🌸Chapter 27🌸

9.3K 458 3
                                    

'Cklek!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

'Cklek!

  "Eh, Deon, baru pulang, Nak?" Seorang pria berkumis tipis baru saja meletakkan sebuah majalah ke atas meja kaca. Dia menghampiri anaknya.

  "Iya, Pa, baru aja acaranya selesai." Deon mengulas senyum sembari memasukkan salah satu tangannya ke kantung celana.

  "Pak Kepala Sekolah?" Mulut Sara menganga lebar, lalu dia mengangkat dagunya mengarah ke Deon. Seolah meminta penjelasan.

  "Jadi gini, Sar, dia ini bokap gue. Nah, Pa, kalau Sara ini, dia mau mengambil buku catatan yang aku pinjam. Terus, karena ini udah larut, boleh nggak Sara numpang tidur buat malam ini?" Tanpa ada keraguan, Deon berani bertanya seperti itu. Walaupun di dalam hatinya, dia mengumpat kata serapah. 'Alasan apa ini, Deon? Ngaco lo, ah. Semoga aja bokap gue percaya.'

  "Bukannya papa tidak ijinin, tapi emangnya Sara dapat ijin dari orang tuanya? Masalahnya, kamu itu dan Sara walaupun berteman, tapi kalian itu harus jaga jarak juga. Bagaimanapun juga, kalian itu lawan jenis," ucap lelaki paruh baya tersebut bijak.

  "Deon, aku sebaiknya pulang aja, deh. Benar apa kata Papa kamu, kita bukan muhrim." Sara berbisik menanggapi bahwa perkataan sang kepala keluarga di sini memang benar adanya. Dengan cepat, Deon menggelengkan kepalanya, pertanda dia tidak setuju.

  "Sara udah dapat ijin dari orang tuanya. Terus, bicara soal lawan jenis, itu nggak apa-apa, Pa. Aku juga nggak akan melakukan hal-hal yang biasanya dilakukan bagi orang yang baru menikah. Di sini, kan, banyak kamar kosong. Jadi, Sara bisa tidur di kamar itu, sedangkan aku tidur di kamarku sendiri." Bukan Deon namanya jika kehendaknya tidak dituruti. Dia memang anak keras kepala, tetapi tergolong anak yang bijak.

  Mata Fathur selaku ayah kandung Deon seketika melirik di mana tangan anaknya dan Sara yang saling berpegangan tangan satu sama lain.

  "Terus, berpegangan tangan seperti itu maksudnya apa?" Sebetulnya, Fathur sendiri tidak keberatan misalnya Sara menginap di rumahnya. Namun, dia tahu persis sikap kedua orang tua Sara.
Lantas saja kedua sejoli itu bergegas melepaskan genggamannya dan mendapatkan gelak tawa dari Fathur.

  "Ya udah, Sara boleh tinggal di sini, mau berapa tahun pun boleh," sambung Fathur menggoda dua muda-mudi di depannya diselingi kekehan kecil. Karena melihat anaknya bahagia dengan pilihannya, mengharuskan Fathur untuk menyetujuinya.

  Mulut Deon yang awalnya tertutup rapat langsung terbuka membentuk huruf o. "Eh ... yuk, Sar, ke kamar gue dulu sebentar, ada yang mau gue omongin." Tak ingin sang ayah terus-teruasan menertawakannya, dia lantas berbicara seperti itu. Dan di angguki oleh Sara.

  Baru tiga langkah dia maupun Sara berjalan, kerah baju Deon ditarik oleh Fathur. Otomatis dirinya tertarik ke belakang. "Pepet terus Sara, Nak. Dia itu orangnya baik, cantik juga. Cocok buat kamu." Sudah jelas bahwa sikap penggoda Deon diturunkan oleh sang ayah.

Broken Home [End]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang