■ 11 | At Cafè

351 53 2
                                    

Mencintai seseorang itu bukan pekerjaan mudah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mencintai seseorang itu bukan pekerjaan mudah. Apalagi jika mengalami cinta bertepuk sebelah tangan. Kamu harus menanggung rasa sakit itu 'sendirian'.

.
.
.

Happy Reading:)

ㅡㅡㅡㅡ

Author's POV

.
.
.

Doyoung baru saja kembali ke rumahnya setelah tidak sengaja menginap di apartemen Yuta karena mabuk. Doyoung harus mengambil beberapa dokumen dan juga laptopnya di kamar karena ia akan pergi mengerjakan skripsinya di cafè tempat biasa dirinya dan Jaehyun singgah jika sedang tidak ada kerjaan dan bosan.

Namun langkah kaki Doyoung terhenti saat melihat seorang wanita paruh baya berdiri di depan kamarnya seraya bersedekap dada menatapnya dengan tatapan seolah hendak menerkam mangsa. Doyoung langsung menunduk tidak berani menatap wanita yang merupakan Ibunya itu. Pasti Ibunya akan memarahi dirinya karena semalam tidak pulang kerumah.

"Lain kali pulang. Kasian Doyeon sendirian." ucap Dara dengan nada rendah yang membuat Doyoung terkejut mengetahui jika Ibunya tidak marah padanya.

"Bunda gak marah?!" tanya Doyoung dengan wajah shock-nya.

Dara menggeleng-gelengkan kepalanya dan menjawab, "Bunda gak marah. Mandi, gih, terus makan, tuh, Bunda buatin makanan kesukaan kamu."

Senyum Doyoung mengembang saat tahu jika Ibunya tidak marah padanya yang membuat Doyoung menghela nafas lega dan Ibunya langsung menyingkir dari depan kamar Putra-nya dan menyuruh Putra-nya itu untuk masuk ke dalam kamar.

Doyoung benar-benar senang karena Ibunya tidak marah padanya namun sekaligus heran, kenapa Ibunya tidak marah padahal Doyoung tahu jika Ibunya sangat tidak suka Doyoung menginap di tempat orang lain karena takut merepotkan. Tapi Doyoung langsung tidak mempermasalahkannya dan segera mandi sesuai perintah Ibunya. Doyoung sangat nurut pada Ibunya dan tidak pernah membantah atau membangkang sama sekali, apapun yang Ibunya katakan Doyoung akan selalu menurutinya.

Setelah Doyoung selesai mandi dan makan, ia langsung bersiap-siap pergi menuju cafè dengan membawa beberapa dokumennya dan juga laptop di tas ranselnya. Saat Doyoung hendak berpamitan pada Ibunya, Doyoung tidak melihat tanda-tanda akan kehadiran Ibunya yang membuat Doyoung pikir saat ini Ibunya sedang pergi keluar hingga membuat Doyoung pun pergi tanpa pamitan pada Ibunya.

Doyoung keluar dari rumahnya dan berjalan menuju cafè yang sebenarnya tidak jauh dari rumahnya, hanya beberapa meter saja makanya Doyoung senang sekali singgah di cafè itu dalam kurun waktu yang lama sampai cafè itu menjadi rumah kedua baginya mungkin.

Dandelion | Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang