11 - Kantin

1.1K 79 0
                                    

"Heh heh heh, apa-apaan kalian gandengan tangan kayak gitu?" tegur Dwi ketika Gavin dan Jihan bergabung di meja mereka.

Gavin tersenyum. "Udah jadian downgggg!" serunya.

"Ibunya Ana pake bandana
PJnya mana?" Hanung menunjukkan telapak tangannya pada Gavin.

"PJ mulu lo!" cibir Gavin.

"Ya harus lah, Vin. PJ itu kan tandanya udah resmi dan mengakui," ucap Alan.

"Lagian ini harus dirayain kan? Belum pernah lho gue liat lo punya pacar, Vin," timpal Dwi.

"Tenang-tenang. Ntar malem gue traktir minum di club," ucap Gavin.

Jihan menatap Gavin yang duduk di sampingnya. Cewek itu melepas genggaman tangan Gavin.

"Apa minum-minum?" tanya Jihan terlihat tak suka.

"Rasain lo! Dimarahin kan sama si yayang," ucap Alan.

"Nggak, Han, nggak. Nggak jadi kok," ucap Gavin sambil nyengir. "Gue traktir permen milkita aja deh."

"Nggak usah minum-minum, nggak baik tahu!" omel Jihan.

"Iya sayang, nggak," ucap Gavin membuat pipi Jihan bersemu merah.

"Tenang, Han. Gue jagain si Gavin, kalo sampe dia ngelakuin hal-hal nggak bener atau sampe selingkuh, gue gantung dia di tiang bendera," ucap Hanung.

"Lo kira gue kambing yang abis di sembelih apa? Pake gantung-gantung segala! Hubungan Linggar sama Inez tuh, baru namanya gantung," ucap Gavin membawa-bawa Linggar yang diam sambil menikmati baksonya.

"Nggak usah bawa-bawa gue," ucap Linggar datar.

"Han Han! Panggil Fia sama Ambar ke sini dong," pinta Hanung.

"Pasti mau lo modusin ya?" tuduh Jihan.

"Nggak, paling cuma gue pantunin doang," ucap Hanung.

Jihan melambai-lambaikan tangannya ke arah Ambar dan Fia yang baru saja masuk ke kantin. "AMBAR! FIA!" panggilnya dengan berteriak.

Ambar dan Fia mendekat ke meja mereka. Karena kebetulan semua meja di kantin sudah penuh.

"Ikan hiu main kayang
Digigitin sama nyamuk
Hai sayang
Duduk samping abang yuk!"

"Sayang sayang matamu!" ketus Ambar. Ia duduk di sebelah Jihan.

"Jangan ketus-ketus gituh dwonggg!" ledek Hanung.

"Tambah cantik lo, Mbar, kalo marah-marah. Udah mirip sama anoa," ucap Dwi.

"Jadi gue dipanggil ke sini cuma buat diledekin?" tanya Ambar.

"Sensi amat sih, gue suka nih sama cewek modelan kayak lo," ucap Alan.

"Siapa sih cewek yang nggak lo suka, Lan? Semuanya lo jadiin gebetan," cibir Gavin.

"Pergi aja yuk, Mbar!" ajak Fia.

Jihan menahan lengan Ambar yang hendak bangkit, Fia juga tertahan. "Jangan, dong! Sini aja. Gue traktir makan deh, itung-itung PJ."

"PJ?!" tanya Ambar dan Fia bersamaan, kaget.

"Iya dong, gue sama Jihan kan udah jadian." Gavin merangkul Jihan.

"Bagus deh," ucap Ambar.

"Bagus? Bukannya lo gak suka kalo gue deket-deket Jihan?" tanya Gavin.

"Ya sekarang jadi suka aja," ucap Ambar. "Terserah si Jihan juga kan."

"Ahh Ambar, pengertian banget deh sama gue," ucap Jihan seraya memeluk Ambar.

"Lo nggak mau punya pacar juga, Fi? Sama gue nih, siap lahir batin jasmani rohaniahh," ucap Hanung.

GAVHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang