32 - Apriva

641 49 0
                                    

Prang prang prangggg

"APRIVA!!"

"KELUAR LO BANGSAT!"

"BANCI!"

"KELUARR!!"

Gavin meneriaki Apriva dari gerbang rumah mewah itu. Ia melempari kaca rumah Apriva dengan batu hingga pecah. Para tetangga Apriva dan satpam komplek mulai mengerubunginya.

"Jangan gini, Vin," tegur Linggar.

"Gue nggak peduli!" ucap Gavin tegas.

"Biarin, Nggar. Gavin wajar kalo emosi," ucap Alan.

Pranggg

"BAJINGAN! KELUAR LO!!"

"Maaf, Mas. Ada apa ini?" tanya satpam komplek yang mendekati mereka.

"Apriva semalam hampir melecehkan teman kami, Pak. Kami tidak terima," ucap Dwi.

Tetangga-tetangga Apriva yang mendengar ucapan Dwi menjadi terkejut. Mereka menutup mulut untuk mengurangi keterkejutannya. Tak sedikit juga yang mulai berbisik-bisik.

"Tapi bukan begini caranya, Mas. Ini menganggu ketenangan kami semua," ucap satpam itu.

"Kalo nggak begini, si bajingan itu nggak bakal keluar rumah!" ucap Gavin enggan menyebut nama Apriva. "Banci emang!"

"Mas semua pergi dari sini, atau Saya akan panggilkan polisi," ancam satpam itu.

Linggar menarik baju belakang Gavin. "Udah, Vin. Kita pergi," ajaknya.

"Lagian semalem lo udah bikin Apriva babak belur juga," ucap Alan.

Gavin menyentak tangan Linggar di bajunya. Ia naik ke atas motor dan pergi dari situ. Teman-temannya juga mengikuti.

:::::

Jihan Cassalova:
Kalian bisa ke rumah gue nggak?

Zulfia Audreilla:
Bisa bisa.

Ambar Maulida N:
Bisa.
Mumpung malam Minggu, sekalian gue nginep ya.

Jihan Cassalova:
Boleh, nginep aja.
Lo juga, Fi.

Ambar Maulida N:
Lo udah sembuh, Han?

Jihan Cassalova:
Udah mendingan.

Zulfia Audreilla:
Jalan-jalan malam sekalian yuk!
Pake mobil gue.

Ambar Maulida N:
Boleh tuh, Fi.
@Jihan Cassalova lo pasti diizinin kalo perginya sama kita-kita.

Jihan Cassalova:
Sebenernya gue mau nyelidikin bokap gue.
Gue butuh bantuan kalian.

Ambar Maulida N:
Nyelidikin gimana?

Jihan Cassalova:
Bokap gue akhir-akhir ini sering pulang larut malam banget, nyokap gue juga sering nangis-nangis.
Gue curiga kalo bokap gue selingkuh.

Zulfia Audreilla:
Ayolah kita selidiki.

Ambar Maulida N:
Parah.

Zulfia Audreilla:
Gue jemput lo, Mbar.

Ambar Maulida N:
Oke

Jihan mematikan ponselnya. Ia merebahkan tubuh dan menatap ke langit-langit kamar. Jihan memang harus menyelidiki Ayahnya. Harus.

Jihan menyambar ponselnya yang tiba-tiba berbunyi.

GavinGantengUnyuUnyuuuuu

Ada sebuah nama alay yang tertera di ponsel itu. Nama itu Gavin sendiri yang menggantinya saat makan di restoran, waktu Gavin ulang tahun.

"Hallo, Jihan sayang."

"Jijik! Masa sama mantan sayang-sayangan."

Terdengar suara tawa di seberang sana. Suara tawa yang sangat Jihan suka.

"Kode nih. Kamu minta balikan kan?"

"Nggak! Siapa yang minta balikannnnn?"

"Aku yang minta. Balikan yuk! Yuk! Yuk! Yuk!"

"Nggak romantis. Masa minta balikan di telepon sih."

"Aku otw ke rumah kamu sekrang."

"JANGANNNNN!!!"

"Haha! Nggak, Han. Takut amat."

Tok tok tok

"Bentar, Bunda ngetuk kamarku."

Jihan beranjak dari ranjangnya. Ia meletakkan ponsel di atas kasur dan berjalan mendekati pintu.

"Ada bunga buat kamu," ucap Fitri.

Jihan menerima buket bunga mawar putih dari tangan Fitri. "Makasih, Bun."

Fitri berlalu dari hadapan Jihan. Ia tahu, mata Bundanya sembab seperti biasa. Sebentar lagi, Jihan akan tahu alasan Bundanya menangis.

Jihan membawa bunga itu masuk ke dalam kamar.

"Udah dapet bunganya?"

Jihan menempelkan ponsel yang masih menyambungkan teleponnya dengan Gavin.

"Udah nih. Dari kamu?"

"Iya dong. Baca notesnya coba."

Jihan mengambil kertas hijau yang terselip di bunga mawar putih itu.

"Aku masih sayang kamu. So, please, can we start over?"

"Mau kan, Han? Balikan sama aku."

"Tulisan siapa nih?"

Jihan mengalihkan topik. Memilih untuk membahas tulisan di notes itu.

"Tulisannya Linggar."

"Pantes rapi, nggak kayak ceker ayam."

"Mau nggak balikan sama aku, Han? Mau kan? Kan? Kan?"

"Kok tulisannya Gavin PA? Haha. Pea!"

"Jangan ngalihin topik deh."

"Iya iya."

"Mau?"

"Mau apa?"

"Jihan kok ngeselin?"

Jihan tertawa karena Gavin mulai kesal.

"Mau."

"Serius??"

"Hm."

"Kok hm doang sih?"

"Iya Gavin Prawira Artajasaaaaaaaaaa! Jihan Cassalova yang cantik ini mau balikan sama kamu."

"Makasihhhhhh!"

Suara Gavin di seberang sana terdengar senang.

"Udah dulu ya, Vin. Ada Ambar sama Fia nih, mau nginep di rumah aku."

"Mau dong ikut nginep di rumah kamu."

"Ganti kelamin dulu, baru boleh."

"Oke, dah sayang! Muah muah muahhh!"

"Kalo alay, nggak jadi balikan."

"Nggak deh, nggak alay kok. Cuma lebay."

"Gav--"

Tut.

:::::

GAVHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang