22

4.9K 540 45
                                    

• Happy Reading •

.

.

.

"Tamu penting?" Matsuri menatap Temari, meminta penjelasan lebih. Temari hanya megendikan kedua bahunya, "Aku mau kau dan Yukata membantuku untuk menyambut rombongan penting dari Konoha. Besok pagi." ucap Temari mengulangi perkataannya.

Matsuri mengangguk sekilas, menolak permintaan Temari adalah bunuh diri.

Temari menatap Matsuri mengintimidasi, "Matsuri."

"Hai, Temari-sama?"

"Apa kau... masih menyimpan rasa sukamu pada Gaara?" tanyanya Temari terus terang. Matsuri sedikit terkejut, namun beberapa detik setelahnya raut wajahnya berubah merah tersipu.

Ekspetasi tinggi melintasi harapan Matsuri, "Ara~ Sepertinya Temari-sama ingin aku menjadi adik iparnya ya?" ucapnya menggoda Temari.

Perempuan kuncir empat itu mendecih,  "Jangan terlalu percaya diri,"

"Tak usah malu-malu begitu Temari-sama," Matsuri memukul pundak Temari sambil tertawa renyah.  Temari menghembuskan nafas kasar benaknya meyakini jika ada sesuatu yang salah dengan isi kepala Matsuri.

"Aku hanya ingin memberimu peringatan, jauhi adikku. Jangan pernah berusaha untuk medekatinya lagi, Gaara sudah memiliki seseoeang yang spesial dihatinya." ucapnya tajam, mengenai perasaan Matsuri akan diurusnya belakangan.

Yang penting Gaara dan Sakura berbahagia, toh hari pernikahan mereka kurang dari empat hari lagi. Temari akan memastikan jika tidak akan ada pengganggu yang merecoki hubungan spesial adiknya.

"Camkan ucapanku baik-baik, Matsuri."

"Sakura, apa kau baik-baik saja?" Shikamaru yang berjalan beriringan dengan Sakura dibelakang Kakashi bertanya, jujur saja pemuda berambut nanas itu cukup mengkhawatirkan keadaan Sakura

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Sakura, apa kau baik-baik saja?" Shikamaru yang berjalan beriringan dengan Sakura dibelakang Kakashi bertanya, jujur saja pemuda berambut nanas itu cukup mengkhawatirkan keadaan Sakura.

Gadis itu terlihat lebih pucat dari biasanya. Sakura tersenyum kecil, "Aku baik-baik saja," jawab Sakura sambil memamerkan ibu jari pada Shikamaru.

Kakashi yang berjalan mendahului keduanya tertawa, "Dia hanya gugup, kau sudah cukup lama tidak berjumpa dengan bocah kazekage itu 'kan?"

Sakura menanggapi dengan tersenyum canggung, Shikamaru menghela napas, "Bertahanlah, gerbang desa Suna sudah terlihat."

Sakura mengangguk sambil mengusap mata, "Ya, ya, aku bisa melihatnya. Kau terlihat semangat sekali, Shikamaru. Tak sabar bertemu Temari-neesan ya?"

"U-Urusai!"

Sakura menahan tawanya, tak disangka ternyata menggoda Shikamaru cukup membuatnya terhibur. Gadis itu mengembangkan senyuman ketika membayangkan ekspresi wajah Gaara nanti saat melihatnya, apakah pemuda itu akan senang? Entahlah, tak mungkin kedatangannya membuat Gaara tidak bahagia.

𝓴𝓪𝔃𝓮𝓴𝓪𝓰𝓮'𝓼 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang