27

4.8K 474 21
                                    

• Happy Reading •

.

.

.

"Gaara-sama tidak ada didalam kamarnya, Baki-san."

Baki yang sibuk mengawasi pendekorasian altar untuk pernikahaan sang kazekage esok pagi mendadak menghentikan aktifitasnya. Menarik napas dalam-dalam, lelaki paruh baya itu sejujurnya tidak terlalu terkejut dengan info yang diberitahukan oleh bawahannya.

Mengusap dada, mungkin kesabarannya telah diuji sekarang.

"Cari, dan bawa dia kembali ke kamarnya."

"Apa yang kau lihat?" Sakura menegur Yukata yang termenung didepan kamar pengantin dengan ramah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa yang kau lihat?" Sakura menegur Yukata yang termenung didepan kamar pengantin dengan ramah. Sepertinya sobat karib Matsuri ini baru saja menguping pembicaraan mereka.

Yukata segera menggeleng, gadis itu membungkuk hormat pada Sakura yang tersenyum ramah padanya. "Maaf aku tidak sengaja mendengar pembicaraan kalian, Sakura-sama!"

Sakura mendorong pundak Yukata untuk berdiri tegak, "Tak apa, lagipula bukan persoalan yang penting." Sakura melirik Matsuri sekilas melalui ekor mata. Gadis itu menepuk pundak Yukata beberapa kali, setelahnya ia bergerak pergi meninggalkan duo sohib yang masih tenggelam dengan pikirannya masing-masing.

Matsuri menunduk, mencekram kuat keranjang bunga yang baru saja ia ambil. Sedangkan Yukata hanya bisa menatap sendu sahabatnya.

"Maafkan aku, tapi kali ini aku tidak akan membelamu, Matsuri."

Sakura berjalan keluar, menghirup udara segar dari pepohonan yang tumbuh disekitar rumah barunya yang esok akan ia tempati bersama sang suami.

Duduk ditepi kolam ikan adalah pilihannya, walau udara dingin menusuk kulitnya ia tetap merasa panas. Untuk apa pula ia harus marah saat melihat Matsuri? Beruntung gadis itu tak terkena bogem mentah dari Sakura.

Mungkin Kakashi benar, seharusnya ia mendengar penjelasan Gaaara terlebih dahulu.

Gadis itu menarik pelan helaian merah muda panjang miliknya, mengerang kecil, kepalanya terasa berat karena terlalu memikirkan hal-hal yang bersangkutan dengan Gaara.

Lagipula sudah terlambat, besok adalah hari pernikahannya. Dan hari ini ia tidak bisa bertemu dengan Gaara untuk meluruskan masalah yang ada.

Pluk!

Sebuah telapak tangan yang besar jatuh tepat dipucuk kepala Sakura. Perlahan mata hijau mengikilaunya bergerak keatas,

𝓴𝓪𝔃𝓮𝓴𝓪𝓰𝓮'𝓼 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang