3 bulan sudah usia pernikahan Doyoung dan Bora. Mereka mencoba menjalani kehidupan pernikahan dengan baik meski Doyoung belum pernah menyentuh Bora lebih dari sekedar ciuman di kening, karena ciuman bibir pertama dan terakhir itu saat hari kedua pernikahan mereka. Meski begitu, pernikahan mereka bisa dikategorikan harmonis.
"Saya berangkat kerja dulu ya" Ucap Doyoung didepan pintu. Setelahnya mencium kening sang istri sebentar lalu beranjak menuju rumah sakit tempat ia bekerja.
Mereka harus membiasakan seperti ini agar hubungan keduanya makin dekat dan menumbuhkan cinta diantara mereka, karena merekapun juga sepakat untuk mencoba mencintai satu sama lain.
"Myung, susu aku mana?" Teriak Seulgi saat tidak menemukan susu hamilnya di dapur. Tidak ada jawaban, ini sudah 3 bulan berlalu dan itu artinya usia kandungan Seulgi sudah memasuki bulan ke 5.
Seulgi menghembuskan nafasnya kasar. Gongmyung masih saja mengabaikannya, meski sudah terhitung 3 bulan tinggal di atap yang sama namun Gongmyung masih bersikap seperti itu padanya.
Saat melewati ruang tengah, Seulgi kembali menghembuskan nafasnya kasar. Ada sedikit rasa penyesalan dihatinya. Gongmyung sekarang tidaklah terlihat baik, setiap hari minum-minum dan tidak merawat dirinya sendiri terbukti dengan tumbuhnya kumis dan bulu di jenggotnya.
"Bora, maafin aku sayang" Gumam Gongnyung yang terdengar pilu.
Seulgi sebenarnya sudah tidak tahan. Gongmyung dalam tiga bulan ini selalu saja menggumamkan itu, selalu saja Bora, Bora dan Bora. Tapi Seulgi harus menahannya, seiring berjalannya waktu ia yakin hati Gongnyung akan berlabuh padanya ditambah lagi bagaimanapun sekarang ia sedang mengandung anak Gongmyung, lagipula Bora juga sudah menikah dengan Doyoung jadi tidak ada celah Gongmyung untuk meninggalkannya.
"Myung, Bora sudah menikah sama adik kamu. Jadi berusahalah terima aku dan calon anak kita" Seulgi sembari mendudukkan dirinya di depan Gongmyung. Gongmyung sedikit meliriknya lalu tersenyum kecut.
"Bora harus balik sama gue. Doyoung cuman numpang lewat" Jawab Gongmyung lalu kembali meneguk birnya.
"Dan lo penghancur nya" Sambung Gongmyung tersenyum sinis
"Tapi Myung malam itu kita sama-sama mau kan" Seulgi membela diri
'Ngak! Lo yang godain gue" Elak Gongmyung. Nada suaranya meninggi
"Tapi semuanya udah terjadi kan? Ayo kita jalanin hidup kita dengan bahagia begitupun Bora dan Doyoung. " Air mata Seulgi sudah mulai jatuh dari pelupuk matanya
"Bora bahagianya sama gue, guepun sebaliknya, tapi lo datang ngehancurin semuanya, bitch" Gongmyung beranjak meninggalkan Seulgi yang menangis semakin menjadi. Bahkan Gongmyung tidak perduli Seulgi sedang mengandung anaknya, ia tetap cuek terhadap wanita itu.
Bora menyandarkan dirinya di sofa depan tv. Rasanya membosankan hanya tinggal dirumah sendirian, sialannya lagi dia selalu membayangkan seandainya dia menikah dengan GongMyung. Tapi ia tersadar bagaimanapun GongMyung sudah menghianatinya. Dia harus menjadi istri yang baik untuk Doyoung, dia harus mencintai Doyoung, suaminya.
Beberapa saat kemudian bel rumah berbunyi, membuat Bora beranjak sambil berfikir apakah suaminya melupakan barang?atau berkas?
Tapi betapa kagetnya dia saat membuka pintu dan melihat sosok yang sedang berdiri di depan pintu.
Sosok yang sangat ia cintai bahkan sampai saat ini, sosok yang ia pikirkan selama ini, sosok yang membuat hatinya hancur berantakan hanya dalam hitungan detik.
Namun, dengan tampilan berbeda, bukan lagi GongMyung yang stylish. Kini terlihat urakan dan sedikit berbau alkohol.
Tidak perlu waktu lama, GongMyung dengan cepat memeluk Bora dengan erat, Bora saat ini bimbang ia ingin membalas pelukan GongMyung tapi kini status mereka sudah berbeda. Seberapa sayang dan cintanya Bora pada GongMyung, bagaimanapun sekarang ia sudah menjadi istri dari Doyoung yang tidak lain adalah adik dari GongMyung sendiri.
"Maaf" GongMyung sambil sesegukan, Bora bisa merasakan pundaknya basah karena air mata GongMyung membuat dirinya ikut menangis.
"Aku gabisa tanpa kamu" Lirih GongMyung
"Percaya, ini semua pasti berlalu. Kita cuman butuh waktu sebentar sampai kita bisa sama-sama lagi" GongMyung masih memeluk Bora, erat seakan tidak ada hari esok.
"Kita udah selesai kak, kamu sama aku ga ada kata kita lagi" Bora sambil sesegukan, muluthya berkata seperti itu tapi dalam hati kecilnya ia masih mengharapkan GongMyung, sedikit.
GongMyung melepaskan pelukannya namun kedua tangannya masih memegang bahu, bahkan mencengkram erat bahu mungil milik Bora. GongMyung menatap Bora tajam seakan tidak suka dengan apa saja yang baru keluar dari bibir mantan kekasihnya itu.
"Aku sudah jadi istri orang lain, begitupun kakak yang sebentar lagi jadi ayah dari anak wanita yang lain" Dengan berat hati Bora mengeluarkan kalimat itu dari mulutnya, meski hatinya meronta ingin kembali pada GongMyung, namun ia harus mengalahkan egonya demi kebaikan bersama meski hatinya, bahkan hati GongMyung terasa sangat tersiksa.
"Gak!, Seulgi sama Doyoung cuman lewat dari kehidupan kita. Aku bahagianya sama kamu. Kamu juga kan?" GongMyung mengelak, ia tidak terima.
"Aku udah janji sama kak Doyoung akan jadi istri yang baik" Ucap Bora seiring dengan air matanya yang jatuh.
"Tapi aku yakin hati kamu, masih milik aku" GongMyung menekankan kata 'milik'
"Lebih baik kakak pergi, ga baik kita berduaan sedangkan aku lagi sendiri dirumah, apalagi kak Seulgi lagi hamil. Kasian dia pasti butuh kakak" Ucap Bora seraya masuk kerumahnya Dan menutup pintu meninggalkan GongMyung yang masih berdiri disana dengan sejuta penyesalan dan rasa sakit yang menggerogoti dadanya.
"Maaf kak, aku cinta kakak tapi kita udah gabisa sama-sama lagi" Bora meluruh setelah menutup pintu rumahnya, memeluk lututnya seraya menangis, hatinya terasa amat sangat sakit.
Mereka masih sangat saling mencintai, namun takdir berkata lain. Semesta tidak menghendaki mereka bersama.
🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
☑PENGANTIN PENGGANTI-[Doyoung+GongMyung] Completed✔
FanficKarena kesalahan fatal yang dilakukan Gongmyung tepat satu minggu sebelum pernikahannya dengan sang kekasih, mau tidak mau Doyoung harus menggantikan sang kakak sebagai pengantin di pesta pernikahan untuk menjaga nama baik keluarga.