Doyoung baru saja memasuki rumahnya, wajahnya cerah. Ia akan bertemu dengan istrinya, bermain dibelakang sepertinya aman. Sejeong juga sepakat dengannya dengan tetap berhubungan di belakang Bora.
Namun, saat memasuki rumah suasananya seakan berbeda. Rumahnya seperti tidak dihuni selama beberapa hari. Apa Bora kerumah mama karena bosan?
Doyoung meraih ponselnya, ia menelfon sang istri tapi tidak tersambung, Doyoung menyerit. Ada apa?
Suasana hati Doyoung memang sedang baik, tapi rasanya sedikit cemas dan bersalah karena mengabaikan sang istri selama beberapa haru belakangan ini.
Hanya menyimpan koper di kamar, lalu Doyoung beranjak, ia akan kerumah orang tuanya. Pasti istrinya sedang berada disana ia yakin itu.
Tapi, baru beberapa langkah, Sejeong sudah berada di hadapannya, tepatnya dipintu rumah Doyoung.
"Ngapain kamu disini?" Tanya Doyoung, Sejeong kan kemarin sudah sepakat supaya mereka menjalin hubungan secara diam-diam. Tapi kenapa ia malah muncul?
"Masih kangen" Sejeong manja lalu mendorong Doyoung masuk kembali kerumah. Memberikan ciuman panas.
Kini mereka berdua sedang berada di sofa. Sejeong dengan ganasnya menciumi bibir Doyoung, lalu beralih membuka kancing kemeja Doyoung satu persatu. Doyoung tidak bisa menolak rasanya nikmat sekali.
"Bora lagi ga ada kan?" Sejeong bertanya, Doyoung mengangguk. Matanya terpejam karena tangan nakal Sejeong sekarang bermain-main di pusat tubuhnya.
Baru saja Sejeong menurutkan resleting celana Doyoung, tiba-tiba kepalanya tertarik kebelakang.
Baik Doyoung maupun Sejeong terkejut melihat siapa yang mengganggu kegiatan mereka berdua.
"Bangsat" Tanpa memperdulikan keadaan sang adik yang sudah hampir telanjang ia memberikan pukulan-pukulan yang bahkan Doyoung tidak sempat untuk membalas.
Jika saja Sejeong tidak menghentikan dengan melindungi tubuh Doyoung, mungkin Doyoung bisa saja mati sekarang, dirumahnya, dan dibunuh oleh kakaknya sendiri.
"Dimana Bora?" GongMyung dengan nafas terengah
Demi Tuhan Sejeong takut sekali sekarang. Selama ia mengenal GongMyung ia tidak pernah melihat pria tampan itu mengamuk seperti tadi.
"Dirumah mama" Doyoung menjawab
"Bora gaada dirumah mama Bangsat! Gue dari sana tadi pagi! Bora dimana?!" GongMyung masih menggebu-gebu tapi sebisa mungkin ia menahan hasratnya untuk memukuli adiknya kembali.
Doyoung hanya menatap kakaknya, Bora tidak ada dirumah mama. Lalu ia kemana?
"Guu..gue gatau" Doyoung bergetar. Dimana istrinya sekarang?
"Kalau sampai Bora ga ketemu, kalau sampai dia kenapa-kenapa. Habis lo" Ancam GongMyung.
"Sedari kemaren, gue emang udah curiga. Lo ga se setia itu, gue udah relain dia buat lo tapi lu malah nyakitin dia! Kesalahan yang gue buat dulu engga sebanding dengan yang lo lakuin sekarang! Gue dulu dalam pengaruh obat tapi lo? Lo sadar sepenuhnya! Lo tolol, Bora lagi hamil anak lo dan lo selingkuh dan kepergok sama gue di rumah lo sendiri. Lo SINTING" GongMyung beranjak, ia kesal kenapa Bora harus tersakiti dengan hal yang sama untuk kedua kalinya?
Sedang Sejeong dengan segala keterkejutannya membeku. Apa maksud GongMyung dengan merelakan Bora untuk Doyoung? Maksudnya apa dengan kesalahannya?
Doyoung tidak pernah bercerita apapun. Mereka selama 3 hari hanya kembali bernostalgia dan bermesraan.
Sedang Doyoung kini meringis. Pukulan kakaknya tadi seakan-akan ingin membunuhnya saat itu juga.
☘☘
Seulgi heran saat melihat suaminya masuk ke apartemen dengan penuh emosi. Kentara sekali dari raut wajahnya.
"Myung? Kamu kenapa?" Tanya Seulgi saat GongMyung sibuk dengan handphonenya. Ia menelpon seseorang sambil berharap Bora baik-baik saja.
GongMyung rasa, Bora pergi karena tahu akan kelakuan Doyoung dibelakangnya. Bora tidak mungkin pergi begitu saja jika tidak ada masalah diantara mereka.
Namun, panggilannya tidak diangkat. GongMyung frustasi, ia mendudukkan dirinya disofa dengan kasar.
"Kenapa?" Seulgi bertanya lagi
"Doyoung bangsat" GongMyung tidak mampu melanjutkan perkataannya. Tapi Seulgi mengerti maksud suaminya apa.
Seulgi bingung tidak tau harus apa. Ia kasihan pada Bora, bagaimana jika Bora memutuskan untuk mengakhiri hidupnya?
Seulgi menggelengkan kepalanya keras. Semoga saja Bora tidak senekat apa yang ia pikirkan...
☘☘☘
Sementara itu, Bora sedang menikmati semilir angin. Pemandangan sungai di depan matanya sungguh indah dengan pembatas pagar setinggi dadanya.
Suara kendaraan lalu lalang tidak menganggu indera pendengarannya.
Ya, kini ia sedang berada di jembatan jalan. Dibawahnya ada sebuah sungai yang sangat jernih namun hanya bisa Bora lihat dari atas.
Bora merentangkan tangannya, iseng ia sedikit naik karena ada tumpuan disana. Namun kegiatannya terganggu saat tiba-tiba ada seseorang menariknya menjauh dari tempatnya.
"Kau gila?" Marah orang itu, ia menggunakan bahasa Inggris
Bora menyerit, kenapa tiba-tiba orang itu mengatainya gila?.
"Meski ayah dari anak itu tidak mau bertanggung jawab. Kamu tidak boleh bunuh diri!" Omel orang itu masih memakai bahasa Inggris, Bora terkekeh.
"Kenapa kamu tertawa?" Orang itu bingung
"Siapa bilang aku akan bunuh diri?"
Orang itu mengerutkan keningnya. Lucu sekali. Bora tebak orang itu pasti seumuran atau paling tidak usianya tidak begitu jauh darimya.
"Lalu? Kamu sedang apa disini?" Orang itu bertanya balik
"Hanya menenangkan pikiran" Balas Bora
"Lalu? Kenapa sendirian? Suamimu dimana?" Tanya orang itu, Bora misuh tidak sopan sekali bertanya-tanya pada orang asing.
"Kepo sekali" Cicit Bora
Orang itu sedikit terpesona sebenarnya. Ibu hamil yang cantik sekali pikirnya tapi sedikit galak.
"Biarkan saja, ayo kuantar pulang. Sudah hampir malam, tidak baik di jalanan sendirian. Atau jangan-jangan kamu gelandangan?" Tebak orang itu
Bora yang kesal menghadiahinya dengan pukulan.
Orang itu baru pertama kali bertemu dengannya tapi sudah rese sekali.🐰
Hayoloh siapa tuh yang deketin Bora?????
KAMU SEDANG MEMBACA
☑PENGANTIN PENGGANTI-[Doyoung+GongMyung] Completed✔
FanfictionKarena kesalahan fatal yang dilakukan Gongmyung tepat satu minggu sebelum pernikahannya dengan sang kekasih, mau tidak mau Doyoung harus menggantikan sang kakak sebagai pengantin di pesta pernikahan untuk menjaga nama baik keluarga.