25

4.5K 478 11
                                    

• Happy Reading •

.

.

.

"Selesai, mari kita pulang!" Sakura berseru riang, mencoba kimono untuk pernikahannya dua hari lagi ternyata cukup melelahkan.

Tak terasa, hari mulai menggelap. Setelah Gaara melakukan transaksi pembayaran dengan pemilik toko, Sakura langsung berpamitan dengan sang kakak ipar. Meminta izin untuk pulang lebih awal karena ia ingin menikmati sisa waktu lajangnya dengan orang-orang Konoha, Kakashi khususnya.

Namun Temari tak memberikan izinnya, membiarkan calon adik iparnya pulang sendirian? Tentu saja tidak akan. "Gaara, kau bisa antar Sakura 'kan? Aku akan pulang sendiri, lagipula aku punya urusan penting dengan seseorang sekarang." ucapnya sambil mengedipkan mata.

Gaara yang mengerti kode mata Temari langsung mengangguk cepat. Tanpa berkata lagi pemuda itu mengamit telapak tangan Sakura dan menariknya pelan agar tempo berjalan mereka seirama.

Gaara memejamkan mata, merasakan kehangatan yang meluap dari telapak tangan gadisnya. Ia sangat merindukan situasi seperti ini. Mengantar gadisnya pulang, menghabiskan waktu dijalan, dan mendengarkan tanggapan orang-orang mengenai hubungan mereka.

Rasanya sangat, menakjubkan.

Sakura tidak menolak perlakukan Gaara padanya, walau enggan berbicara, sejujurnya gadis itu juga merindukan saat-saat seperti ini. Ia merindukan Gaara, sangat. Namun egonya lebih tinggi, ia tidak mau berharap lebih pada Gaara.

Ia tahu, Gaara hanya mempermainkannya. Setidaknya, itu yang dipikirkan Sakura.

Ingin bertanya, namun gadis itu bergengsi tinggi dan tidak siap mendengar jawaban Gaara.

Kejadian itu, tak perlu dijelaskan pun Sakura tahu kondisinya seperti apa.

"Sakura..." Gaara menyebut namanya, Sakura membalas dengan lirikan mata. Berniat menjawab tapi ia tidak menjawabnya.

Setiap kaki mereka melangkah, semakin bertambah pasang mata yang menyoroti keduanya. Menjadi pusat perhatian, Gaara sudah terbiasa. Namun tidak dengan Sakura.

"Soal tadi pagi—"

"Kazekage-sama sepertinya aku harus cepat, Kakashi-sensei sudah repot memasak untuk makan malam terakhir kami." gadis itu memotongnya. Apa Gaara mau memancingnya untuk menghancurkan seisi Suna dengan satu pukulan ke tanah?

Gaara bungkam, dan berpikir beberapa saat. "Bisa kau dengarkan aku dulu? Besok kita sudah tidak bisa bertemu lagi, aku hanya ingin meluruskan kesalahpahaman ini."

Sakura menghela napas, "Apa yang ingin kau luruskan? Aku tidak akan membaca buku yang sudah ku tamati sebanyak duakali. Lanjutkan pembicaraan ini lain kali saja, selamat malam."

Sakura melepas genggaman tangan Gaara, setelahnya ia berlari menjauh, meninggalkan Gaara yang masih terdiam dibawah kepingan salju yang jatuh dari atas.

Sakura melepas genggaman tangan Gaara, setelahnya ia berlari menjauh, meninggalkan Gaara yang masih terdiam dibawah kepingan salju yang jatuh dari atas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
𝓴𝓪𝔃𝓮𝓴𝓪𝓰𝓮'𝓼 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang