30 - Apriva Jahat

690 52 0
                                    

Apriva Danendra

Jihan melirik layar ponselnya yang berbunyi. Ia melirik jam dinding di atas pintu kamar, jam belajar sudah habis. Berarti ia boleh untuk bermain ponsel. Lalu, Jihan segera menekan tombol hijau.

"Hallo, Han."

"Iya. Ada apa?"

Jihan menutup buku-bukunya sembari menempelkan ponsel di telinganya.

"Belajar bareng yuk! Aku mau minta ajarin matematika yang tentang lingkaran sama kamu."

Jihan terdiam sebentar. Ia memikirkan ajakan Apriva. Matematika tentang lingkaran? Bukankah itu gampang?

"Udah malem, besok aja ya."

"Please, Han. PR gue banyak banget nih, dikumpulin besok."

Jihan berpikir lagi. Tepatnya memikirkan alasan yang tepat untuk menolak Apriva.

"Han?"

"Nggak bisa, besok aja ya. Pagi-pagi deh gue ke kelas lo."

"Please, Han. Gue mohon ... gue ke rumah lo deh sekarang."

"Jangan."

"Terus gimana dong? Gue mohon, Han. Ini masalah nilai nih."

"Ketemu di cafe deket rumah gue. Cepet ya, udah malem soalnya."

"Beneran? Thanks ya, gue langsung otw."

"Iya."

"See you."

Tut.

Jihan memasukkan beberapa buku tebal yang memuat rumus-rumus matematika ke dalam tas. Kemudian ia mengganti baju dengan rok selutut dan kemeja warna pink.

"Mau kemana?" tanya Fitri.

"Mau belajar bareng sama temen, Bun. Di cafe deket sini," jawab Jihan.

"Ya udah, hati-hati," ucap Fitri.

"Ayah mana?" tanya Jihan.

"Belum pulang," jawab Fitri.

Jihan mencium punggung tangan Fitri. Ia melihat mata Bundanya merah, seperti habis menangis.

"Bunda nangis lagi?"

Fitri menggeleng. "Nggak. Udah sana, nanti teman kamu nungguin."

Jihan keluar dari rumah. Cafenya dekat sekali, jadi ia hanya perlu jalan kaki. Sampai di sana, ia menunggu Apriva yang pastinya belum sampai.

Jihan memainkan ponselnya sembari menunggu Apriva. Membuka-buka instagram. Jemarinya ingin stalking intagram Gavin. Di sana, ada foto Gavin yang tengah mencium Jihan. Saat di halaman belakang rumah nenek Gavin. Di sana juga ada foto Gavin dan Jihan saat merayakan ulang tahun Gavin yang ke delapan belas.

"Udah lama?"

Jihan meninggalkan instagram dan mematikan ponselnya saat Apriva duduk di seberang mejanya.

"Lumayan," jawab Jihan.

Jihan mengamati Apriva. Cowok itu tidak membawa tas atau pun buku. Padahal, katanya mau minta diajarin matematika.

"Lo kok nggak bawa buku?" tanya Jihan heran.

Apriva menunjukkan cengirannya. "Sebenernya itu cuma alasan doang, Han. Gue pengin aja ketemu sama lo."

'Alasan doang? Dia nggak tahu berharganya waktu gue? Kalo gini, mending rebahan di rumah sambil stalking ig mantan,' batin Jihan kesal.

"Lo nggak marah kan?" tanya Apriva.

GAVHAN (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang