berada di kamar apa?" tanya Azmi lagi.

"Kami di kamar 'An Nisa' kak. Kenapa ya?" jawab Novi memberitahu.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"Ehm.. Tidak apa. Ukhti ukhti ini kan santri baru, mungkin jika membutuhkan sesuatu bisa mencari kami. Insyaallah kami bisa membantu" ucap Azmi sambil tersenyum.

"Na'am kak, syukron." jawab Novi yang juga sambil tersenyum.

"Ekhem.. Dunia serasa milik berdua yang lain ngontrak." teriak Putra menggoda Novita dan Azmi.

"Apaansi kakkk." kata Azmi dengan wajah cemberut yang membuat semua tertawa.

"Kalo begitu kami permisi ukhti, silahkan melanjutkan perjalanan lagi. Assalamualaikum." pamit Alwi mewakili teman temannya yang asik tertawa.

"Waalaikumsalam." jawab SPi sambil berlalu meninggalkan SPa.

*skip malam hari*

SPa POV

"Eh mi kenapa kamu tanya kepada ukhti Novi bahwa mereka ada dikamar mana?" tanya Aban penasaran.

"Jadi Azmi rencananya mau ngirim surat buat Novi kak, makanya Azmi tanya dimana kamar mereka. Azmi pengen ngajak berteman Novi biar kami bisa deket tapi bukan pacaran." jelas Azmi kepada teman temannya.

Karena di pondok tidak di izin kan bermain ponsel, jadi biasanya santri putra dan santri putri berkomunikasi menggunakan sepucuk surat. Diizinkan bermain ponsel hanya jika hari libur, yaitu hari Jum'at.

"Oh gitu, walaupun cuma temen tapi harus tetep tau batasan ya mi. Gaboleh pandang pandangan, gaboleh pergi berduaan, gaboleh ---" belum selesai bicara Azmi memotong pembicaraan Aban.

"Iya kak, Azmi tau kok. Insyaallah ga akan kenapa kenapa." jawab Azmi meyakinkan.

"Kalo gitu Alwi juga mau ngirim surat ah buat ukhti Chelsea, ntar sekalian bareng ya mi nitip ke Pakdhe Yanto nya." kata Alwi bersemangat.

Pakdhe Yanto adalah satpam yang menjaga di perbatasan asrama Santri Putra dan Santri Putri. Jika santri putra ingin memberikan sesuatu untuk santri putri atau sebaliknya, Pakdhe Yanto lah yang menyampaikannya. Dipanggil Pakdhe karena beliau orang Jawa jadi lebih memilih dipanggil pakdhe daripada bapak atau panggilan yang lainnya.

"Kak Putra juga ikutan yaaa. Kalo gitu kak Putra mau nyiapin kata kata yang indah dulu ah buat ukhti Thaya." kata Putra yang nyamber begitu saja sambil bicara dengan nada lebay.

"Kak Aban juga dehh.. Mau siapin surat yang kata kata nya menyentuh hati biar ukhti Eva klepek klepek sama kak Aban." timpal Aban yang sama lebay nya dengan Putra.

Azmi dan Alwi lah yang sedikit lebih waras dari kakak kakak nya itu. Walaupun mereka semua dapat dikatakan santri bucin tetapi Azmi dan Alwi tak selebay kakak kakak nya.

Setelah selesai menulis surat, mereka memasukkan suratnya ke dalam amplop kecil yang biasa digunakan untuk kondangan ibu ibu. Mereka berempat berjalan menuju ke pos Pakdhe Yanto.

"Assalamualaikum Pakdhe." salam mereka bersamaan.

"Waalaikumsalam cah ngganteng (anak ganteng), ada apa ini malem malem kesini?" jawab Pakdhe Yanto.

"Ini pakdhe, kita berempat mau menitip surat untuk santri putri di kamar 'An Nisa'." jelas Azmi kepada Pakdhe Yanto.

"Oh ngono (oh begitu), mana surate sini Pakdhe kasih ke santri putri, di kamar 'An Nisa' ya." kata Pakdhe sambil mengambil alih surat dari VS.

"Syukron Pakdhe, kalo gitu kita berempat balik lagi ke kamar Pakdhe. Assalamualaikum." kata Azmi berpamitan.

"Waalaikumsalam" jawab Pakdhe sambil berjalan menuju kamar SPi.

SPi POV

Malam ini SPi melakukan kegiatan mereka masing masing. Ada yang belajar pelajaran sekolah, ada yang mengerjakan tugas, ada yang menghafal quran dan ada yang menghafal kitab.

Suara ketukan pintu dan salam dari seseorang diluar membuat mereka menghentikan kegiatan mereka. Mereka saling bertatap mengisyaratkan siapa yang akan membukakan pintu.

"Assalamualaikum" salam seseorang tersebut.

"Waalaikumsalam" jawab semua, Novi pun yang beranjak untuk membukakan pintu.

"Eh Pakdhe, ada apa Pakdhe malam malam kemari" tanya Novi dengan sangat sopan.

"Iki loh ndok (ini lo nak), ada santri putra sing (yang) ngasih surat untuk santri putri di kamar 'An Nisa' ini surat nya ada 4 untuk masing masing santri putri yang ada disini."

"Syukron Pakdhe suratnya." ujar Novi sambil mengambil alih surat dari tangan Pakdhe kemudian Pakdhe pamit untuk kembali ke pos.

"Apaan tuh Nov" kata Chelsea penasaran.

"Ngapain Pakdhe malem malem kesini Nov" tanya Athaya.

"Amplop buat siapa Nov?" tanya Eva yang sama penasarannya seperti Athaya Chelsea.

"Etdah.. Nanya satu satu napa." jawab Novi sedikit kesal karna baru masuk sudah diserbu pertanyaan oleh sahabat sahabat nya itu.

"Yaudah maaf, buruan kasi tau itu apa." pinta Chelsea yang sepertinya tidak sabar.

"Ini surat dari kang santri untuk kita." jawab Novi yang belom mau to the point.

"Kang santri yang mana?" tanya Eva.

"Masa iya sih kang santri idaman kita?" tanya Athaya kurang yakin.

"Iya benerrr ini dari kang santri idaman kitaaa." jawab Novi sambil sedikit teriak karena kegirangan.

"Hahhh serius kamu?" ujar Eva Chelsea dan Athaya bersamaan.

"Serius. Ini nih buat Eva, ini buat Chelsea, ini buat Thaya." Novi pun membagikan suratnya masing masing.

Novi pun langsung membuka surat tersebut untuk mengetahui apa isinya. Dengan rasa penasaran ia membuka perlahan dan membacanya. Begitupun sahabat sahabatnya yang mulai membuka dan membaca surat yang mereka terima masing masing.

--------------------- next part ---------------------

Kira kira apa isi surat yang diberikan Azmi untuk Novi ya? Siapa aja ni yang penasaran isi suratnya.
Ikuti terus ceritanya sampai habis ya, jangan sampai ketinggalan.
Jangan lupa vote juga ya gais😍

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang