"saya sama shena pacaran om. saya sayang dan cinta sama putri om itu, tulus. jadi jimin mau minta izin sama om, buat jagain shena sebagai kekasih saya. berusaha buat shena selalu bahagia di sisi saya." ucap jimin lantang tanpa ragu.
wonwoo mengepalkan tangannya, ia menatap jimin dengan tatapan tajam tak suka. rahangnya mengeras menahan amarahnya.
"saya janji nggak akan pernah biarin shena sedih, apalagi sampai nangis om. saya akan selalu jaga shena di sisi saya." lanjut jimin.
"sejak kapan kamu pacaran sama shena?" tanya wonwoo dengan suara datar dan mencekat, menahan emosi yang akan membludak.
"hampir dua minggu om." jawab jimin dengan mantap tanpa keraguan dan rasa takut sedikit pun untuk menatap wonwoo.
wonwoo semakin mengeratkan kepalan tangannya. emosinya semakin tersulut.
"berani sekali kamu menjalin hubungan dengan anak saya, kamu belum tau peraturan yang saya berikan pada shena?" sarkas wonwoo tajam dengan deep voice-nya.
"saya tau om. om memberikan batasan pertemanan antara shena dengan teman laki-lakinya, om juga nggak mengizinkan shena berpacaran sebelum umurnya menginjak delapan belas tahun." jawab jimin. "tapi saya bisa yakinkan sama om, kalau saya benar-bebar cin-"
"cinta? sayang? hahah," sela wonwoo dengan tawa remehnya. "saya nggak pernah menjamin kebahagiaan putri saya hanya dengan kata-kata sampah seperti itu." tekan wonwoo, menatap jimin sangat tajam.
"tapi saya benar-benar serius om sama shena. saya terlanjur sayang sama shena. saya cinta sama shena tulus. saya nggak mau shena pergi dari hidup saya. saya bisa yakinkan itu sama om." ujar jimin tak kalah serius.
"tapi saya nggak percaya, dan nggak akan percaya. saya nggak akan biarkan putri kesayangan saya itu kembali merasakan kesedihan karena laki-laki untuk yang kedua kalinya. jadi sebelum saya bertindak kasar sama kamu, kamu jauhin hidup shena sejauh mungkin." tekan wonwoo pada jimin.
shena menutup mulutnya terkejut, membulatkan matanya yang tengah berkaca-kaca itu, menahan isak tangisnya agar tak terdengar oleh siapapun. ia segera berlari meninggalkan tempat persembunyiannya untuk menguping pembicaraan jimin dengan ayahnya.
shena berlari menuju toilet untuk menumpahkan isak tangisnya yang ia tahan sedari tadi.
yang shena takutkan benar-benar terjadi. wonwoo menentang hubungannya dengan jimin.
shena terduduk di atas closet. duduk membungkuk sembari membenamkan wajahnya pada kedua telapak tangannya. menjambak rambutnya frustasi untuk melampiaskan kesedihannya saat ini.
ia tak ingin jika jimin pergi dari hidupnya. ia terlanjur 'jatuh' pada senior galaknya itu.
"a-aku nggak mau k-kehilangan kakak hiks.. j-jangan pergi k-kak, s-shena mohon, hiks..hiks.." racau shena di tengah isak tangisnya.
********
shena kembali ke ruang keluarga di rumah jimin untuk menghampiri ibunya.
mata sembab memerah menjadi hal yang pertama kali somi tangkap dalam penglihatannya saat shena menghampirinya. somi sangat paham apa 'sebab' yang dapat membuat shena hingga seperti ini. hatinya sakit melihat keadaan putri kesayangannya itu saat ini.
"m-ma shena pulang dulu ya, shena naik taksi aja," ucap shena dengan nafas tercekat, menahan sesenggukan yang masih tersisa karena tangisannya beberapa menit lalu.
shena menundukkan kepalanya sangat dalam supaya mata sembabnya tak terlihat oleh orang-orang di depannya ini.
tapi gagal.
"sayang kamu ken-"
"m-mami, papi, shena pamit dulu ya, tugas sekolah shena masih banyak yang belum shena selesaiin. permisi," sela shena saat rose akan memberikan pertanyaan yang tak akan bisa ia jawab untuk saat ini.
shena pun bergegas keluar dari kediaman itu untuk segera pulang saat ia rasa tangisnya akan kembali pecah.
"tunggu!" panggil wonwoo pada shena. "kamu mau kemana?" tanya wonwoo saat mendapati shena yang hendak meninggalkan ruangan itu. menatap bahu sempit shena yang tengah berdiri membelakanginya.
shena berbalik menghadap wonwoo, tetap dengan posisi menundukkan kepalanya dalam.
"s-shena, lupa k-kalau ada tugas pa, shena mau pulang dulu ngerjain tugas," lirih shena menjawab pertanyaan wonwoo.
wonwoo berjalan menghampiri shena. menatap shena yang tengah tertunduk beberapa detik, sebelum menyentuh dagu shena dan mengangkatnya agar ia dapat melihat manik coklat kesayangannya itu. nihil. yang ia dapat hanya mata sembab merah dan air mata yang akan kembali turun di pipi shena.
"kenapa kamu nangis hm?" tanya wonwoo lembut, menatap mata shena dengan tatapan teduh.
"ng-nggak papa kok pa. shena, shena lagi ngantuk banget hehe," ujar shena dengan cengiran renyah di bibir pucatnya.
senyum dan tawa palsu yang shena berikan membuat hati wonwoo seakan tersayat. sangat sakit melihat putri kesayangannya itu menutupi kesedihannya yang sangat mendalam karena dirinya.
"shen jangan bohong sama papa," lirih wonwoo sembari menatap mata putrinya itu dengan tatapan sendu.
"nggak pa. shena nggak apa-apa kok," ucap shena dengan senyuman lebarnya. palsu.
"cukup shen, papa nggak mau kamu sedih lagi karena papa. papa minta maaf kalau selama ini udah buat kamu tertekan. papa minta maaf sayang," ucap wonwoo dengan matanya yang mulai berkaca-kaca menatap mata sembab shena.
"papaa," shena menghamburkan dirinya pada pelukan ayahnya itu. tangisnya yang ia tahan, kini kembali pecah dalam dekapan hangat sang ayah.
"papa minta maaf sayang, maaf," racau wonwoo lirih sembari memeluk shena semakin erat.
"udah pa shena nggak apa-apa, papa jangan nangis dong, nanti gantengnya ilang," gurau shena sembari menghapus air mata di pipi wonwoo.
"shen aku cemburu loh,"
tbc.
********
bau-bau end nih👉👈
next ga? ramein lah
vote nya juga jangan lupaa
komen, masukan, bacotan kalian diterima di lapak ini mwehehe^^
love you guiss!!!
KAMU SEDANG MEMBACA
Cold Senior [✔]
Fanfiction❝kalau ngomong yang bener, kamu gagap?❞ -park jimin. ❝kakak galak, tapi aku suka,❞ -jeon shena. ©myxdrimie, 2020📍