"Mark bosan, kita ketaman lagi aja yah. Tapi yang banyak anak-anaknya" Bora kini memohon kepada Mark. Sudah dua bulan ini memang mereka dekat, Bora menganggap Mark sebagai orang terdekatnya sekarang.
"Kamu tuh, perut udah segede gini maish mau main sama anak-anak" Protes Mark, Bora menjadi cemberut membuat Mark tidak tega
"Yaudah, tapi kalau capek atau pegel bilang ya" Mark menuruti permintaan Bora. Senyum cerah langsung terpatri di wajah Bora.
"Eh mau kemana?" Taeil saat melihat keduanya sudah diambang pintu
"Mau jalan kak, suntuk" Bora menjawab
"Hati-hati ya, udah 8 bulan itu. Jangan kebanyakan gerak nanti kamu brojol di taman Mark yang susah" Canda Taeil. Ya, dia bercanda tapi hatinya sedikit cemas ia tidak tahu kenapa
Bora mengangguk lalu menarik Mark keluar dari rumah.
Tidak butuh waktu lama mereka sudah sampai di tempat tujuan. Bora begitu semangat berinteraksi dengan anak-anak yang bermain di taman itu. Menggemaskan menurutnya, sedangkan Mark hanyanmemperhatikan sesekali membantu Bora saat ia susah bergerak.
Tanpa mereka berdua sadari, sepasang mata dari jauh menatap mereka dengan perasaan yang campur aduk.
Yup Doyoung
Sebenarnya dia sudah berada di Canada sekitar hampir satu minggu, namun saat melihat Bora bersama dengan seorang pria asing dimatanya yang terlihat sangat memperlakukan Bora dengan baik Doyoung menjadi minder untuk muncul dihadapan istrinya.
Doyoung takut jika hati Bora juga sudah beralih, ditambah lagi pria itu juga terlihat tampan.
Jadi, beberapa hari ini Doyoung hanya menguntit kegiatan Bora yang hampir selalu bersama pria itu sehingga ia tidak ada celah untuk menemui sang istri.
Sesekali air mata Doyoung hampir jatuh saat melihat Bora berinteraksi dengan baby strawberry. Doyoung amat sangat menyesal telah membuat jarak antara mereka karena kelakuan bodohnya.
"Mark, aku mau ice cream strawberry. Traktir ya" Bora sambil mendudukkan dirinya di salah satu kursi taman
"Enak aja, udah di temenin malah minta traktir" Canda Mark sambil mencubit hidung Bora gemas
"Sakit ih" Bora memukul dada Mark pelan
"Iya deh, jangan cemberut gitu dong sayangku. Aku beliin yaa tunggu disini, aku juga gamau kali baby strawberry ileran gara-gara kemauan mamanya ga diturutin" Canda Mark lagi. Ia memang suka menyebut Bora dengan panggilan 'sayang' dan Bora tidak keberatan dengan itu.
Perlakuan Mark barusan juga tidak luput dari pandangan Doyoung. Siapa sebenarnya dia? Apakah dia pacar Bora?
Saat Mark beranjak, Doyoung berniat mendekati Bora namun perempuan itu beranjak tidak mendengarkan kata Mark untuk tetap menunggunya di kursi itu.
Bora mendekati seorang anak kecil berusia sekitar 3 tahun yang sedang memantul-mantulkan bolanya. Anak kecil itu sendirian entah dimana orangtuanya.
Beberapa saat kemudian bolanya Menggelinding ke jalan, Bora tersenyum geli saat melihat ekspresi sebal anak itu. Ia menerka kedepannya apakah jika nanti baby strawberry lahir apakah anaknya akan semenggemaskan anak itu???
Tapi, Bora sedikit berlalri kecil menuju anak itu, sebuah mobil melesat dengan cepat namun anak tersebut tidak menyadari hal itu.
Bora menghampiri anak itu berniat ingin menariknya, agar menepi. Namun pergerakannya lambat karena perutnya yang besar.
BRAKKK
suara itu terdengar keras. Atensi semua orang tertuju pada sumber suara itu, bahkan Doyoung kalah cepat dengan gravitasi.
Mobil itu menabrak Bora setelah ia mendorong anak tersebut menepi kepinggir jalan.
Doyoung dengan langkah gontai namun cepat menuju kearah Bora yang sudah tergeletak berlumuran darah.
Sama halnya dengan Mark diseberang jalan, ia barus saja kembali dan membawakan ice cream strawberry pesanan Bora namun matanya melihat perempuan itu sudah tergeletak berlumuran darah tidak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.
Mereka berdua berlari kearah Bora namun Doyoung lebih cepat. Ia kini sudah meletakkan Bora di pahanya.
Mark kaget, mengapa bisa orang itu berada disini?
"Sayang" Doyoung menangis, ia meletakkan kepala Bora dipahanya. "Bertahan" Isak Doyoung seraya memeluk Bora lalu menagis pilu
Sedangkan Mark yang cepat menyadari situasi, tidak mau bapernya berujung penyesalan ia menelfon ambulans kala itu juga.
"Anakku" Lirih Bora
"Iya sayang, bertahan. Demi baby strawberry" Isak Doyoung
"Kak D..oy" Bora dengan susah payah
Doyoung memegang pipi Bora, ia menangis
"Apapun yang terjadi, selamatkan baby strawberry. Jangan hiraukan aku" Ucap Bora lalu setelahnya matanya tertutup membuat Doyoung semakin panik
"Bora, sayang.. Bangun!!" Doyoung menangis meraung. Bahkan ia belum meminta maaf pada istrinya itu.
"Bora, aku mohon bertahanlah" Mark berdoa dalam hatinya. Tanpa ia sadari airmatanya jatuh. Mark merutuki dirinya, mengapa ia sangat lalai? Ia membenci dirinya yang lalai akan menjaga Bora sampai semua ini bisa terjadi.
☘☘☘
☘☘☘
Eh aku mau nanyak, kalian sukanya sad ending atau happy ending?????
KAMU SEDANG MEMBACA
☑PENGANTIN PENGGANTI-[Doyoung+GongMyung] Completed✔
FanfictionKarena kesalahan fatal yang dilakukan Gongmyung tepat satu minggu sebelum pernikahannya dengan sang kekasih, mau tidak mau Doyoung harus menggantikan sang kakak sebagai pengantin di pesta pernikahan untuk menjaga nama baik keluarga.