19. first time

1.1K 92 24
                                    

"shh awhh," desis jimin sembari memegangi kepalanya yang terasa pusing berat.

"k-kak tidur dulu aja, kakak masih lemes," ujar shena. menuntun jimin agar kembali berbaring di bangkar rumah sakitnya.

jimin sontak terkejut ketika mendapati shena ada di hadapannya.

"l-lo ngapain di sini shen?" tanya jimin sedikit ketus ketika mengingat kejadian yeonjun dan shena di kantin beberapa jam lalu.

"e-eh itu.. tadi kakak pingsan di toilet, jadi shena bawa kesini dianter sama pak satpam tadi," jawab shena gugup sembari menundukkan kepalanya.

"oh," respon jimin.

"s-shena habis ini pulang kok k-kalau kak taehyung udah sampai kesini," ujar shena takut saat melihat raut wajah jimin saat ini. mungkin jimin tak suka jika berlama-lama berada di dekatnya.

jimin yang mendengar itu merasa sedikit tak enak pada shena. bukan karena shena ada di dekatnya seperti saat ini yang telah membuatnya tak nyaman, tetapi pikirannya yang selalu teringat dengan keakraban shena dan yeonjun yang sangat mengganggunya.

"bukan gitu shen," ujar jimin dengan suaranya yang lemah sembari berusaha bangkit dan duduk.

shena dengan sigap membantu jimin untuk duduk, tak sengaja manik coklat shena bertemu dengan manik sipit pria park itu.

jimin menatap mata shena sangat dalam, dengan jarak wajah mereka yang hanya tersisa 5 cm. terus menatap manik indah yang selalu ada dalam pikirannya setiap saat.

"m-maaf," gumam shena sembari beranjak dari posisinya.

jimin pun sontak menarik pergelangan tangan shena agar tak pergi dari sisinya.

shena membelalakkan matanya lebar ketika dirinya berada di jarak yang sangat dekat dengan jimin. hidung mancung keduanya yang sampai bersentuhan, hembusan nafas hangat yang sangat terasa membuat jantung shena berdetak tak normal.

"jangan pergi shen," ujar jimin lirih hingga nyaris berbisik, yang untungnya masih terdengar oleh telinga shena. "jangan jauhin aku, jangan menghindar dari aku lagi," lanjutnya.

shena hanya diam membisu mendengar perkataan jimin padanya.

"m-ma-maksud kakak apa? s-shena nggak ngerti," ucap shena gugup sembari menatap mata jimin bingung.

"jangan jauh-jauh dari aku, aku nggak suka kamu jauhin aku kayak kemarin-kemarin,"

kata-kata jimin berhasil membuat jantung shena berpacu lebih cepat.

"jangan deket-deket sama temen kamu yang namanya yeonjun itu, aku lebih nggak suka," ucap jimin dengan nada tak sukanya.

"t-tapi yeonjun t-temen sekelas aku kak," ucap shena dengan wajah bingungnya.

"tetep aja, aku nggak suka kalau dia terlalu deket sama kamu," ucap jimin possessif.

"s-shena minta maaf kak kalau udah ganggu kakak dengan bercanda terlalu berlebihan sama yeonjun di depan umum," ucap shena menundukkan pandangan dan kepalanya.

"hey," jimin menyentuh dagu shena lembut, sembari mengangkatnya agar pandangan mereka kembali bertemu. "aku bukannya keganggu sama kebisingan kamu kalau lagi bercanda sama dia, tapi aku nggak suka karena kamu deket sama dia sebagai laki-laki dan perempuan, shen," jelas jimin serius, menatap mata shena dalam.

shena kembali terdiam menatap mata jimin. mencoba mencari kebohongan dari mata seniornya itu, tetapi nihil. hanya ada tatapan tulus yang jimin miliki saat ini.

"shen, i love you," ujar jimin lirih sembari menatap manik coklat shena sangat dalam.

lagi, lagi, dan lagi. shena kembali dibuat terkejut oleh jimin. ia tak percaya bahwa 3 kata itu akan terucap dari bibir senior dinginnya.

"k-kakak boh-"

tanpa aba-aba, jimin meraih tengkuk shena dan mencium bibir cherry milik shena. jimin melumat bibir shena dengan sangat lembut dan hangat.

berbeda dengan shena, ia hanya diam membeku karena perlakuan jimin saat ini. jantungnya yang berdetak terlalu kencang membuat seluruh badannya lemas dan berakhir terduduk di bangkar jimin.

jimin semakin menarik tengkuk shena agar dapat memperdalam lumatannya pada bibir cherry milik shena yang akan menjadi candu baginya.

entah apa yang tengah merasuki diri shena. meski tak diinginkan, ia tak ingin menolak ciuman manis yang jimin berikan padanya. shena pun mulai merasakan kehangatan pada dadanya yang membuatnya merasa nyaman.

shena memejamkan matanya dan mulai merespon lumatan yang jimin berikan padanya.

jimin yang merasakan respon shena pada perlakuannya, tersenyum di tengah lumatan hangatnya dengan shena.

tangan kiri jimin memeluk pinggang ramping shena agar lebih dekat padanya, mengikis semua jarak di antara mereka. tangan kanannya semakin menarik tengkuk shena dengan lembut agar ciuman mereka semakin dalam, mengelus pipi dan area dagu shena dengan ibu jarinya dengan sangat hangat.

shena pun membalas setiap lumatan yang jimin berikan padanya. tangannya mulai ia kalungkan pada leher jimin agar tak ada lagi jarak di antara mereka.








tbc.

Cold Senior [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang