21. spoiled

1K 93 17
                                    

jimin menjadi sangat manja pada kekasih barunya itu, yang tak lain adalah shena. ia tak mau ditinggal sedetikpun oleh shena.

shena yang melihat kelakuan senior sekaligus kekasihnya itu, hanya dapat merasa heran sembari menggelengkan kepalanya.

"kaakkk, ayo dong makan duluu," bujuk shena saat jimin enggan mencicipi makanan rumah sakit yang telah disediakan.

"nggak. nggak mau. nggak enak. nggak ada rasanya." kekeh jimin sembari menutup mulutnya rapat.

shena menatap jimin tajam. kesabarannya mulai habis menghadapi sifat kekanakan jimin saat ini.

ia sangat heran, kemana perginya sifat jimin yang dewasa, dingin, kaku seperti biasanya itu?

jimin yang merasakan tatapan tajam dari shena pun menoleh ke arah shena. ia memasang puppy eyes untuk merayu kekasihnya itu kali ini.

"sheeenn, beneran nggak enak ituu, nggak ada rasanya sama sekalii," rengek jimin.

"hufftt," shena membuang nafasnya kasar menahan emosinya. "emangnya kakak udah cobain sampai bisa bilang kalau nggak enak dan nggak ada rasanya?" tanya shena dengan nada menahan amarahnya.

"tapi aku kenyang shen," cicit jimin sembari mengerucutkan bibirnya lucu.

"kenyang makan apa? kata dokter aja kakak pingsan gara-gara belum makan sama sekali hari ini. pola makan kakak nggak teratur. jam tidur juga nggak beraturan. kenyang dari mana shena tanya?" omel shena pada jimin.

jimin hanya terdiam mendengar omelan shena padanya. bibirnya mengerucut gemas.

"seenggaknya kakak harus sempetin waktu buat makan, walaupun sibuk sekalipun. kalau kegiatan sama asupan kakak nggak seimbang ya gini jadinya," lanjut shena dengan nada lembutnya.

"iya iya maaf," gumam jimin menundukkan kepalanya.

"yaudah sekarang makan ya, minimal kakak cobain dulu sebelum ngomong nggak enak," ujar shena sembari mengambil mangkuk bubur yang ada di meja samping bangkar jimin.

"suapin ya?" tanya jimin dengan wajah melasnya.

shena hanya tersenyum sembari menggelengkan kepalanya heran pada jimin. "iya bawel,"

jimin tersenyum lebar pada shena. ia pun bersemangat menyantap bubur hambarnya yang seketika menjadi terasa saat disuapi oleh shena.

shena merasa senang saat jimin mau memakan makanannya.

di sela-sela kegiatannya menyuapi jimin, shena merapikan anak rambut jimin yang sedikit berantakan sembari tertawa gemas.





cklekk,

"jimin, kamu nggak papa kan sayang? mana yang sakit?" ucap rose khawatir saat setelah memasuki ruangan jimin.

shena pun sontak berdiri dari duduknya karena terkejut dengan kedatangan rose dan chanyeol disaat ia tengah bermesraan dengan jimin.

"loh shena? kamu kok bisa ada disini?" tanya rose.

"s-selamat sore tante," sapa shena sopan. "s-shena tadi yang nganterin k-kak jimin waktu pingsan," jawab shena gugup.

"shena yang nganterin jimin ke rumah sakit mi. dia juga yang nemenin aku dari tadi," jelas jimin.

"dan sekarang shena pacar aku mi," ujar jimin enteng.

mata shena melotot ketika mendengar ungkapan jimin pada rose.

"what?!" pekik rose.

"ng-nggak tante! bukan gitu, shena-"

"ya ampun akhirnya keinginan tante tercapai juga. ternyata kalian udah pacaran toh," ujar rose senang sembari memeluk shena.

"h-hah?" lirih shena terheran-heran.

jimin tersenyum senang melihat respon ibunya.

"mami kamu tuh setiap malem selalu aja ngomong kalau pengen jodohin kamu sama shena jim," ujar chanyeol.

shena yang mendengar itu pun membulatkan matanya semakin terkejut.

"hehe iya nih, tante seneng banget kamu udah pacaran sama jimin sayang," ucap rose bahagia sembari menatap shena senang.

"kalau gitu jimin ikhlas deh kalau mami mau jodohin, asalkan sama shena," ucap jimin menggoda shena, sembari menaik turunkan alisnya nakal.

"kakak!"

rose, chanyeol, dan jimin tertawa saat melihat raut malu-malu shena yang sangat lucu. pipi chubby-nya yang bersemu merah, membuat jimin sangat gemas.






tbc.

Cold Senior [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang