29 - Tawuran

683 54 1
                                    

"Sakitnya tuh di sini, di dalam hatiku ...
Sakitnya tuh di sini, melihat kau selingkuh ...
Sakitnya tuh di sini, pas kena hatiku ...
Sakitnya tuh di sini, kau menduakan aku ..." nyanyi Hanung dengan tubuhnya yang tidak bisa diam.

"Sakitttt sakittttt sakitnya tuh di sini," sambung Dwi dan Alan bersamaan. Mereka meletakkan tangan di dada sambil disodor-sodorkan pada Gavin.

"BERISIK!" bentak Gavin.

"Makanya Bos, jangan diputusin!" ucap Alan.

"Sakit kan liat Jihan jalan sama Wildan," cibir Hanung. "Liat nih, diliattt!"

Gavin menyingkirkan tangan Hanung dari hadapannya. Hanung sengaja menampilkan layar ponsel yang menunjukkan instastory Wildan. Ia tengah menghabiskan malam berdua dengan Jihan di pasar malam.

"Ajak balikan lah, keburu sama Wildan tuh," suruh Dwi.

"Jangan. Jihan nggak pantes buat cowok brengsek kayak Gavin," ucap Linggar pedas.

"Uhhh pedes!" ucap Hanung meniru gaya bicara sambel indofut.

"Bodo bodo bodo! Gue mau tidur aja!" ucap Gavin. Ia tiduran di bangku panjang yang ada di WBY itu.

"Bocah aneh," cibir Alan.

"Yang mutusin siapa, yang galau siapa," tambah Dwi.

:::::

"Berangkat dulu ya, Bun," pamit Jihan pada Fitri. Kalau Arwan sudah berangkat duluan. Lelaki itu kini jarang berada di rumah.

"Iya, hati-hati," ucap Fitri.

Jihan mengangguk singkat. Ia keluar rumah dan mendapati seseorang yang duduk di atas motornya. Jihan mengamati dari jauh, ia kenal betul siapa orang itu.

"Gav," panggil Jihan.

Gavin menoleh ke arah Jihan dan tersenyum kikuk.

"Kamu ngapain?" tanya Jihan.

Gavin menggaruk tengkuknya yang tidak gatal. "Nggak ngapa-ngapain. Kebetulan aja tadi lewat," jawabnya.

Jihan hanya memicingkan matanya. Kebetulan lewat? Bukannya rumah Nenek Gavin bertolak arah dengan rumah Jihan?

"Ya udah, aku jalan dulu," ucap Gavin.

Gavin menghidupkan mesin motornya. Cowok itu menarik gas dan pergi dari hadapan Jihan. Aneh? Iya.

"Kirain jemput gue buat ke sekolah bareng," ucap Jihan.

Zulfia Audreilla:
Tunggu di rumah, gue jemput sama Ambar.

Jihan membaca sederet pesan dari Fia, lalu mengetikkan balasan singkat.

Jihan Cassalova:
Oke.

Tak lama kemudian, mobil Fia sampai di depan rumah Jihan. Jihan segera naik ke kursi penumpang belakang. Sedangkan Ambar dan Fia ada di depan.

"Cepet amat," ucap Jihan seraya mencari posisi duduk yang nyaman.

"Kan tadi udah deket," ucap Fia.

Mobil warna pink Fia mulai melaju menuju ke sekolah. Jalanan sudah cukup ramai saat ini.

"Lo semalem jalan sama Wildan?" tanya Ambar.

Jihan menggigit bibir bawahnya. Ambar pasti marah.

"Iya," jawab Jihan jujur. "Maaf ya, Mbar. Gue sebenernya nggak mau tap--"

"Nggak pa-pa," ucap Ambar cepat. "Gue juga udah nggak suka sama tuh orang. Gue udah punya gebetan baru."

"Iya tuh si Ambar. Berani-beraninya jadiin Fero sebagai gebetan," ucap Fia.

GAVHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang