13 - Labrak

1K 74 0
                                    

"Gue udah sabar ya dari kemarin-kemarin, tapi lo malah makin nglunjak!!"

Dug

Punggung Jihan membentur dinding. Cewek itu meringis kesakitan sambil menutup matanya. Meskipun cantik dan terlihat anggun, Vivi merupakan badgirl yang kekuatan fisiknya bagus. Ia mengikuti kursus silat. Jihan jelas kalah dengan Vivi.

"Mau lo apa sih?!" bentak Jihan.

Jihan menatap Vivi yang berdiri di depannya. Di belakang Vivi ada lima orang cewek, mungkin anak buahnya. Tampilan mereka sama seperti Vivi. Seragam dikeluarkan, tidak memakai dasi, rok ketat, dan sepatunya tidak berwarna hitam. Jangan lupakan make up yang kelewat tebal.

"Lo tanya mau gue apa?!" tanya Vivi. Namun tidak seperti pertanyaan, lebih mirip ke bentakan. "GOBLOK LO! Gue itu suka sama Gavin dari dulu. Dan lo udah ngerebut dia dari gue!"

"Gavin bukan pacar lo kan? Jadi Gavin berhak dong pacaran sama siapa pun termasuk gue," ucap Jihan memberanikan diri untuk bicara.

Mata Vivi yang bersoftlens biru menatap Jihan dengan tajam. Ia melirik anak buah yang berdiri di belakangnya. Seakan mengerti dan peka dengan kode Vivi, dua anak buah Vivi memegangi tangan Jihan.

"LEPAS!" teriak Jihan sambil memberontak melepaskan diri.

"Lepas?" Vivi membeo teriakan Jihan dengan nada santai. "NGGAK AKAN!" teriaknya di depan wajah Jihan.

"Nggak usah teriak-teriak deh, percuma gak akan ada yang denger," ucap Gita yang melipat kedua tangannya di belakang tubuh Vivi. Cewek itu sedari tadi hanya menonton.

Benar kata Gita, tidak akan ada yang mendengar. Tadi ketika Jihan hendak ke kelas dari toilet, ia diseret oleh Vivi ke gudang sekolah yang letaknya paling belakang dan paling pojok di SMA Rajawali. Tempat itu sepi, bersebelahan dengan Laboratorium Bahasa yang sudah tidak terpakai.

Plakk

Kepala Jihan tertengok ke samping ketika tamparan keras mendarat di pipi kanannya. Vivi menamparnya.

"Itu buat lo yang udah pernah diboncengin sama Gavin," ucap Vivi.

Plakk

Vivi ganti menampar pipi kiri Jihan. Sudut bibirnya langsung berdarah.

"Itu buat lo yang udah pernah ke kantin bareng Gavin," ucap Vivi.

Vivi mengangkat tangannya, bersiap menampar pipi kanan Jihan lagi. Tangan cantik itu melayang di udara.

"Dan ini buat lo yang udah mau jadi pacarnya Gav--"

Ucapan Vivi terhenti ketika ada seseorang yang mencekal pergelangan tangannya. Vivi menoleh ke belakang dan terkejut melihat cowok yang berdiri di belakangnya.

"Gavin?" tanya Vivi kaget. Gavin datang bersama Linggar. Teman Gavin itu pasti melihat Vivi yang menyeret Jihan ke gudang belakang.

"Kurang ajar!" ucap Gavin penuh penekanan.

Gavin melemparkan tangan Vivi, menyentaknya kasar. Ditatapnya cewek yang sudah menyiksa Jihan dengan tajam.

"Sorry, Vin," lirih Vivi.

Dua cewek yang memegang lengan Jihan pun melepaskan cengkeramannya. Jihan berlari dan berhambur memeluk Gavin. Gavin membalas pelukan Jihan seraya mengelus pelan rambut Jihan.

"Kalo lo cowok, udah gue bunuh lo di sini!" ucap Gavin setelah melepas pelukannya dengan Jihan. "Gue makin benci sama lo, Vi!"

Vivi terdiam. Ia menatap Gavin dengan takut. Cowok itu benar-benar terlihat marah, terlihat jelas dari sorot matanya.

GAVHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang