🌸Chapter 41🌸

9.1K 357 1
                                    

  Sudah seminggu lebih ulangan sekolah sudah berakhir, dan esok adalah hari paling menegangkan untuk murid-murid SMA Haruga. Di mana semua nilai yang diperoleh mereka akan menjadi salah satu senjata untuk mengalahkan yang lain, lebih tepatnya ialah pengambilan nilai akhir atau penentu lulus atau tidaknya. Hari ini ialah hari di mana umur Sara bertambah satu tahun, yaitu yang ke enam belas tahun. Tidak heran baginya bila tidak dirayakan, hal itu sudah biasa. Cukup baginya berdoa yang terbaik di hari spesialnya itu.

  Happy birthday to me ....

  Happy birthday to me ....

  Happy birthday, happy birthday,
happy birthday to me ....

  Sebelum meniup lilin, terlebih dahulu dia memohon sesuatu. Lilin yang akan ditiupnya bukanlah lilin untuk ulang tahun, melainkan hanya lilin biasa yang umumnya dipakai untuk penerangan ketika listrik padam. Bahkan, ukuran lilin itu hanya setinggi telunjuk, dan terdapat sepotong roti tawar di samping lilin itu.

  "Ya Tuhan, aku hanya menginginkan keluargaku menerima kehadiranku di rumah ini dan menyayangiku. Dan kuharap suatu saat nanti orang yang kusukai, sekaligus orang yang kusayangi memiliki rasa yang sama denganku, serta menerima kekurangan yang kumiliki."

'Fyuh!

  Api kecil sebagai saksi atas permintaan tersebut seketika padam. Sara tersenyum sembari menatap asap lilin yang mulai menghilang dan menyatu dengan udara.

  "Kuharap permintaanku cepat dikabulkan," gumamnya. Dia pun mengambil roti tawar yang disiapkannya dan mulai memakannya sampai habis.

'Tring!

  Tiba-tiba saja bunyi notifikasi ponsel Sara berbunyi, membuat sang empunya ponsel segera mengambil benda pipihnya yang ada di atas meja belajar. Tanpa melihat notifikasi di atasnya dulu, melainkan dia langsung mengecek pesan yang dikirimkan untuknya.

  "Kak Arga?" Sara menautkan alis, lalu dia memutuskan untuk membuka pesan tersebut.

Kak Arga: Kamu bisa nggak ke taman biasa, sekarang juga?

Anda:
Kayaknya bisa, emangnya ada apa ya? Kok mendadak?

Kak Arga: Ntar kamu tau sendiri jawabannya. Maaf ya aku nggak bisa jemput kamu, tapi kamu tinggal langsung aja dulu ke situ. Kalau kamu belum lihat aku, itu berarti aku masih di perjalanan.

Anda:
Penting banget ya?

Kak Arga: Banget malahan, makanya datang ya. Jangan enggak.

Anda:
Ya sudah aku siap-siap dulu.

Kak Arga: Hati-hati dijalan, awas diculik om-om. Habisnya terlalu cantik kamunya wkwk.

Anda:
Bisa aja wk.

  Tergambar jelas gadis itu mengulas senyum sebentar. Tanpa disengaja, dia melihat jaket Arga yang menggantung dalam lemari. Kebetulan juga lemarinya terbuka lebar, karena lupa menutup kembali waktu dirinya bersih-bersih tadi pagi-pagi sekali.

  "Ah, iya, jaket Kak Arga. Ya ampun, kenapa baru ingat," komentar Sara sembari menepuk jidatnya pelan. Tanpa pikir panjang, dia mengambil jaket yang sudah dicucinya sampai bersih. Dia berniat akan mengembalikan jaket itu sekaligus meminta maaf.

Broken Home [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang