Gaara yang tengah memasang sepatu ninjanya terpaksa menoleh, Temari berkacak pinggang tepat dibelakang Gaara yang duduk membelakanginya. "Mau pergi kemana kau?" tanyanya dengan nada galak. "Besok pagi-pagi sekali kau harus berangkat ke Suna! Bahkan kau belum berkemas, jangan mencoba untuk kabur!" omel Temari pada adik bungsunya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"Apa yang kau inginkan, Sasuke?" Sakura menghempaskan tangan Sasuke yang terus memeganginya,
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Sasuke melepaskan cengkramannya, "Duduklah, kita perlu bicara." lelaki itu menuntun Sakura untuk duduk disalah satu bangku disana.
Tentu saja Sakura sangat mengenal tempat ini, banyak momen berharga yang terjadi antara Sakura dan Sasuke ditempat ini. Mau tidak mau Sakura menuruti keinginan Sasuke.
Mereka berdua duduk bersebelahan, Sakura tidak berniat untuk membuka percakapan. Nafsu berbicaranya seketika hilang,
Sasuke menatap gadis disebelahnya dengan alis yang berkerut, Sakura tidak seperti biasanya. Gadis musim semi itu pasti selalu menyambut kehadirannya dengan senyuman tulus, sapaan lembut, sentuhan hangat, dan berbicara padanya tanpa henti.
Namun sekarang apa yang Sasuke dapat? Sakura hanya termenung, duduk diam disebelahnya. Tanpa menoleh, tanpa melirik, tanpa berbicara. Padahal pemuda itu sudah meninggalkan desa dua tahun lamanya, kepulangannya kali ini tak disambut dengan baik oleh Sakura. Bukan hanya Sakura, teman-temannya yang lain juga begitu.
