■ 50 | Harusnya..

190 30 0
                                    

Hati tidak bisa di paksa untuk menyukai sesuatu yang tidak di sukai.

Lee Taemi

.

.
.

Happy Reading:)

ㅡㅡㅡㅡ

Taemi's POV

.
.
.

Setelah menempuh jarak yang lumayan jauh dan butuh waktu berjam-jam akhirnya aku dan Jennie sampai di sebuah pedesaan di daerah Daegu. Aku yakin pasti Yerin sedang ada di rumahnya mengingat ini sudah dini hari. Aku dan Jennie langsung turun dari mobil dan mencari keberadaan rumah Yerin dengan alamat yang Jennie dapat dari detektif sewaannya.

Tidak butuh waktu lama, kami berdua berhasil menemukan sebuah rumah kecil yang di duga sebagai tempat tinggal Yerin saat ini. Saat Jennie hendak mengetuk pintu pagarnya, kami dikejutkan dengan suara seorang gadis yang berada di dekat kami sehingga kami reflek menolehkan kepala kami ke belakang dan terkejut saat kami berdua melihat Yerin.

Yerin menatap aku dan Jennie dengan tatapan dingin, tatapan seolah dia tidak ingin melihatku ataupun Jennie.

"Pulang ke rumah kalian. Jangan pernah kembali lagi" titah Yerin dengan nada dingin lalu ia berjalan melaluiku dan Jennie lalu membuka pagarnya

Jennie langsung menahan tangannya saat Yerin hendak masuk ke dalam rumahnya yang membuat Yerin berusaha melepaskan tangan Jennie namun tenaga Jennie lebih besar dibanding Yerin.

"Lo pulang sama kita ke Seoul!" pinta Jennie dengan keras pada Yerin

"Biarin gue hidup tenang disini!" bentak Yerin yang membuat Jennie pun langsung terdiam saat itu juga.

Yerin menepis kasar tangan Jennie lalu meluruskan tubuhnya ke arahku dan memandangku dengan sinis dan dingin yang membuat aku reflek memundurkan langkahku untuk menjauh darinya. Yerin sangat menyeramkan, dia seperti bukan Yerin yang aku kenali. Matanya yang menunjukan kekosongannya, senyumannya yang terkesan sinis padaku.

Yerin, dia depresi?

Yerin berjalan mendekatiku sembari menatapku dingin yang membuat aku berjalan mundur dan perasaan berdebar muncul di dadaku. Tanganku bergetar saat Yerin terlihat begitu menyeramkan. Tremorku kembali lagi.

Aku terkejut setengah mati saat tiba-tiba Yerin menyerang dan mencekik leherku kencang dengan kedua tangannya yang membuat tanganku reflek berusaha menyingkirkan tangannya dari leherku dengan tanganku yang bergetar hebat itu. Yerin tampak menakutkan, dia terus berteriak padaku, aku sama sekali tidak bisa mendengarnya, aku sangat sulit bernafas, aku tidak bisa berpikir sama sekali. Aku hanya bisa melihat Yerin yang terus menatapku dengan tatapan penuh amarah dan mulutnya yang terus terbuka seolah dia sedang meneriaki aku saat ini. Tatapanku seolah kosong, aku sama sekali tidak bisa menggunakan tenagaku untuk menyingkirkan Yerin. Aku membiarkan Yerin melakukan ini padaku.

"TAEMI!! LEE TAEMI! SADAR! JUNG YERIN LEPASIN!!"

"YERIN!!!!"

"MATIIIIII!!!!!"

Aku tersenyum lega saat akhirnya aku bisa mendengar suara walaupun agak samar-samar. Aku juga bisa mendengar Yerin yang menyuruhku untuk mati. Yerin, kau sangat benci melihatku bersama Doyoung? Maaf, Yerin aku tidak bisa menuruti apa maumu. Hati tidak bisa di paksa untuk menyukai sesuatu yang tidak di sukai.

Dandelion | Kim Doyoung [END✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang