🌸Chapter 31🌸

9.3K 435 1
                                    

Di tempat lain, yaitu di toko buku. Kedua anak muda bagaikan sepasang kekasih itu sedang memilih buku-buku untuk dibeli.

"Coba lihat ini, Deon!" Sebuah buku tebal disodorkannya ke laki-laki yang sedari tadi bingung sendiri mau memilih buku yang mana. Bagi laki-laki itu, semua buku di sini memikat matanya. Deon berhenti membolak-balikkan beberapa buku yang tertera di rak, lalu melihat buku yang disodorkan Sara ke arahnya. Dia hanya diam sembari mengernyitkan keningnya.

"Kamu tahu nggak buku ini ceritanya seru banget, aku udah baca. Kamu wajib baca buku ini!" ucap Sara penuh keyakinan. Deon pun mengambil buku itu dan membaca judul yang tertera di depannya. Berwarna kemerahan.

"Jodohku selama ini ada di hadapan mata," gumamnya sembari meneliti isi prolog dari buku itu, lalu melirik gadis itu yang tersenyum manis.

"Gue nggak tertarik." Setelah mengatakan hal ini, Deon menyerahkan buku tadi kepada Sara. Dia pun kembali asyik melihat buku-buku yang lain.
Sara melongo tak percaya, dia merasa kesal kepada Deon yang sedari tadi sibuk sendiri.

"Kamu nyebelin," cemberutnya.
Deon yang melihat itu hanya terkikik geli. Membuat sang gadis kian kesal dibuatnya.

"Kenapa ketawa?" Sara bertanya dengan nada yang dinaikkan. Seperti tadi, Deon tak bersuara. Tanpa disuruh, dia mengambil buku yang masih ada di tangan Sara.

"Iya-iya, gue baca, kok. Tuh, muka jangan cemberut begitu mirip tikus curut yang kelaparan." Deon berpura-pura bergidik ngeri, lalu tertawa puas dan melenggang pergi menuju ke tempat penjaga toko.

"Ish nyebelin!" Sara mengumpat, lalu berlari kecil mengejar langkah laki-laki itu yang meninggalkannya sendiri.

"Marah? Kesel?" Deon mengutarakan dua pertanyaan sekaligus sembari tersenyum jahil.

"Nggak." Sara menjawab tanpa menoleh sedikit pun.

Bukannya menanggapi akan kekesalan gadis yang duduk di sampingnya, Deon menarik lengannya, lalu membawanya ke tempat di mana terdapat pemandangan yang indah.

"Mau ke mana?"

"Diem aja lo, nanti juga suka," jawab Deon yakin. Sepersekian menit mereka melangkah, sampailah mereka sekarang di mana terdapat banyak orang dan bunga-bunga yang bermekaran indah di sepanjang taman itu.

"Wah, indahnya!" Sara terkagum-kagum lantaran melihat bunga-bunga yang tertanam rapi, lalu memegang bunga berwarna merah yang sudah menarik perhatiannya.

"Itu bunga mawar," ucap Deon.

Tanpa memedulikan ucapan dari orang di sampingnya, Sara hanya fokus pada bunga yang ada di hadapan matanya. Sesekali dirinya mencium aroma bunga yang menurutnya sangat wangi. Namun, raut wajahnya berubah menjadi sendu.

"Lo kenapa?" Deon menjongkokkan dirinya tepat di sebelah sang gadis.

"Menurutmu, apa aku pantas buat bahagia kayak bunga-bunga ini yang banyak disukai sama orang lain," ucap Sara sembari tersenyum pahit.

"Lo kenapa jadi ngomong begitu? Dengar, ya, Sar. Semua orang udah diatur takdirnya. Setiap takdir itu akan berubah, nggak selamanya takdir itu akan menetap. Kalau kita nggak mau berusaha menghadapi semua kesulitan yang menghadang kita, maka gue pastikan lo nggak mampu melawan takdir itu," jelas Deon cerdas. Ucapan itu langsung membuat Sara memeluknya secara tiba-tiba.

Broken Home [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang