"Lo nanya maksud gue? Oke, gue akan jelasin! Gue harap lo bisa memahami kata-kata ini." Jika boleh jujur, sebenarnya Bumi itu orang yang baik. Sayang, kebaikannya terhadap gadis itu terhalang oleh egonya sendiri.
"Baiklah, aku akan mendengarkan dengan baik," ujar Sara sembari mengangguk yakin.
Bumi menyeringai lebar, lalu mendudukkan dirinya di atas kasur tepatnya di samping Sara duduk sembari memainkan ujung rambut sang gadis. Membuat tubuh gadis itu mematung sebab baru kali ini dirinya duduk berdekatan dengan kakak tertuanya itu.
Waktu itu, Bumi berumur tiga tahun, Leon berusia dua tahun, serta Saras dan Laras baru berusia satu tahun. Memang saat itu Sinta dan Wisnu dikaruniai banyak anak. Bagi mereka berdua ini adalah hal yang bagus ke depannya, dengan begitu mereka akan saling melindungi satu sama lain. Terutama Sinta yang tengah mengandung anak keempatnya yang kebetulan sudah mendekati waktu kelahiran.
Malam hari pun tiba. Sinta sedang asyik memainkan ponselnya di ruang keluarga dengan anak-anaknya yang sedang bermain dengan bantuan baby sister itu, tiba-tiba saja dia merasakan mules bercampur nyeri di perutnya. Hingga tak lama, cairan berwarna keruh mendadak mengalir ke kakinya. Melihat hal itu, dengan cepat para pembantu memapah nyonya mereka ke dalam mobil. Salah satu pembantu pun menghubungi Wisnu yang masih berada di kantornya karena sedang melaksanakan meeting dengan para klien. Wisnu yang mendengar kabar mengejutkan begitu langsung pergi dan mengendarai mobilnya dengan cepat guna menyusul sang istri yang kini sedang berjuang antara hidup dan mati.
Pada saat itu, keempat anak mereka tak diperbolehkan untuk ikut ke rumah sakit dikarenakan mereka masih terlalu kecil untuk dibawa. Wisnu yang baru sampai di rumah sakit dengan napas yang tersengal-sengal, langsung masuk ke ruangan di mana istrinya sedang melahirkan. Saat itu, hal yang tak terduga terjadi di mana istri dari adik Sinta juga melahirkan di tempat yang sama.
Adik Sinta itu bernama Aldo, dia menikahi wanita bernama Mawar. Namun, sebelum mengandung, wanita itu mengalami kecelakaan yang amat parah dan akibatnya dia depresi oleh kejadian itu. Sampai-sampai dia selalu menyakiti dirinya maupun sang suami. Membuat Sinta dan Wisnu menyarankan Aldo untuk menceraikan istrinya. Alasannya? Menurut mereka, lama-kelamaan Mawar terlihat seperti orang gila. Mawar selalu senyum-senyum sendiri dan marah-marah tidak jelas. Dan lebih parahnya lagi, dia selalu memukul suaminya tanpa sebab.
Tentu saja perbuatan tersebut membuat Wisnu dan Sinta semakin geram. Terlebih, Aldo tidak pernah melawan ketika dipukuli istrinya sendiri. Sudah sering Wisnu maupun Sinta menginginkan mereka untuk segera bercerai, tetapi Aldo selalu menolaknya dengan alasan dia masih sayang dengan istrinya.
Sinta dan sang suami pun menemui Aldo dan terus membujuknya. Untunglah kali ini Aldo terbujuk dan akan segera menceraikan istrinya. Mendengar hal itu membuat Sinta dan suaminya lega karena bujukannya tak ditolak lagi.
Namun, sayang saat adik dari Sinta itu mengurus surat perceraiannya, Mawar dikabarkan positif hamil dan diketahui oleh para pekerja di rumahnya. Aldo pun segera membawa sang istri ke rumah sakit. Walaupun mendapatkan banyak penolakan dari istrinya sampai kepalanya dipukul keras, dia tak peduli. Dia hanya ingin memastikan kabar ini benar atau tidak.
Setelah dicek ternyata benar jika Mawar dinyatakan seratus persen positif hamil dan kandungannya sudah jalan dua bulan. Suatu kebetulan karena usia kandungan kakaknya pun sama dengan sang istri.Sinta dan sang suami yang mendengar penuturan dari Aldo tak percaya dengan apa yang di dengar. Di mana wanita gila itu tengah mengandung anak yang nantinya akan bergabung dengan keluarga Sincray. Berhari-hari Sinta ataupun Wisnu selalu membujuk Aldo agar tetap menceraikan istrinya itu. Namun, kali ini Aldo bersikeras untuk mempertahankan keluarganya. Lagi pula, Mawar sedang mengandung darah dagingnya sendiri. Dia takut jika nanti anaknya dibiarkan bersama ibunya, malah akan membahayakan nyawa sang anak. Mau tidak mau Sinta dan suaminya pasrah akan kemauan Aldo. Mereka hanya bisa mendoakan yang terbaik untuk Aldo ke depannya.
Hingga akhirnya waktu yang ditunggu-tunggu tiba. Sinta dan Mawar saling berjuang untuk melahirkan buah hati mereka yang nantinya akan jadi penerus keluarga Sincray. Setelah beberapa jam berlalu, kedua bayi mungil berjenis kelamin perempuan itu lahir ke dunia yang langsung disambut penuh kebahagiaan oleh suami mereka masing-masing. Namun, hal yang tak terduga terjadi. Bayi yang baru dilahirkan oleh Sinta meninggal dunia dengan cepatnya. Sedangkan bayi yang dilahirkan oleh Mawar sangatlah sehat dan diberi nama Sara Talia Sincray.
Sejak saat itu, Sinta jadi sering melamun. Dia dan sang suami masih tak percaya jika bayi mereka sudah meninggalkan mereka setelah beberapa jam dilahirkan. Dengan segala cara, Wisnu selalu membujuk istrinya untuk tidak selalu melamun. Wisnu mengatakan kepada sang istri jika dia tidak boleh seperti ini. Sinta harus tegar karena anak-anaknya yang masih kecil sangat membutuhkan kasih sayang dari ibunya. Sinta yang langsung tersadar pun berusaha untuk bangkit dan melupakan kejadian yang sangat tragis menurutnya itu.
Tak terasa hari demi hari, bulan demi bulan, tahun demi tahun berganti. Sekarang usia Sara telah menginjak dua tahun. Aldo sangat menyayangi anak perempuannya itu, berbeda dengan Mawar yang masih tetap seperti dulu. Di mana dia sekarang tidak pernah membantu suaminya mengurus anak mereka, hal yang semakin membuat kebencian Sinta dan Wisnu bertambah.
Sampai akhirnya kabar yang menyakitkan bagi keluarga Sincray terdengar, di mana Aldo meninggal dunia di rumahnya sendiri. Aldo yang tak memiliki riwayat penyakit pun membuat Wisnu, Sinta beserta Luna yang merupakan adik dari Wisnu mengungkapkan bahwa penyebab dari Aldo meninggal dunia ialah ditikam pisau oleh istrinya sendiri di bagian dadanya. Hal itu diketahui oleh Wisnu dan Sinta yang menjadi saksi atas kejadian tersebut. Sayang, pasangan suami istri itu terlambat untuk mencegah Mawar yang menancapkan pisau tepat di jantung suaminya sendiri.
Kebencian yang telah lama dipendam pasangan suami istri itu pun semakin mencuat. Mereka akan mencoret nama Mawar di kartu keluarga Sincray. Namun, belum sempat niat mereka terlaksana, wanita itu sudah meninggal dunia akibat tertabrak truk. Saat itu Mawar kabur dari kejaran polisi setelah membunuh suaminya sendiri.
Sejak saat itu, Sara yang masih kecil dan tidak tahu apa-apa telah menjadi anak yatim piatu. Jujur, Wisnu dan Sinta sangat tidak menyukai kehadiran Sara di rumahnya. Mereka takut Sara akan menurun dengan ibunya. Namun, Sinta yang mendapat amanat dari Aldo sehari sebelum meninggal yang mengatakan bahwa Sara akan dititipkan kepada Sinta dan suaminya, mau tidak mau mereka menyetujuinya.
Alasan kenapa sampai sekarang Sara masih berada di rumahnya meskipun diperlakukan seperti ini. Walaupun begitu, Luna selalu membela Sara. Ya, Luna yang notabenenya adik dari Wisnu yang kini tinggal di luar negeri bersama anak dan suaminya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Broken Home [End]✓
Novela JuvenilStory 1 Di maki, di hina, dan di kucilkan oleh keluarganya sendiri, itu sudah biasa bagi gadis bernama lengkap Sara Talia Sincray. Hari-harinya selalu menahan tangisan. Tersenyum palsu di setiap keadaan memang sudah ciri khasnya. Pukulan demi...