🌸Chapter 38🌸

8.2K 350 1
                                    

Kak Arga: Aku udah di luar

  Sara sudah siap sebelum Arga menjemputnya. Sesegera mungkin dia pergi menuju ke luar. Dan saat ini keadaan di rumah tidak ada orang selain Sara sendiri, dikarenakan para anggota lain sedang menghadiri sebuah pesta dari kerabat Wisnu. Sedangkan Bi Inah sedang pergi ke luar untuk membeli bahan pokok makanan yang hampir habis.

  "Kak, maaf lama." Sesampainya di hadapan laki-laki berbaju merah plus celana warna hitam itu, Sara mengulas senyum simpul. Bukannya menanggapi perkataan Sara, laki-laki itu malah menatapnya seperti sedang mengamati begitu dalamnya. Tingkah Arga tentu saja membuat Sara agak risih.

  "Yuk." Mengerti akan suasana canggung sekarang, Arga membukakan pintu mobilnya khusus untuk Sara sembari tersenyum lebar. Setelah Sara masuk, dia mengelilingi mobil depannya dan duduk di kursi kemudi.

  Mobil Lamborghini Aventador tersebut melaju melintasi jalan yang ramai akan orang. Hingga akhirnya, mereka berdua sudah sampai di tempat yang dituju. Banyak orang yang berdatangan ke tempat ini untuk saling melepaskan rasa kelelahan bahkan me-refresh diri. Di sini juga banyak terdapat wahana-wahana yang menyenangkan, Sara sungguh kagum dibuatnya sampai mulutnya terbuka lebar karena ketakjubannya melihat sekitar taman hiburan.

  "Bagus nggak? Kamu mau naik wahana yang mana?" tanya Arga, sekaligus.

  "Em." Kedua ekor mata Sara melirik ke beberapa wahana. Hingga dia menemukan wahana yang ingin dirasakannya sekarang. Selama hidupnya, ini adalah pertama kalinya dia diajak pergi ke taman hiburan.

  "Gimana kalau kita ke rumah hantu itu?" putusnya sembari menunjuk ke tempat yang diinginkannya. Sara benar-benar menginginkan masuk ke wahana itu, dari luar saja dia dapat merasakan sensasinya.

  "Oke, tapi emangnya kamu nggak takut?" Arga mencoba menggoda gadis yang ada di sampingnya itu.

  "Ng-nggak, kok, siapa juga yang t-takut?" Sara agak gagap.

  Arga terkikik geli. "Iya-iya. Yuk!" Tangan hangatnya menggenggam tangan Sara. Sekilas Sara melirik genggaman itu, tetapi kali ini dia sama sekali tidak merasakan jantungnya yang berdetak kencang seperti dulu. Rasanya seperti biasa-biasa saja.

  'Dulu detak jantungku nggak karuan kalau dekat sama Kak Arga, sekarang tanganku digenggam begini, tapi aku nggak merasakan hal itu lagi. Apa aku udah nggak cinta sama kak Arga? Tapi, masa iya, sih?'  Sara bergelut dalam batinnya, hingga dia dikagetkan dengan pertanyaan Arga.

  "Hei kenapa melamun? Apa ada yang kamu pikirin?" tanyanya sembari meneliti gerak-gerik Sara yang menurutnya seperti menyimpan sesuatu darinya.

  "Ah, enggak, kok. Ayo masuk," jawab Sara cepat. Sebelum Arga mengeluarkan suara, dia bergegas menarik lelaki tersebut agar ikut masuk ke wahana yang banyak sekali hantu-hantu palsu yang pasti berhasil mengagetkan mereka.

  Sara sendiri sedari tadi gemetar karena ketakutan. Bahkan, sesekali diirinya memeluk lengan laki-laki di sampingnya itu tanpa pikir panjang. Sedangkan bagi Arga sendiri, ini adalah momen yang paling ditunggu-tunggu olehnya sejak Sara memutuskan untuk memasuki wahana ini.

  "Kalau kamu takut, pegang aja tanganku." Ucapan Arga tiba-tiba itu mengakibatkan Sara menolehkan wajahnya. Sebenarnya dia sangat malu, padahal dirinya sendiri yang memilih buat memasuki wahana ini. Namun, malah Sara juga yang ketakutan.
Dengan cepat Arga menarik tangan Sara dan memasukannya ke lengan tangannya seperti pasangan yang akan berkencan. Walaupun cahaya di dalam agak redup, tetapi wajah merahnya karena malu dapat terlihat oleh Arga. Setelah menghabiskan waktu beberapa menit lamanya, akhirnya mereka berdua berhasil keluar. Dan sekarang posisi mereka saat ini sedang duduk berdua di kursi plastik yang tersedia, di mana di depannya ada seorang penjual minuman.

Broken Home [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang