7. care?

1.1K 105 21
                                    

"nak shena, di luar ada tamu. katanya temen sekolah kamu," ucap bibi shin pada shena yang tengah asik dengan tontonan drakornya.

bibi shin. ART yang telah bekerja di rumah shena sejak 12 tahun yang lalu. shena telah menganggap pembantunya itu seperti neneknya sendiri setelah kematian neneknya. dan semenjak itu, shena memanggil bibi shin dengan sebutan 'nenek shin'.

shena menghentikan aktivitas menonton drakornya, segera mengalihkan pandangannya pada nenek shin.

"oh? pasti yaera. iya nek shena turun," respon shena lalu beranjak dari ranjang queen size miliknya dan bergegas turun untuk menyambut sahabatnya itu.

"yaudah suruh masuk semua ya shen, soalnya di luar masih hujan lebat," sambung nenek shin. "nenek buatin coklat panas dulu buat mereka"

"siap nek," saut shena tanpa menyadari kata 'semua' yang nenek shin katakan, yang mengartikan bahwa tak hanya yaera yang mampir ke rumahnya saat ini.

"YAER-" teriak shena dari tangga terhenti setelah mendapati tiga orang yang duduk di sofa ruang tamunya.

"loh kak..taehyung kan?" tanya shena memastikan penglihatannya setelah berada di hadapan mereka. "k-kak jimin?" manik coklat shena membulat ketika atensinya menangkap sosok senior galaknya itu.

"hai shena, maaf ya aku dateng tanpa diundang. aku tadi cuma mau nganterin yaera, tapi tiba-tiba hujan turun deres banget. dan kita disuruh masuk dulu tadi sama..nenek kamu? jadinya kita ikut masuk juga," ucap taehyung tak enak.

"haduh nggak papa kak, lagian juga aku seneng ada banyak temennya di rumah. oh yang tadi itu sebenernya ART di sini, tapi udah aku anggap nenek aku sendiri kak," jelas shena pada semuanya.

"oow, gitu ya," respon taehyung paham pada shena.

"silahkan diminum dulu coklat panasnya nak," ujar nenek shin sembari meletakkan empat cangkir coklat panas pada meja ruang tamu.

"makasih nek," ucap yaera manis pada nenek shin.

"terimakasih nek- eh bi," ucap taehyung berterima kasih pada nenek shin.

"panggil nenek aja, temen-temennya shena dari dulu kalau main ke rumah selalu manggil nenek, jadi nggak udah canggung-canggung," jelas nenek shin ramah.


"s-shen boleh pinjam kamar mandi?" tiba-tiba suara jimin yang sedari tadi hanya fokus pada handphone miliknya, memotong pembicaraan asik antara shena, yaera, dan taehyung.

"o-oh? boleh kak, ayo aku anterin," shena segera beranjak dari duduknya dan mendahului jimin untuk menunjukkan letak kamar mandi di lantai satu rumahnya.

jimin pun hanya mengikuti shena dari belakang.

setelah shena mengantarkan jimin, shena menuju ke dapur yang tepatnya berada di samping kamar mandi yang jimin pakai.

shena berniat menyiapkan camilan untuk tamunya. tapi naas saat shena sedang memotong apel, jarinya teriris pisau yang ia pakai.

bertepatan dengan jimin yang selesai dari kamar mandi, ia sontak terkejut mendengar rintihan seseorang dari arah dapur. jimin bergegas ke dapur untuk memastikan siapa yang sedang merintih kesakitan itu.

"shena!?" pekik jimin terkejut ketika melihat jari shena yang berlumuran darah akibat teriris pisau tajam. "lo kenapa?" tanya jimin panik dan memegang tangan shena.

"awh..shh ng-nggak papa kok kak, cuma luka kecil gara-gara aku ceroboh pake pisau tadi," ringis shena merasakan jarinya yang perih akibat lukanya yang sedikit dalam.

"nggak papa gimana!? darah lo segini banyaknya masih sempet ngomong nggak papa?" omel jimin sedikit menaikkan suaranya, merasa jengkel dengan kecerobohan shena. "sini-sini gue obatin," ucap jimin sembari menuntun shena agar duduk di meja makan dapurnya.

shena pun hanya menurut pada ucapan jimin. ia sedikit heran dengan perilaku senior dinginnya itu yang nampak..peduli? walau terlihat marah, tetapi shena sempat berasumsi bahwa kemarahan seniornya itu karena khawatir padanya (?)

setelah jimin mengambil kotak P3K yang telah ditunjukkan oleh shena, dengan cekatan segera mengobati luka shena dengan hati-hati.

tanpa sadar, manik shena terpaku pada wajah jimin yang sangat serius saat mengobati jarinya. dari cara membersihkan lukanya, mengoleskan antiseptik pada lukanya, meniup lukanya dengan sangat hati-hati, sampai memasangkan plester pada lukanya.

membuat sebuah senyuman tipis tercipta pada bibir cherry milik shena ketika sedang asik memandangi perawatan jimin padanya.

"dah, lain kali tuh kalau ngerjain sesuatu hati-hati. ceroboh kok terus-terusan," omel jimin pada shena, yang tanpa ia sadari shena masih memandanginya dengan senyuman manis.

"iya kakak galak," ucap shena tanpa sadar, tetap menatap jimin dengan senyuman manisnya.







tbc.

Cold Senior [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang