8. punishment

1.2K 103 20
                                    

"nenek!!! aku kesiangan!!" jerit shena sedetik kemudian setelah memandang jam dinding di kamarnya.

hari ini shena hanya sendiri di rumahnya. nenek shin tengah pergi untuk menjenguk keponakannya.

"hissh! kok bisa kesiangan gini sih," shena segera melompat dari ranjangnya, bergegas untuk siap-siap ke sekolah.

tak sampai 15 nenit shena telah siap dengan seragam dan juga tas sekolahnya. pukul 07:09. ia telah terlambat di hari senin ini. ia pun segera menuju sekolahnya tanpa sarapan apapun.

setelah dengan penuh perjuangan shena untuk menuju sekolahnya yang telah terlambat hingga 30 menit itu, akhirnya ia sampai di sekolahnya. ia segera berlari ke arah gerbang yang naas telah ditutup oleh satpam sekolahnya.

"p-pak huh, t-tolong bukain gerbangnya dong, s-saya tadi ada masalah serius di rumah, makanya saya terlambat hari ini," ucap shena dengan nafas yang tak teratur, mencoba merayu satpam sekolahnya agar diberi keringanan untuk masuk.

bangun kesiangan saat hari senin termasuk masalah serius bukan? jadi tak salah jika shena berucap seperti itu pada satpam sekolahnya. walau memang sedikit licik.

"yaudah kali ini saya ampuni, sekarang kamu boleh masuk sebelum upacaranya selesai," ucap pak satpam sembari membukakan gerbang untuk shena.

"aduhh, makasih banget loh pak, bapak ganteng banget deh kayak chen EXO," shena segera berlari menuju lapangan, mencari barisan paling belakang.

shena berjalan mengendap-endap saat sampai di lorong sekolahnya. ia takut jika ada yang akan menangkap basah dirinya saat ini. saat upacara tengah berlangsung, akan ada banyak anggota osis yang beroperasi untuk mengecek siswa-siswi yang tak tertib.


shena berhasil mengikuti upacara yang hampir usai itu dengan rasa lega karena tak diketahui siapapun. ia pun segera bergegas menuju ke kelasnya setelah upacara berakhir.

"kamu mau kemana?" ujar seseorang dengan suara garangnya sembari menepuk bahu shena.

shena sontak menoleh untuk memastikan siapa yang telah memanggilnya. ia terkejut ketika melihat sosok yang sangat ia takuti di sekolah ini. "p-pak k-kyungsoo?"

shena terkejut bukan main ketika mendapati guru killer-nya itu ada di hadapannya sembari memberikan wajah garangnya. do kyungsoo, guru bk tergalak di sekolah shena.

atensi shena juga menangkap sosok di belakang gurunya itu. park jimin seniornya.

"kamu mau kemana?" ulang kyungsoo dengan wajah horornya pada shena.

"i-itu p-pak, s-sa-saya mau kembali ke kelas," jawab shena sembari menundukkan wajahnya, menatap fantofel hitam milik guru bermarga do tersebut. dengan suara sangat lirih dan terdengar gemetar sangat ketakutan.

"ke kelas? setelah kamu telat, sampai upacara bendera hampir selesai?" ucap kyungsoo dengan nada yang menyindir pada shena.

shena sontak membelalakkan manik coklat miliknya, menatap wajah sang guru dengan raut yang bertanya-tanya, bagaimana gurunya itu bisa tahu jika dirinya telat hari ini.

"kamu tadi ngendap-ngendap masuk ke lapangan kan?" ucap kyungsoo sembari mengambil ponsel mewah milik jimin dari tangannya, menyodorkan ponsel tersebut tepat di depan wajah shena.

terlihat sebuah foto shena yang tengah mengendap-endap di lorong beberapa waktu lalu.

shena sontak terdiam kaku setelah menatap foto tersebut. wajahnya seketika pucat. ia takut, jika hari ini ia akan diskors atau diberi poin pelanggaran besar oleh guru bk nya itu.

"jadi gimana sekarang?" tanya kyungsoo dengan wajah sangarnya.

"p-pak tolong jangan skors saya hari ini, jangan beri saya poin pelanggaran pak," ucap shena dengan suara tercekatnya, menahan tangis karena merasa sangat takut. "bapak boleh hukum saya apa aja, tapi jangan skors atau kasih poin pelanggaran sebanyak itu pak sama saya"

"emm," gumam pak kyungsoo sembari menimang-nimang keputusannya. membuat sebuah senyuman tipis tercipta pada bibir pucat shena. hanya sedikit. "kamu hormat di bawah tiang bendera sampai jam kedua pelajaran selesai, dan setelah itu bersihkan seluruh toilet di sekolah ini tanpa terkecuali"

"se-seluruhnya pak? 38 toilet?" lirih shena tak percaya.

"iya. mau protes?"

"t-tidak pak," ujar shena pasrah. ia lebih memilih dihukum daripada diberi dua opsi tadi yang sangat ia hindari.

"baik kamu boleh mulai hukumannya sekarang, hormat dulu sana"

"ba-baik pak. kalau gitu saya permisi," pamit shena dan segera bergegas menjalankan hukumannya.

seseorang memandangi kepergian shena dengan raut wajah sedikit merasa bersalah karena telah mengakibatkan gadis itu dihukum seberat ini oleh guru do tersebut.








tbc.

Cold Senior [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang