13

6.3K 681 31
                                    

Happy Reading

.

.

.

Gaara dan Sakura duduk berhadapan dengan santai disalah satu kedai soba di Konoha, seperti biasa, aura kecanggungan menguak dari diri mereka masing-masing. Lebih tepatnya—Sakura yang masih sedikit canggung dengan keberadaan Gaara. Apalagi setelah insiden bertemu dengan Sasuke tadi.

Pemuda itu tampak tenang seperti biasa, sesekali menyeruput segelas teh hangat yang ia pesan. "Acaranya tampak meriah," Gaara memecah keheningan, "Ya, mereka sudah bekerja keras.." Sakura melihat keluar jendela, mengabaikan Gaara yang sejak awal memandanginya.

Pikiran gadis musim semi itu melayang, bayang-bayang Sasuke kembali menghantuinya. "Ada sesuatu yang menganggumu?" menyadari ada yang berbeda dengan gadisnya Gaara memberanikan diri untuk bertanya.

Sakura menggeleng singkat, tak ingin membuat Gaara khawatir, "Tidak ada, Gaara-kun. Aku baik-baik saja," 

Gaara membuang napasnya, "Hn.." dan menjawab respon Sakura dengan gumaman tak jelas. Bohong jika Gaara tidak tahu isi pikiran Sakura, walau tak bisa membaca pikiran tapi semua terpampang jelas dari iris mata Sakura. 

"Aku akan kembali ke Suna," pemuda itu berkata dengan santai sembari menyeruput kembali teh hangat yang ia pesan, gadis didepannya sedikit tersentak. Sesaat prediksi buruk melanda pikirannya,

Apakah Gaara akan membatalkan perjodohan ini? Ataukah Gaara sudah menyerah? Apa Sakura tidak sesuai dengan kriteria seorang istri kazekage? Semua perkiraan negatif menyerbu gadis itu, tangannya bergetar meremas gelas hangat yang berada digenggamannya. "B-Begitu.. kah?"

"Ya, mungkin dua minggu lagi aku akan kembali kesini." lanjut Gaara, seketika pikiran buruk Sakura buyar. Helaan napas lega keluar dari bibir mungilnya, "Haaah.."

"Ada hal penting yang harus kuselesaikan disana," lanjut Gaara menjelaskan, Sakura memiringkan kepala, memasang wajah bertanyanya. "Sesuatu terjadi?"

"Ya, sesepuh desa sepertinya kesulitan.. beberapa organisasi gelap juga menyusup kesana jadi aku akan membantu mereka dan kembali lagi kesini," jelas Gaara, pemuda itu meletakkan kembali gelas yang dari tadi ia genggam keatas meja. Sakura menggigit bibir bawahnya, "Kalau kau tidak keberataan, aku bisa ikut denganmu kesana!" Sakura membungkam mulutnya sendiri, sepertinya gadis itu kelepasan. 

Bakaa!, semburat tipis muncul dikedua buah pipi Sakura. Wajahnya terasa panas, 

Gaara tersenyum tipis, sangat tipis. "Aku tidak keberatan," ucapnya. Sakura mendongak, menatap Gaara dengan mata berbinar yang penuh harapan. "Tapi aku tidak bisa membawamu," lanjutnya. Wajah ceria Sakura hilang dalam sekejap,

"Hee~ Kenapa begitu? Aku ini cukup berguna kok! Aku bisa menjaga diriku sendiri dan juga aku ini seorang ninja med—" 

"Bukan begitu, Sakura." Gaara menyela, "Kau ini calon istri seorang kazekage, pasti berita mengenai aku yang akan menikahi seorang gadis dari Konoha sudah tersebar sampai ketelinga orang-orang yang tidak menyukaiku. Mereka pasti juga akan mengincarmu, karena itu.."

"Aku tidak akan membahayakan nyawamu,"

Sakura menunduk, ungkapan Gaara barusan membuat jantungnya berdegub kencang. Perasaan ini, perasaan yang sama seperti dulu yang Sakura rasakan jika berada didekat Sasuke. Gadis itu menyembunyikan wajahnya, ia merasa malu. "Ano ne, Gaara-kun.."

Gaara kembali mempriotitaskan Sakura dalam indera pengelihatannya, mengamati gadis musim semi yang tengah bersemu didepannya. "So-soal itu—kurasa kau sudah bisa melamarku sekarang, sepertinya.. sepertinya aku sudah jatuh cinta padamu Gaara-kun!" Sakura semakin menenggelamkan wajahnya, apa yang baru saja ia katakan? 

𝓴𝓪𝔃𝓮𝓴𝓪𝓰𝓮'𝓼 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang