26. cheese

931 75 17
                                    

"shen aku cemburu loh," celetuk jimin di sela-sela kegiatan mellow shena dengan sang ayah.

shena sontak mengalihkan atensinya pada sosok jimin yang tengah berdiri di belakang tubuh wonwoo.

"k-kak, udah.." lirih shena sembari menatap ke arah jimin dengan tatapan sendu, menggelengkan kepalanya pelan bermaksud memberikan kode agar jimin tak lagi membahas itu sekarang.

shena tak sanggup.

"pa shena mau pulang," cicit shena menatap wonwoo dengan mata sayunya.

"kenapa pulang?" tanya wonwoo.

"ng-nggak papa, shena masih ada tugas yang bel-"

"nggak mau berduaan sama kak jimin kamu dulu?" sela wonwoo.

deg,

shena terdiam di tempat. otaknya belum dapat mencerna ucapan wonwoo beberapa detik lalu.

"m-maksud.. papa?" tanya shena ragu sekaligus bingung.

"shen, papa mau minta maaf kalau selama ini, sifat posesif papa terlalu berlebihan sama kamu. papa nggak mau kamu sakit, sedih, down, hanya karena laki-laki yang kamu cintai lagi. papa nggak bisa sayang, lihat kamu kayak gitu, itu sebabnya papa kayak gini sama kamu. jadi papa mau minta maaf, hm?" jelas wonwoo panjang lebar sembari menangkup kedua pipi shena, menatap manik coklat shena dengan tatapan sendu.

"nggak pa, papa nggak perlu minta maaf kayak gini. papa nggak salah, shena juga udah paham kok sama perlakuan papa ke shena selama ini. jadi shena juga akan selalu ikutin semua yang udah papa rencanain buat shena, termasuk yang satu ini. shena yakin papa udah tentuin jalan yang terbaik buat shena. seharusnya shena yang minta maaf sama papa. maafin shena pa," ucap shena panjang lebar dengan matanya yang kembali berkaca-kaca.

"nggak, papa salah. seharusnya papa nggak harus terlalu ngekang kamu kayak gini sayang. dari semua yang udah papa tentuin buat hidup kamu, nggak semuanya bisa buat kamu bahagia. kamu juga punya cara sendiri buat tentuin kebahagiaan kamu sayang. jadi, papa sekarang udah percayain kebahagiaan kamu sama jimin." ucap wonwoo serius.

lagi dan lagi shena terdiam membisu. ia tak percaya dengan apa yang ayahnya itu katakan, sama sekali tak percaya. perlahan shena mengalihkan atensinya pada lelaki yang ia cintai. park jimin.

jimin memberikan senyum tulus saat shena tengah memandangnya dengan tatapan penuh tanya. ia menganggukkan kepalanya perlahan, meyakinkan pada kekasihnya itu, jika yang wonwoo katakan memang nyata.

"papaaa," shena memeluk tubuh sang ayah dengan penuh rasa sayang. ia menangis sendu sekaligus haru.

"maafin papa sayang, maafin papa," racau wonwoo lirih dengan isak tangisnya.

"eng-enggak pa, p-papa nggak salah. shena yang minta maaf, shena udah ngelanggar peraturan papa. shena salah pa, shena minta maaf hiks.. hiks.."

wonwoo melepas pelukan shena, ia kembali meraih pipi shena dengan lembut. menatap manik coklat indah putri tercintanya itu.

"udah, sekarang papa mau ngomong serius sama kamu. papa udah kasih kepercayaan sama jimin buat jaga kamu selagi nggak di dekat papa. papa percayain kebahagiaan kamu sama dia. kalau dia berani buat kamu sedih apalagi sampai nangis, papa nggak akan diem. kamu ngerti?" ucap wonwoo serius.

"iya pa shena ngerti, shena paham. makasih paa," shena kembali menghamburkan dirinya pada dekapan hangat sang ayah dengan isak tangis bahagianya.

wonwoo menghembuskan nafasnya lega. mengusap surai hitam shena dengan penuh cinta. sesekali mengecup pucuk rambut sang putri dengan sayang.

Cold Senior [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang