Ancaman

143 10 4
                                    

Novi sedang tidak ada kegiatan apapun. Dia merasa bosan dan kesepian. Karena bosan, Novi memutuskan pergi ke taman disekitar rumahnya. Ketika ia duduk di bangku taman, ada seorang anak laki-laki seumurannya menghampirinya.

"Kamu Novita kan?" pekik anak laki-laki itu. Dia Eza, orang yang mengagumi Novi. Ternyata Eza baru pindah ke Jakarta dan kebetulan rumahnya tak terlalu jauh dari taman itu.

Novi masih kesal dengan Eza karena kejadian beberapa bulan lalu. Novi sudah sangat kecewa dengan Eza karena telah mempermalukan dirinya didepan teman-teman dan sudah bertindak kasar dengannya. Ia tak ingin lagi bertemu dengan Eza. Tapi kenapa kini ia harus kembali menatap wajah pria kasar itu.

"Hm. Ngapain disini?" ketus Novi.

"Jangan galak-galak dong. Boleh duduk ga?" balas Eza.

"Kamu duduk, aku pergi."

"Kamu masih marah sama aku?" tanya Eza yang masih berdiri ditempatnya.

"Menurut kamu?"

"Please jangan marah lagi. Itu udah masalalu. Kita buka lagi lembaran baru buat mulai masa depan kita." bujuk Eza.

"Masa depan kita? Kamu aja kali aku ngga. Aku udah ada calon." balas Novi ketus.

"Kalo emang udah ada calon, berani ga kamu kenalin ke aku."

"Apa urusannya sama kamu."

"Ya aku pengen tau aja kamu bohong atau engga."

"Kamu ga perlu tau."

"Aku perlu tau."

"Kamu bukan siapa-siapa aku, kamu gaperlu tau. Kamu jangan muncul lagi dihadapan aku!" tegas Novi yang beranjak pergi, namun langkah nya terhenti mendengar perkataan Eza.

"Kalo aku gabisa dapetin kamu, orang itu juga gabisa dapetin kamu. Kamu liat aja nanti." ancam Eza.

"Maksud kamu apa?"

"Aku bakal cari tau cowo yang lagi deket sama kamu sekarang. Bakal aku habisin tuh cowok." ancam Eza sekali lagi kemudian pergi begitu saja.

Novi ga peduli ancaman Eza. Azmi kan lagi di Probolinggo, jadi dia tenang-tenang saja ketika mendengar ancaman Reza.

***

Setelah teman-temannya ada waktu luang, Novi meminta teman-temannya menginap dirumahnya lagi. Teman-temannya pun menyanggupi.

Ting tong ting tong

Suara bel berbunyi. Segera Novi membuka kan pintu. Akhirnya yang ditunggu-tunggu datang juga. Itu teman-temannya.

Novi menceritakan kejadian Novi yang bertemu Eza di taman kala itu. Teman-temannya khawatir jika Eza benar-benar melakukan ancaman itu. Karena setau mereka Eza memang orang yang sangat keras kepala dan nekat. Semua keinginan nya harus terpenuhi.

"Serius Nov dia bilang gitu? Kalo beneran gimana?" kata Eva panik.

"Udah tenang aja, dia kan belum tau aku sama siapa sekarang." jawab Novi tenang.

"Dia orangnya kan ga pernah main-main sama omongannya Nov, kamu harus waspada juga." nasihat Thaya.

"Iya aku pasti waspada kok."

"Kalo ada apa-apa langsung cerita sama kita ya Nov." pinta Chelsea.

"Iya, Makasih ya."

Asik mereka mengobrol, Novi mendapat telefon dari Ustadz Muhlies.

Ustadz Muhlies
Assalamualaikum

Waalaikumsalam
Ada apa ustadz

Cinta Dalam DiamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang