Sejeong tersenyum penuh saat mendengar kabar Bora yang belum juga sadar, sebenarnya ialah yang menyuruh seseorang menguntit Doyoung saat pria itu terbang ke Canada tiga minggu yang lalu.
Dan juga, kecelakaan yang dialami Bora adalah kecelakaan terencana.
Ya, semuanya ulah Sejeong. Sejeong melakukan semua itu hanya untuk kepuasan, melihat penolakan Doyoung beberapa waktu lalu membuatnya sakit hati.
Akhirnya ia kembali menggoda Daniel dan merencanakan kejahatan pada Bora dan itu berhasil. Berhasil membuat dunia Doyoung hancur.
"Senang sekali rasanya" Sejeong sambil meneguk whsiky nya.
"Tapi kurang seru, kenapa anaknya selamat ya?" Sejeong bergumam. Sebenarnya sasaran utamanya adalah baby strawberry, semuanya akan hancur sempurna jika mereka kehilangan bayinya.
☘☘☘
Mark berjalan lesu, performanya di kantor akhir-akhir ini menurun. Pikirannya melayang kemana-mana. Ia sedang berada dalam masalah ketika mencintai seseorang yang sudah bersuami :(
Mark mendudukan dirinya di ruangannya, merogoh ponselnya memperhatikan beberapa foto candid Bora yang iseng ia ambil.
Manis sekali pikir Mark
Kenapa Doyoung harus muncul lagi?Bukannya pria itu berselingkuh?
Lalu kenapa ia menyusul Bora ke Canada dan berlagak seolah ia yang paling terluka setelah melihat Bora kecelakaan?"Kamu malang, tapi aku menyedihkan" Mark bermonolog sambil masih memperhatikan foto Bora.
"Aku kayaknya gila deh tapi aku kok berharap pas bangun nanti kamu lebih milih sama aku dari pada balik sama suami buaya kamu itu" Mark masih bermonolog. "Tapi ada baby stawberry ya? Hm kalian berdua ada yang iket aku jadi susah buat menangin hati kamu" Mark lalu meletakkan ponselnya, melanjutkan pekerjaannya yang selama ini ia abaikan karena kebaperannya terhadap Bora.
☘☘☘
Doyoung sedang menimang-nimang sang buah hati. Sesekali ia bersenandung kecil, Kadang-kadang juga mengajak bayi kecilnya itu berinteraksi.
Matanya melirik kearah Bora yang masih terbaring dengan banyak alat yang terpasang pada tubuh dan wajahnya.
Kenapa istrinya itu betah sekali tidak membuka matanya?
Atensi Doyoung teralih saat pintu ruang rawat Bora terbuka, menampilkan sang kakak yang kini sudah berdiri di hadapannya.
GongMyung tidak mengeluarkan suara namun atensinya penuh pada sang keponakan.
"Lo egois banget" GongMyung berucap setelah terjadi hening yang cukup lama. Dahi Doyoung mengerut, tidak mengerti dengan perkataan kakaknya barusan.
Lalu pikirannya menerka. Kan beberapa saat lalu kakaknya sendiri yang memergoki dirinya sedang bercumbu mesra dengan Sejeong. Oh mengingat hal itu Doyoung menjadi muak pada dirinya sendiri. Sungguh perilaku yang tidak terpuji.
Doyoung tidak merespon perkataan GongMyung, ia hanya menunduk.
"Boyoung mukanya gadaa mirip-miripnya sama Bora. Semuanya mirip lo, ga asik" GongMyung kembali mengeluarkan suaranya.
Memang, jika dilihat wajah putri mereka tidak ada turunan dari Bora sama sekali. Keseluruhan wajah Boyoung adalah turunan dari Doyoung
"Tapi gue harap, sikapnya nurun dari Bora. Gue harap ponakan gue ini hatinya cantik kayak mamanya" GongMyung sambil mengelus pelan pipi mungil sang keponakan. Air matanya jatuh begitu saja. Pikirannya kembali membawanya dengan khayalan jika saja ia yang menjadi suami Bora, mungkin bayi itu adalah bayinya dengan Bora dan keadaan tidak akan serumit ini.
Doyoung paham, ketika melihat airmata dari sang kakak lolos begitu saja, ia tau separuh hatinya masih untuk Bora. Doyoung paham kakaknya itu belum sepenuhnya merelakan Bora untuknya, ditambah lagi kelakuan Doyoung yang sungguh mengecewakan, bermain api dibelakang Bora yang sudah rela mencintainya, mengesampingkan egonya yang sebenarnya masih ada sedikit harapan dihatinya untuk bersama GongMyung.
"Setelah dia sadar, gue mohon jangan pernah sakitin dia lagi. Dia berharga, bahkan gue tau selama disini Bora udah ada yang naksir tapi dia tetap setia sama lo. Meski tau lo udah main apa di belakangnya, dia tetap gamau nerima cowo itu karena ia tau dia masih istri sah lo" GongMyung menyeka air matanya, Doyoung masih diam enggan mengeluarkan suaranya namun menyimak dengan baik apa yang kakaknya itu sampaikan.
"Gue ga tau Taeil mau lanjutin rencananya apa enggak" Ucap GongMyung
"Rencana apa?" Akhirnya Doyoung buka suara
"Gue yakin lo gabakalan suka denger ini, tapi lo harus tau"
"Jangan bikin gue takut"
"Surat cerai kalian udah ada, tinggal lo sama Bora tanda tanganin. Taeil ga terima adiknya lo sakitin, dia mau kalian cerai" Perkataan GongMyung barusan seakan menampar keras Doyoung. Kenyataan pahit yang ia dengar sungguh membuat hatinya begitu sakit.
"Tapi gue gamau pisah. Lagian kasihan anak gue kalau gue sama Bora pisah" Tentang Doyoung
"Semua keputusan ada ditangan Bora, ketika ia sadar nanti lo ga punya kuasa untuk nolak, karena kesalahan lo fatal banget" GongMyung menepuk pundak adiknya dan berlalu. Ia menuju kearah Bora yang masih betah memejamkan matanya.
Sedang Doyoung kini mematung, ia baru tersadar ketika putri kecilnya menggerakan tangannya hingga mengenai wajah Doyoung.
"Papa akan perjuangin supaya keluarga kita tetap utuh" Tekad Doyoung. Ia tau dan sadar bahwa kesalahan sepenuhnya ada pada dirinya, tapi ia rasa ia juga masih pantas diberi kesempatan untuk memperbaiki semuanya. Demi putrinya dan demi cintanya pada Bora.
🐰
KAMU SEDANG MEMBACA
☑PENGANTIN PENGGANTI-[Doyoung+GongMyung] Completed✔
FanfictionKarena kesalahan fatal yang dilakukan Gongmyung tepat satu minggu sebelum pernikahannya dengan sang kekasih, mau tidak mau Doyoung harus menggantikan sang kakak sebagai pengantin di pesta pernikahan untuk menjaga nama baik keluarga.