"shen ini pesenan kam-"
ucapan yaera terhenti ketika mendapati sosok laki-laki di depannya yang terihat sedang berbincang dengan shena.
tetapi yang membuat yaera terkejut bukan main adalah ia sempat mendengar jika shena telah mengusir laki-laki itu.
park jimin. senior mereka yang menjabat sebagai ketua osis yang terkenal tegas, dingin, dan kaku itu, yang juga seorang putra tunggal dari park chanyeol, pemilik saham terbesar di sekolah ini.
dan baru saja ia menyaksikan dan mendengar secara langsung dengan telinga dan mata kepalanya sendiri jika shena baru saja mengusir seniornya itu.
sedetik kemudian yaera menghampiri shena, dengan berharap shena akan menarik kembali kalimat konyol yang baru saja ia lontarkan dari mulut pedasnya.
"sh-shen, kamu k-kenapa? ada apa ini?" tanya yaera lirih.
yaera sedikit takut jika temannya itu akan mendapat masalah lagi di hari pertamanya menjadi siswi di sini. mungkin lebih parah dari tragedi tadi.
yaera pun memberanikan diri untuk mengalihkan atensinya pada senior garangnya itu. ia memandang dasi seniornya dengan kepala sedikit menunduk, tak berani menatap matanya secara langsung.
"m-ma-maafkan perilaku kurang sopan teman saya ini k-kak, dia murid baru di sekolah ini" cicit yaera meminta maaf.
"oh, pantas.." respon jimin angkuh.
mendegar respon itu, shena hampir berdiri dari duduknya. ingin rasanya ia memaki senior tak sopannya itu jika tak langsung ditahan oleh yaera.
shena bingung dengan tingkah laku yaera yang sepertinya sangat ketakutan itu. tak berani mengangkat kepalanya, wajah tegangnya, berbicara pun sangat lirih hingga nyaris tak terdengar oleh telinga shena.
yaera sudah ingin menyumpah serapahi temannya ini jika saja tak ada jimin di hadapannya.
mengutuk shena dan dirinya sendiri dalam hati karena belum sempat menceritakan tentang senior killer-nya ini pada shena. yaera pun segera menahan tubuh shena yang sepertinya hendak bertindak bodoh dengan mencaci maki seniornya itu.
"udah shen udah, kamu kenapa sih kayak gini," bisiknya geram pada shena.
"kamu yang kenapa ra, dia tuh tadi yang udah nabrak bahu aku kenceng banget sampek nyerinya nggak hilang-hilang tau nggak. udah gitu langsung pergi gitu aja, nggak mau minta maaf ataupun mau nolong sedikitpun. emang nggak sopan banget," bisik shena menahan emosi.
"iya aku ngerti tap-"
"udah ngedumelnya dari tadi?" tiba-tiba suara dingin pria park itu menghentikan perdebatan konyol shena dan yaera.
"dan untuk kamu," jimin melihat sekilas bet nama yang ada pada almamater yaera lalu melanjutkan ucapannya. "kim yaera. kamu anak osis dari seksi kesopanan kan? tolong ajarkan teman kamu untuk sedikit sopan kepada seniornya. apalagi tentang memotong pembicaraan seseorang dengan mengusirnya. sangat kurang sopan."
"i-iya k-kak. sekali lagi saya minta maaf atas perilaku kurang sopan teman saya tadi. s-saya akan bicarakan kepadanya," yaera sudah sangat takut kali ini. hingga membuat kepalanya tertunduk sangat dalam, tak berani memandang seniornya itu sedikitpun. suaranya yang gemetar mencoba menjawab semua percakapannya dengan jimin.
shena pun dibuat semakin bingung melihat tingkah aneh yaera. shena tak merasa melakukan kesalahan yang dapat membuat yaera meminta maaf berkali-kali atas namanya kepada senior anehnya itu.
jimin mengalihkan atensinya untuk menatap kedua manik coklat milik shena dengan tatapan dingin dan tajamnya sekaligus.
ia sangat geram melihat shena yang dengan angkuhnya juga menatap manik sipitnya dengan tatapan benci. setelah beberapa detik bertatap mata, jimin pergi dari hadapan kedua juniornya itu dengan langkah angkuh tanpa mengeluarkan kata-kata lagi.
setelah kepergian park jimin dari kantin tersebut, yaera langsung terduduk lemas di kursi kantin sambil mengatur nafasnya yang tercekat beberapa menit yang lalu, mengelus dadanya. masih bersyukur tak terjadi apa-apa pada dirinya dan juga shena akibat ulah konyol shena.
"ra ra, kamu kenapa sih kok kayak takut banget sama kakak nggak sopan tadi? aku tuh nggak salah apa-apa ra, kenapa kamu minta maaf berkali-kali sama dia atas nama aku? malah yang seharusnya minta maaf tuh dia bukan aku. dia yang udah nabrak aku kok malah maki-maki kamu kayak tadi. dasar nggak jelas banget"
oceh shena panjang lebar pada yaera, yang membuat yaera hampir naik pitam mendengar temannya yang berisik tanpa tahu penyebab kenapa yaera bersikap seperti tadi padanya dan juga seniornya.
yaera menghelah nafas kasar, mencoba menahan emosi dan berusaha menjelaskan pada shena. yaera dan shena pun membicarakan seniornya sembari memakan lunch yang mereka pesan.
hufttt,
"shen, dengerin aku baik-baik ya. yang kamu katain senior nggak sopan tadi tuh namanya park jimin. ketua osis di sekolah ini yang terkenal tegas, kaku, dan angkuh. dan yang perlu kamu tau juga, dia itu anak tunggal dari pemilik saham terbesar di sekolah ini. oh iya, aku belum ceritain ya kalau aku ikut osis di sekolah ini. jadi otomatis kak jimin itu senior aku juga di satu organisasi. dan.. mending kamu nggak usah cari gara-gara sama dia. kalau.." yaera menggantungkan kalimatnya, membuat shena yang sedang serius mendengarkannya menjadi sedikit penasaran.
"kalau? kalau apa ra?" tanya shena penasaran.
"kalau tak ingin dikeluarkan oleh ayahnya dari sekolah ini"
"hah!?"
tbc.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Senior [✔]
Fanfiction❝kalau ngomong yang bener, kamu gagap?❞ -park jimin. ❝kakak galak, tapi aku suka,❞ -jeon shena. ©myxdrimie, 2020📍